bab 6

131 3 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu semuanya

Ketemu lagi nih sama aku di bab ini gimana bab sebelumnya seru gak semuanya? Semoga kalian suka ya sama cerita aku

Selamat membaca

***

Kini terlihat Gus aidan sedang sibuk dengan berkas-berkas yang ada di depannya. Ya Gus Aidan bukan hanya seorang Gus tapi dia juga seorang seo di perusahaan ternama. Namun dia tidak fokus dengan pekerjaannya, bagaimana tidak dia teringat dengan Hira. Entah kenapa dia jadi seperti ini. Gus Aidan pun memutuskan untuk solat duhur terlebih dahulu karena azan sudah berkumandang.

Setelah selesai solat, Gus Aidan memanjatkan doa tentang perasaan ya sekarang. Sungguh dia sangat dilema dengan hal itu. Apalagi dia takut dosanya berlarut-larut. " ye Allah, rasa apa ini? Hamba belum pernah merasakan hal seperti ini. Apa yang harus hamba lakukan ye Allah, hamba tidak ingin terus melakukan dosa dengan dia selalu muncul di pikiran hamba. Hamba mohon petunjuk ye Allah, bantu hamba " Gus Aidan terus saja memanjatkan doa dan dia memutuskan untuk pulang dan membicarakannya dengan kyai Asad.

" Hamzah tolong kamu hendel dulu perusahaan, karena saya akan pulang sekarang " perintah Gus Aidan

Dia adalah Ashraf Hamzah Zaki asisten pribadi dari Gus Aidan " baik pak " jawab Hamzah

Kini Gus Aidan turun ke bawah dan menuju parkiran di mana mobilnya berada. Di sepanjang perjalanan Gus Aidan terus memikirkan apa yang akan di katakan kepada sang abu ya. Dia bingung sekarang bahkan dia tidak tau perasaan apa yang sedang dia alami. Sesampainya di pesantren dia pergi ke gazebo di belakang rumahnya, biasanya di jam segini abu ya berada di sana.

" assalamualaikum abu " sapa Gus Aidan DNA langsung menyalimi tangan kyai Asad

" waalaikumsalam, tumben dan jam segini sudah balik. Apa ada Maslaah di kantor? Atau bagaimana " tanya kyai Asad

" sebenernya tadi pas di kantor aidan tidak fokus abu, tidak tau kenapa semenjak pulang dari vila wanita itu selalu muncul di pikiran Aidan abu. Aidan tidak mau terus melakukan dia dengan dia selalu muncul di pikiran aidan abu " terang aidan

" apa yang kamu maksud itu Hira? Putrinya Emran? " tanya kyai Asad

Gus aidan haya mengangguk sebagai jawaban. Dan kiyai Asad dia tersenyum bagaimana tidak, dia sebenarnya ada rencana untuk menjodohkan mereka. Tapi lihat sekarang malah putranya memiliki perasaan terhadap wanita itu.

" baik kalo memang begitu, nanti malam kita akan kerumah Emran untuk meminang Hira. Apa kamu siapa aidan? " tanya kyai Asad

Dan lagi-lagi gua aidan haya mengangguk sebagai jawaban. Lalu berpamitan untuk keluar membeli sesuatu. Ya Gus aidan akan membeli cincin, untuk nanti malam. Siapa tau kan nanti lamarannya akan di terima. Sedangkan di kediaman Abi Emran nampak Hira sedang membuat kue bolu coklat lumer. Ya Hira memang pintar memasak.

" Abang! Coba kesini, cicipin bolu buatan adek " panggil Hira

Dan bang Arkan langsung pergi ke dapur saat mendengar suara adik tercinta. " udah jadi dek bolunya? " tanya bang Arkan

" udah dong bang, coba Abang cicip enak enggak " ucap Hira

Kemudian bang Arkan mengambil satu potong bolu yang baru selesai di oven itu. " gimana bang enak? " tanya Hira

" iya dek enak banget emang ya adik Abang yang satu ini emang pinter sekali memasak " jawab bang Arkan sambil mengelus kepala adiknya yang tertutup kerudung

" Alhamdulillah kalo gitu, Hira bakal simpen sebagian buat nanti malem. Kan lumayan bisa jadi temen gopi " ucap Hira

" terserah kamu deh dek Abang mau ke atas dulu " pamit bang Arkan

Setelah selesai menyimpan kue bolu, di toples dan di taruh di lemari yang ada di dapur. Hira pun kembali ke kamarnya dan ya dia haya rebahan saja. Mau muroja'ah sudah tadi pas selesai solat duhur jadi dia memilih untuk memakai pacar kuku, entah kenapa dia ingin mengunakannya. Setalah selesai dengan itu, Hira memutuskan untuk mandi. Dan ya sekarang sudah memasuki waktu asar jadi setelah mandi Hira melaksanakan solat asar dan ziyadah hafalan ya. Saat tengah asih ziyadah hafalan tiba-tiba pintu ada yang mengetuk.

Tok

Tok

Tok

" Hira buka pintunya " ucap umi Zahra

" iya sebentar umi " Hira pun menaruh mushaf ya dan membuka pintu kamarnya

Ceklek

" iya umi ada apa? " tanya Hira

" kamu siap-siap dandan yang cantik soalnya ada tamu yang mau kesini " ucap umi Zahra

" heh siapa sih umi, umi kan tau Hira males dandan lagian ngapain juga Hira dandan. Kan gak ada yang liat umi " jawab Hira

" udah kamu ikut apa kata umi aja Hira. Oh iya apa brownis buatan kamu masih ada? " tanya umi Zahra

" masih kok umi, ada di lemari dapur" Jawab Hira

" ya udah kalo gitu cepet siap-siap " ucap umi Zahra dan meninggalkan kamar Hira

Sedangkan di tempat lain Gus Aidan sedangkan mempersiapkan diri untuk pergi ke rumah Hira. Bagaimana tidak ini mendadak menurutnya. Tapi ok lah dari pada melakukan dosa terus menerus ya Gus🤭

Kemudian Gus aidan turun ke bawah di mana semua keluarga ya sudah menunggu. " Gimana kamu sudah siap nak " tanya Uma Rumi

" sudah Uma " jawab Gus Aidan

" ya udah sekarang kita berangkat, biar pulangnya dari sana belum masuk waktu magrib " ucap kyai Asad

Dan mereka pun berangkat ke rumah Hira ya tentunya untuk meminang Hira. Dan Hira tidak tau akan hal ini.
Sesampainya dia sana mereka pun mengetuk pintu rumah dan langsung di sambut oleh Abi Emran tentunya.

" kalian sudah sampai ayo masuk " ajak Abi Emran

Dan mereka pun langsung masuk kedalam rumah. Dan umi Zahra langsung memanggil sang putri  untuk turun ke bawah menemui mereka. Sesampainya di bawah Hira duduk di dekat sang Abi dan Abi Emran pun menyuruh mereka mengatakan maksud kedatangan mereka.

" jadi kedatangan kami kesini untuk meminang nak Hira untuk putra pertama kami yaitu aidan " terang kyai Asad

Hira dia terkejut apa dia tidak salah dengar barusan? Astaga apa ini? Kenapa Hira bisa terjebak di situasi seperti ini?

" apa saya tidak salah dengar kyai? " tanya Hira

" tidak nak kamu tidak salah dengar " terang kyai Asad

" saya ingin bertanya sesuatu terhadap Gus Aidan apa itu boleh? " tanya Hira

" tentu saja silahkan" ucap kyai Asad

" kenapa sampeyan memilih saya sebagai calon istri sampeyan? Sedangkan di luar sana banyak yang lebih sempurna dan ilmunya agamanya lebih luas, dan keluarga kyai. Sedangkan saya bukan. Bukankah ada yang bilang seperti ini? Seorang santri hanya untuk santriwati dan seorang Gus hanya untuk seorang Ning "

" Karena "

***

Baik semuanya bab ya cukup hanya sampai Disini aja ya. Jangan lupa vote dan komen ya. Selamat bertemu di bab selanjutnya

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatu 👋

mas lauhul Mahfudzku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang