bab 13

81 2 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu semuanya

Ketemu lagi nih sama aku di bab ini. Gimana bab sebelumnya seru gak? Seru lah ya, kalo misal nanti ada yang taypo, mohon maaf ya

Selamat membaca semuanya

***

" Hayati, masih ngambek? " Tanya Gus Aidan

" Udah diem Gus! Hira lagi mau sendiri, Gus lebih baik keluar dulu " jawab Hira

Kemudian gus Aidan pun keluar dari kamar. Dia tau betul mood sang istri sedang buruk. Dan itu semua karena dirinya. Di tambah Hira sedang datang bulan jadi dabel deh. Gus Aidan memutuskan untuk membaca buku, sambil menunggu sang istri yang bedmood. Tak lama kemudian Hira turun dari kamar dan menuju Gus Aidan, dia duduk di dekat Gus Aidan dan memeluknya.

" Udah gak marah lagi hayati? " Tanya Gus Aidan, dan hanya di jawab anggukan oleh Hira " kenapa hmm? Perutnya masih sakit? Atau pusing? " Tanya Gus Aidan

" Hiks hi-ra "

" Hey kenapa nagis Humaira? Kenapa? " Tanya Gus Aidan panik

" Hiks hi-ra min-ta maa-f Gus, kalo ta-di Hira ninggiin nada bicara hi-ra. Hira gak bermaksud " ucap Hira menagis sesegukan

" Hey sayang udah jangan nagis. Mas gak marah kok beneran. Kamu kayak gitu tadi karena kamu lagi datang bulan, dan salah mas juga. Tadi Jailin kamu. Udah ya jangan nagis lagi " terang Gus Aidan

" Tapi gu-s maafin hi-ra kan hiks " ucap hira

" Iya mas maafin. Udah ya jangan nagis. Sini tidur di pangkuan mas, mas solawatin ya "

" Iya "

Gus Aidan pun mulai bersalawat, suara yang sangat merdu. Membuat siapa yang mendengarnya akan terpikat.

Ikroman lithohaa dilluni 'alaih
Ikroman lithohaa dilluni 'alaih

Dilluni dilluni
Dilluni 'alaih
Ikroman lithohaa dilluni 'alaih
Ikroman lithohaa dilluni 'alaih
Dilluni dilluni 'alaih...

Mahbuubii tawaaro fi khujbil jamaal
Wa'anni tasaamaa wa'arkhoddalaal
Mahbuubii tawaaro fi khujbil jamaal
Wa'anni tasaamaa wa'arkhoddalaal

Kini Gus Aidan sudah selesai solawat dia menatap istrinya sambil mengelus puncak kepalanya. " Kamu cantik banget sih sayang " ucap Gus Aidan

" Apa sih Gus " sargah Hira

" Ih beneran sayanggg, kamu itu cantik banget " terrang Gus Aidan

" Oh jadiii Gus nikahin Hira karena itu iya! "

" Eh enggak sayang. Bukan karena itu"

" Terus karena apa? "

" Mas nikahin kamu itu, karena mas jatuh cinta saat pertama kali melihat kamu. Apalagi kamu itu dengan mudah bisa mengambil hati Uma. Asal kamu tau, Uma itu susah banget buat di ambil perhatiannya dan di buat nyaman "

" Masak sih, perasaan enggak tuh "

" Ihh beneran sayang "

" Iya deh. Gus, Gus tau buat seblak gak? "

" Iya tau kenapa emang? "

" Bikinin dong Gus, Hira pengen nih "

" Kalo beli aja gimana hayati? "

" Gak hira maunya Gus yang buat "

" Kamu ngidam ya? "

" Gak tau, pengen aja gitu Gus "

" Jangan-jangan kamu hamil? Ada dedek di sini "

" Ih Gus!, gimana Hira bisa hamil cobak. Anu aja "

" Anu apa hmm? " Ucap Gus Aidan sambil mengangkat satu alisnya

" Udah ah Gus, cepet buatin Gus "

" Iya-iya, bentar mas buatin kamu tunggu di sini ok "

Kemudian Gus Aidan pergi ke dapur, untuk membuat seblak. Untung saja semua bahan-bahan ada di kulkas. Jadi Gus Aidan tidak usah belanja. Dengan telaten Gus meracik bumbu seblak dan memasukkan semua bahan ke dalam panci. Setelah selesai Gus Aidan menaruhnya di mangkok dan membawa ke ruang tamu di mana sang istri berada.

" Sayang, seblak ya udah jadi "

" Maa syaa Allah, baunya enak banget Gus. Jadi gak sabar deh "

" Jangan terlalu berharap, takutnya tasnya tidak sesuai ekspektasi "

" Kok Gus ngomong gitu sih, pasti enak Gus " ucap Hira sambil menyuapkan seblak ke mulutnya " Gus seblaknya enak banget. Besok masakin lagi ya Gus. Tapi lebih pedes lagi, ini kurang pedes. Malah gak pedes menurut Hira "

" Ini cabe ya sepuluh loh sayang. Masak gak pedes sih " tanya Gus Aidan bingung

" Masak sih Gus? Kok gak pedes sih " tanya Hira tidak percaya " buka mulutnya Gus, Hira suapi. Aaaaa " ucap Hira

Gus Aidan pun dengan senang hati membuka mulutnya, menerima suapan dari istri tercinta.

" Enakan Gus? Ya pasti enak masakan sendiri " ujar Hira

" Enak sayang, malah enak banget. Karena di suapin orang yang tersayang " ucap Gus Aidan

" Bisa aja Gus "

" Mau lagi? "

" Enggak, kamu makan aja. Habisin "

Hira pun memakan seblak buatan sang suami dengan sangat lahap. Tentunya sambil menonton kartun favorit ya. Tak terasa seblak yang Hira makan sudah habis. Dia pun membereskan mangkok yang dia gunakan tadi ke dapur. Setelah selesai, Hira duduk di dekat Gus Aidan sambil menonton kartun.

" Sayang " panggil Gus Aidan

" Iya Gus kenapa? " Jawab Hira

" Pernikahan kita udah hampir 2 bulan sayang " ucap Gus Aidan

" Iya Gus, gak kerasa ya. Ternyata pernikahan gak seburuk itu. Makasih ya Gus udah mau ngertiin Hira selama ini, dan...Hira minta maaf kalo sampai sekarang Gus belum mendapatkan hak Gus " ucap Hira dengan tatapan sendunya

" Gak papa sayang, mas ngerti kok. Kamu pasti butuh waktu, untuk menyerahkan ya. Selama ini kamu sudah menjaganya dengan baik. Pasti untuk menyerahkannya itu sangat berat. Udah jangan sedih lagi, emang kalo misal mas mau minta hak mas sekarang kamu mau ngasih? " Tanya Gus Aidan

" Tapi kan, Hira datang bulan Gus " jawab Hira dengan polosnya

" Berarti nanti kalo  gak datang bulan. Kalo mas minta hak mas, boleh? " Tanya Gus Aidan dengan tatapan menggoda

" Eeee ga-k gitu ju-ga Gus " jawab Hira dengan raut wajah takut

" Bercanda sayang. Tapi kalo misal mas minta kamu bakal kasih? " Ucap Gus Aidan

" Insya Allah Hira bakal kasih. Kalo Hira tolak kasian Gus ya " jawab Hira

Kini mereka berpelukan, sambil menikmati suasana saat itu. Dan yah menonton kartun Upin Ipin favorit Hira.

***

Baik semuanya sampai di sini dulu ya bab ya. Insya Allah aku bakal sering-sering abdet. Kalo mood nulis ku sedang bagus. Jangan lupa vote dan komen ya semuanya. Kasih tau teman atau keluarga kalian yang suka baca novel ya.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatu 👋.

mas lauhul Mahfudzku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang