bab 15

68 4 1
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu semuanya

Ketemu lagi nih sama aku di bab ini. Gimana bab sebelumnya seru gak semuanya? Seru lah ya. Gak tau kenapa ini mood nulis aku lagi baik sekarang. Kalo misal ada yang taypo mohon maaf ya

Selamat membaca

***

Kini Gus Aidan sudah sampai di rumah, dan dia langsung mencari keberadaan sang istri. Dia cari di kamar, di dapur, halaman belakang. Namun nihil Hira tak kunjung di temukan. Namun ada satu ruangan yang belum Gus Aidan cek. Yaitu kamar tamu, kini Gus Aidan sudah melangkah ke kamar tamu. Namun saat ingin membuka pintu, pintu itu sepertinya di kunci dari dalam.

" Hayati, kamu ada di dalam? Jawab dong sayang " ucap Gus Aidan dari luar sambil mengetuk pintu

" Sayang, ini mas. Ayo buka pintunya. Mas mau jelasin semuanya, ini cuma salah paham sayang " namun tidak ada sahutan dari dalam, haya ada suara Isak tangis saja

Itu membuat Gus Aidan sangat frustasi dibuatnya. Kemudian Gus Aidan pergi ke ruang tamu lalai mengambil kunci cadangan. Namun nihil, kunci itu tidak ada.

" Astagfirullah, kemana kunci cadangan itu? " Ucap Gus Aidan sambil menarik rambutnya

Alhasil, gua Aidan harus menunggu sang istri keluar sendiri dari kamar itu. Namun sudah hampir 2 jam, Hira tak kunjung juga keluar. Gus Aidan sudah mulai panik sendiri, takut terjadi sesuatu kepada sang istri.

" Sayang, kamu buka pintunya. Atau mau mas dobrak " ucap Gus Aidan

Tak lama kemudian pintu pun terbuka, menampakkan menampakkan sosok Hira yang sangat kacau. Mata yang sembab, dan kerudung yang berantakan. Serta wajah yang basah karena air mata. Gus Aidan yang melihat itu pun merasa hatinya seperti di sayat pisau tajam.

" Sayang, kita bicarakan masalah tadi dengan baik-baik ya. Karena semua itu hanya salah paham " ucap Gus Aidan dengan sangat lembut. Namun hanya mendapatkan jawaban  gelengan kepala dari Hira " kenapa gak mau? Biar masalah ini cepet selesai sayang. Karena di Masalah ini semuanya gak benar. Ini salah padam " lanjut Gus Aidan

" Hiks salah paham Gus? Hahahah Iyah cuma salah paham hiks. Salah paham ya sampai pelukan lagi. Ternyata bener ya, hiks laki-laki itu gak ada yang setia hiks " ucap Hira dengan air mata yang terus menetes

" Sayang itu cuma salah paham. Kamu percaya kan sama mas? Itu sebenernya gak pelukan sayang " ucap Gus Aidan berusaha menjelaskan

" Ok, kalo memang itu cuma salah paham hiks. Ak-u mau Gus pecat wanita itu. Kalo memang itu cuma salah paham hiks, dan kalian gak ada hubungan apa-apa " ucap Hira

" Gak bisa gitu dong sayang, mas gak bisa membawa masalah pribadi ke pekerjaan mas. Itu namanya gak profesional " terang Gus Aidan

" Ok, Gus ok. Kalo gitu anter Hira ke rumah umi sekarang " ucap Hira dengan nada yang lemah

" Sayang...kok kamu minta anter ke rumah umi sih. Sekarang ini rumah kamu sayang. Mas gak mau anter kamu ke rumah umi " ucap Gus Aidan dengan terkejut

" Terus mau Gus apa hah!! Gus udah pelukan sama wanita lain, dan sekarang Hira minta dia di pecat. Terus gau gak mau, terus mau Gus apa Gus!!! " Ucap Hira dengan marah, sepertinya emosi Hira sudah mulai tidak terkontrol

" Sayang tenang dulu, mas gak bermaksud sayang " ucap Gus Aidan, sepertinya sekarang Gus Aidan sudah tidak bisa berpikir lagi

" Terus apa Gus? Hira capek tau gak Gus. Hira pengen pulang aja " ucap Hira dengan nada yang sangat lirih

" Sayang gak boleh ngomong gitu. Ok kamu mau mas pecat dia kan, biar kamu percaya? Ok mas akan pecat dia. Tapi kamu harus tetap di sini, selalu ada di samping mas. Jangan pergi kemana-mana " ucap Gus Aidan dengan wajah sedih ya. Kemudian Gus Aidan mengambil handphone ya yang ada di saku celananya. Dan menelfon Hamzah.

" assalamualaikum Hamzah "

" Waalaikumsalam pak Aidan, ada apa? Apa bapak ibu sudah berbaikan? "

" Seperti ya sebentar lagi. Saya mau minta tolong sama kamu kamu Hamzah. Tolong kasih surat atas di pecat ya Alana sekarang juga. Kalo perlu kamu vidio diam-diam dan kasih vidio ya ke saya "

" Baik pak, tapi kenapa harus di vidio? Bapak tidak percaya sama saya? "

" Vidio itu sebagai bukti nanti, kalo saya sudah memecat Alana dari perusahaan "

" Emang mau di tunjukkan ke siapa pak? Kok pakek bukti segala? "

" Istri saya "

" Oh gitu ya pak. Baik kalo gitu saya akan buat suratnya, dan akan merekam ya nanti "

" Baik terimakasih Hamzah, assalamualaikum "

" Sama-sama pak, waalaikumsalam "

Kemudian Gus Aidan menatap sang istri, yang kini menatap ke arah lain.
Nampak sangat imut sekali sekali.

" Udah denger kan barusan? Mas udah pecat alana. Jadi kamu mau maafin mas? Mau baikan kan sama mas? Kamu percaya kan sekarang sama mas, kalo mas gak ada hubungan apa-apa sama wanita lain " ucap Gus Aidan sambil membelai pipi sang istri, namun hal itu di tepis oleh Hira

" Jangan Pegang-pegang, awas Hira mau kedapur " ucap Hira sedikit ketus

" Kok ngambek sih sayangnya mas " ucap Gus Aidan

Namun Hira malah nyelonong saja, tanpa menggubris omongan sang suami. Melihat itu Gus Aidan pun menyusul ke dapur. Dan memeluk sang istri dari belakang. Sedangkan Hira hampir tersedak, saat Gus Aidan tiba-tiba memeluknya dari belakang.

" Ih awas Gus, jangan peluk-peluk! Lepas gak Gus. Ihh " ucap Hira dengan kesal

" Kok masih ngambek sih sayang. Udah ya jangan kayak gini lagi. Kan mas udah turutin tuh, buat pecat alana. Kok kamu masih kayak gini sih ke mas " ucap Gus Aidan sambil mengeratkan pelukannya

" Ihh lepas Gus " ucap Hira dengan kesal

" Ok mas lepas, tapi jangan ngambek lagi " ucap Gus Aidan

" Tapi ada sarat ya " ucap Hira

" Apa? Pasti mas akan penuhi syarat ya " ucap Gus Aidan dengan senyum mengembang

" Gus gak boleh ke kantor selama satu Minggu. Gimana? Mau gak? " Ucap Hira dengan senyum remehnya.

Ya kali Gus Aidan gak pergi ke kantor selama seminggu. Apa jadinya tuh kantor. Batin Hira

" Ok, mas setuju. Selama satu Minggu ke depan, mas gak akan ke kantor. Mas bakalan sama kamu terus " ucap Gus Aidan dengan wajah berseri. Sepertinya Gus Aidan malah kesenangan.

***

Baik semuanya, bab ya cukup sampai di sini dulu ya. Gak tau kenapa nih aku pengen abdet malem-malem. Biasanya aku abdet siang kan ya? Gak ada niat sih sebenernya. Cuma gak bisa tidur gitu, mikirin cerita ini belum abdet. Dan pengen banget gitu abdet cerita ini.

Jangan lupa vote dan komen ya semuanya. Kasih tau temen, keluarga, dan sahabat kalian tentang novel ini ya. Biar mereka ikut baca juga. Sampai bertemu di bab selanjutnya

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatu 👋

mas lauhul Mahfudzku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang