bab 5

161 3 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu semuanya

Ketemu lagi nih sama aku di cerita ini. Gimana bab sebelumnya seru gak semuanya? Semoga kalian suka dan terhibur ya sama cerita aku

Selamat membaca semuanya

***

Kini nampak para bapak-bapak dan Gus Aidan sedang menyiapkan alat untuk bakar-bakar. Sedangkan para istri dan Hira mereka menyiapkan bumbu dan bahan yang akan di bakar nantinya.

" ini untuk dagingnya kita pakai daging ayam apa sapi? " tanya Hira

" ayam aja Hira soalnya Aidan itu gak terlalu suka daging sapi " jawab umi Zahra

" loh umi tau dari mana? " heran Hira

" heh kan kita dulu tetangga an dan kamu juga sering main dulu sama Aidan. Kalian aja yang gak inget sama masa itu " jawab Uma Rumi

" Baik jadi yang mau kita bakar ayam, sosis, bakso, gak ada lagi nih? " tanya Hira memastikan

" gak udah itu aja lagian banyak itu. Kamu gak liat itu ayam se baskom, sosis satu bungkus, bakso juga sekeresek. Masih kurang? " heran umi Zahra

" Ya udah kita keluar yuk, kayaknya mereka udah pada nunggu " ajak Uma Rumi

Kini mereka semua keluar rumah di mana semua orang sudah berkumpul. Para laki-laki membakar daging ayam dan kawan-kawannya. Sedangkan para perempuan haya bantu berdoa saja. Sampai suatu saat kyai Asad menyuruh Gus Aidan dan Hira untuk membeli cemilan dan minuman ke sebrang jalan.

" emm kyai boleh tidak yang membelinya Gus Aidan saja saya tunggu di sini " pinta Hira

" kenapa kamu takut sama anak saya? Kamu tidak percaya sama anak saya? Kamu takut di apa-apain sama anak saya? Tenang Hira anak saya baik kok saya pastikan kamu aman " jelas kyai Asad

" udah gak papa, kamu masih aja takut Hira. Abi udah kenal dia. Dia baik kok " ucap Abi Emran

Wah kalo sudah seperti ini maka Hira tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Dan akhirnya Hira mau untuk pergi ke supermarket bersama Gus Aidan. Ya ke supermarket haya perlu menyebrang jalan tidak perlu mengendarai mobil atau motor.

Saat mereka memasuki supermarket semua orang melihat ke arah mereka. Karena mereka nampak serasi, dan bagai pasangan halal yang sangat romantis. Bangaimana tidak di kira pasangan halal baju mereka saja kapel.

Sedangkan Hira dia merasa risih karena di pandang oleh semua semua orang. Gus Aidan menyadari hal itu dan langsung mengajak Hira ke tempat dimana kulkas berjejer berisi minuman dan Tantunya ada eskrim juga. Di sana sepi dan tidak terlalu banyak orang, jadi Hira bisa bernafas dengan tenang sampai akhirnya Gus Aidan mengeluarkan suaranya.

" Kita mau minuman apa? " tanya Gus Aidan

" orang tua sampeyan biasanya suka minum apa? " Bukannya menjawab Hira malah bertanya kembali

" hmm kita beli kopi saja, untuk para Ikhwan supaya gak ngantuk. Karena rencananya kami akan begadang " jawab Gus Aidan

" apa? Begadang? Gak kalo gitu gak usah beli kopi sampeyan kan tau kalo begadang itu gak baik buat kesehatan. Apalagi di umur mereka yang udah bisa dibilang termasuk ya tua lah. Gak boleh, sampeyan juga yang masih muda kenapa gak menasehati Meraka atau melarang Meraka buat begadang. Malah ini iya-iya aja lagi di ajak begadang ka- "

" maaf bak, mas, kalo masalah rumah tangga jangan di omongin di sini. Kasian pengunjung yang lain yang masih jomblo nanti iri " ucap salah satu remaja yang memotong ucapan Hira barusan

" apa? Sampeyan tadi bi- "

" iya mas maaf ya mak lum, istri saya lagi pms jadi karena hal sedikit jadi emosi " jawab Gus Aidan

Lagi-lagi omongan Hira di potong lagi. Dan sekarang Gus Aidan bilang apa? Istri? Sejak kapan seorang Fakhira Haniyah Nadira menjadi istri dari Gus Aidan? Hira dia memelototi Gus Aidan atas apa yang dia dengar barusan.

" oh gitu ta mas ya udah yang sabar memang cewek kalo lagi pms suka begitu. Ya udah saya permisi dulu " ucap remaja tersebut dan pergi dari sana

" tadi sampeyan bilang apa? Istri? Sejak kapan saya jadi istri sampeyan?" Tanya Hira

" emang kamu mau jadi istri saya? " tanya balik Gus Aidan

" eh udah lah tadi katanya mau beli kopi ya udah ambil aja mau beli yang mana " ucap Hira

Kini Hira sedang memilih aneka minuman teh botol dan juga susu sedangkan Gus Aidan dia sudah menemukan kopi yang pas untuk para bapak-bapak dan dirinya tentunya.

" Sudah selesai Hira? Kalo udah taruh di keranjang " ucap Gus Aidan

Hira menaruh semua barang yang sudah dia ambil tadi. Dan Gus aidan dia merasa aneh dengan barang yang di masukkan oleh Hira eskrim? Kenapa itu ada keranjang.

" Hira kamu beli eskrim? " tanya Gus Aidan

" iya kenapa? " tanya balik Hira

" kamu masih beli eskrim? Ini malem loh Hira cuaca juga lumayan dingin dan kamu beli eskrim? Kamu mau sakit apa gimana? " ucap Gus Aidan

" Loh Gus kok malah ceramah sih. Ya terserah saya lah mau beli eskrim apa enggak. Toh kalo sakit juga saya yang sakit bukan Gus jadi terserah saya lah " ucap Hira

" dasar keras kepala " bisik Gus aidan

" Gus bilang apa barusan? Coba ulangi lagi gus " ucap Hira

" gak gak ada " ucap Gus aidan

Kini mereka pergi ke tempat dimana jajanan berjejer rapih Hira dia mengambil beberapa Jajan yang ada di sana. Dan Gus Aidan di senyum-senyum dari tadi mengigat perdebatan kecil mereka.

Kamu lucu sekali ya Hira. Dan tidak tau kenapa saya merasa nyaman di dekat kamu. Dan jantung saya berdetak kencang saat berada di dekat kamu. Rasa apa ini ya Allah, hamba baru pernah merasakannya. batin Gus Aidan

Setelah selesai memilih semuanya yang mereka beli Gus Aidan pun membayar semua belanjaan. Karena tadi mereka sudah di beri uang sejumlah 500 rb oleh para bapak-bapak. Setelah selesai mereka kembali ke tempat yaitu vila dimana Meraka menginap.

" Udah Mateng nih umi " tanya Hira

" Iya udah Mateng ayo makan " jawab umi Zahra

Mereka pun menikmati makanan ini dengan gembira sebelum mereka berpisah kembali dan kembali ke aktifitas Meraka semula. Kini mereka sudah selesai makan dan mengobrol sambil memakan cemilan dan minuman yang mereka beli. Dan Hira dia memakan eskrim yang dia beli tadi.

" umi tau? Tadi masak ada yang ngira Hira itu istrinya Gus Aidan kan jadi kesel umi. Mana si Gus Aidan ya iya-iya aja lagi. Dan sempat-sempatnya tadi bilang iya mas maaf ya mak lum, istri saya lagi pms jadi karena hal sedikit jadi emosi. Kan jadi tambah pengen di geprek jadinya umi " ucap Hira dengan wajah imutnya yang sedang bercerita itu

" masak sih, tapi kalo di lihat-lihat kalian cocok tau. Gimana kalo kalian nikah aja. Kan umur kalian udah cukup tuh " ucap Abi Emran

" boleh tuh Emran umur anak ku udah 27 udah mateng buat nikah. Aku juga pengen gendong cucu " ucap kyai Asad

" ih kok malah bahas itu sih. Kan Hira masih kecil " ucap Hira

" Kecil dari mana? umur kamu aja udah 23 tahun kok malah kecil " saut umi Zahra

Dan ya malam ini mereka lewati dengan canda tawa dan patinya perdebatan kecil.

***

Baik semuanya sampai sini dulu ya bab ya. Nanti aku up lagi gak tau deh kapan. Semoga kalian suka ya sama cerita aku ini. Sampai ketemu di bab selanjutnya

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatu

mas lauhul Mahfudzku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang