bab 14

69 2 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu semuanya

Ketemu lagi nih sama aku di cerita ini. Oh ya kalian pada kangen gak nih sama aku? Maaf ya semuanya aku udah lama gak abdet 🙏. Kasih saran dong biar aku bisa abdet secara konsisten gitu. Kalo ada yang taypo mohon maaf ya semuanya.

Selamat membaca

***

Kini satu minggu sudah berlalu, Hira dan Gus Aidan pun sudah kembali ke rumah mereka. Kini terlihat Hira sedang memasak, ya untuk tugas memasak memang Hira tidak ingin di bantu oleh asisten rumah tangga. Mereka hanya perlu membersihkan rumah. Selebihnya Hira akan melakukannya sendiri.

Setelah selesai memasak, dan menata makanannya. Hira kembali ke kamar untuk memanggil sang suami. Sesampainya di kamar ternyata Gus Aidan masih mandi. Karena terdengar suara gemericik air dari sana. Hira memutuskan menunggu sang suami, sambil membaca novel yang dia bawa dari rumahnya.

Kini Gus Aidan, sudah selesai mandi dan langsung pergi ke ruang nganti. Dan memakai pakaian yang biasa doa pakai untuk bekerja. Memang tadi Hira sudah siapkan untuknya di dalam sana. Setelah selesai Gus Aidan pun keluar dan langsung menghampiri Hira.

" Lagi baca apa sayang? " Tanya Gus Aidan

" Astagfirullah, Gus! Ngagetin aja " ucap Hira dengan nafas yang masih naik turun

" Maaf, mas gak bermaksud. Lagian fokus benget baca bukunya " ucap Gus Aidan

" Gus udah selesai? Yuk turun kita sarapan. Hira udah laper nih " ucap Hira

" Ya udah ayok " ucap Gus Aidan

Kini mereka turun ke bawah, dan menuju ruang makan. Selama sarapan mereka fokus untuk makan. Dan tidak ada yang berbicara. Kini mereka pun sudah selesai sarapan, dan Gus Aidan, dia memutuskan untuk berangkat ke kantor.

" Sayang, mas berangkat dulu ya " ucap Gus Aidan

" Iya Gus, hati-hati ya. Jangan ngebut, jangan main hp kalo lagi nyetir " ucap Hira sambil mencium talapak tangan Gus Aidan.

" Iya, kamu hati-hati ya di rumah " ucap Gus Aidan

" Iya Gus, ya udah sana berangkat. Nanti lambat loh ke kantornya " ucap Hira

" Ya udah, assalamualaikum hayati " ucap Gus Aidan, sambil mencium kening Hira

" Waalaikumsalam, Gus "

Kemudian Hira, menutup pintu dan ke kamarnya. Dia memutuskan untuk menamatkan novel yang dia sempat baca tadi. Saking fokusnya, kini tak terasa azan duhur sudah berkumandang. Dan Hira memutuskan untuk, solat duhur. Setelah selesai solat duhur. Hira pergi ke dapur untuk memasak, makan siang. Dia memutuskan akan pergi ke kantor sang suami. Sambil membawakan bekal makan siang.

Setelah semuanya selesai Hira pun, pergi ke kamarnya untuk bersiap. Dia memakai gamis hitam, dan jilbab hitam tak lupa pula masker yang dia kenakan. Setelah semuanya sudah beres, Hira pun memutuskan untuk berangkat sekarang. Selama perjalanan menuju ke kantor Gus Aidan. Hira sedang berpikir bagaimana expresi Gus Aidan, saat tiba-tiba dia datang ke kantornya.

Saat sudah sampai, Hira pergi ke resepsionis untuk menanyakan ruang sang suami.

" Maaf permisi mbak, saya mau tanya ruangan pak Aidan di mana ya? " Tanya Hira

" Oh ibu istrinya pasti istrinya ya? " Tanya balik resepsionis tersebut

" Iya, kok embaknya bisa tau? " Tanya Hira lagi

" Saya pernah lihat foto perempuan di meja pak Aidan. Dan itu mirip sekali dengan embak. Jadi ya saya pikir istrinya. Ehhh ternyata benar. Kalo begitu ruangannya ada di lantai 40 ya Bu " ucap resepsionis

" Iya makasih ya bak " ucap Hira dan langsung pergi ke lif

Kini dia sudah sampai di pantai 40, memang di sana hanya ada satu ruangan saja. Hira pun dengan senyum mengembang mulai masuk ke ruangan Gus Aidan.

" Assalamualaikum Gus, ini Hira ba- " Hira tidak bisa melanjutkan kata-katanya lagi. Air matanya terus saja bercucuran saat melihat sang suami seperti sedang di peluk, oleh seorang wanita yang jelas-jelas bukan mahramnya. " Maaf saya menganggu, saya permisi assalamualaikum " ucap Hira dan langsung pergi dari sana. sesampainya di pantai bawa Hira memberhentikan taksi dan langsung pulang.

Sedangkan di sisi lain, Gus Aidan sedang kalang kabut. Sebenernya Hira hanya salah paham. Gus aidan tidak berpelukan dengan wanita itu. Hanya saja kalo di lihat dari jauh seperti berpelukan. Tapi nyatanya tidak sama sekali.

" Maaf ya pak  karena saya istri bapak sampai salah paham dan pergi " ucap salah satu karyawan

" Tidak papa, ini juga hanya salah paham. Hamzah tolong kamu hendel dulu ya perkejaan saya untuk hari ini " ucap Gus Aidan

" Baik pak " jawab Hamzah

Dan Gus Aidan langsung keluar dari ruangan itu. " Lo sengaja kan bikin kayak tadi? " Tanya Hamzah pada wanita itu.

" Apaan sih zah, jangan asal nuduh Lo ya " jawab wanita itu sedikit terpancing emosi

" Udah ngaku aja kenapa sih? Bilang aja Lo suka sama pak Aidan kan beres " ucap Hamzah

" Kalo emang, gue lakuin itu dengan sengaja. Dan Gus suka sama gus Aidan gimana? " Ucap wanita itu

" Dasar ya Lo! Tenga banget Lo lakuin ini ke pak Aidan!! Padahal dia yang nolongin Ello saat semua perusahaan gak mau Nerima Lo jadi karyawan, karma latar belakang Lo itu!! Dan ini balasan Lo? Lo mau buat pernikahan pak Aidan hancur apa?!! " Ucap Hamzah

" Udah deh Lo gak usah ikut campur sama urusan orang. Lagian kalo Lo yang ngomong ke Gus Aidan dia gak akan percaya kalik " ucap wanita tersebut

" Lo yakin lan? " Tanya Hamzah ya nama wanita itu adalah Alana Zahira Malika.

" Kenapa tidak? " Ucap Alana dengan senyum meremehkannya " udah minggir Lo, gua mau keluar " lanjutnya

Setelah alama sudah tidak terlihat lagi. Hamzah pun berucap " gue akan pastikan bahwa pak Aidan akan memecat Lo Alina " ucap Hamzah dengan penuh tekat

***

Ok bab ya sampai di sini ya semuanya, jangan lupa vote dan komen ya. Maaf kalo lama gak abdet ya🙏. Kasih tau temen kalian yang suka baca novel tentang cerita aku ini ya.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatu 👋

mas lauhul Mahfudzku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang