Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu.
Ketemu lagi nih masa aku di bab ini. Ada yang kangen gak nih? Jujur kangen banget nulis. Aku udah lama banget nih vakum. Maap ya semuanya. Ada yang nunggu gak nih? Kayaknya enggak deh.
Selamat membaca semuanya.
***
Kini mereka sudah sampai di taman. Ya Gus Aidan mengajak Hira ke taman. Dan nantinya, mereka akan pergi ke pantai untuk melihat matahari terbenam. Kini Gus Aidan sudah seperti momong anak saja. Karena dia balik sikap Hira yang dewasa. Ternyata, ada sifat kekanak-kanakan. Apalagi postur tubuh mereka juga mendukung.
Dimana Hira, terlihat mungil juga tidak terlalu tinggi. Sedangkan Gus Aidan lebih tinggi dari Hira, juga gagah. Kesannya seperti papa muda yang mengasuh anak gadisnya.
Lucu sekali bukan?.
" Gus, disini ada yang jual makanan gak sih? Soalnya Hira liat sepi banget" tanya Hira
" Ada sayang, memang bukan di bagian sini. Tapi di sebelah sana " jawab Gus Aidan
Gus Aidan pun menggandeng tangan sang istri, menuju tempat yang terdapat aneka jajanan. Nampak sang istri sangat antusias.
Wah momong benaran ini 😆
" Mau beli yang mana sayang? " Tanya Gus Aidan
" Emmm yang mana ya, Gus? Banyak banget. Hira bingung banget ini " ucap Hira frustasi
" Ayo di liat² dulu, mau yang mana? " Ucap Gus Aidan
" Emm yang itu deh Gus kayaknya enak " ucap Hira
Mereka pun langsung pergi ke stan makanan yang hira ingin beli. Tak lama kemudian, bisa kalian lihat tangan Gus Aidan penuh dengan kantong plastik yang isinya makanan.
Mereka pun mencari tempat duduk, untuk memakan semua makanan yang hira beli tadi. Tiba-tiba ada anak kecil yang menghampiri mereka berdua." Mama? " Ucap anak kecil itu
Mereka pun menoleh, dan melihat anak kecil itu. " Mama? " Tanya Hira dengan wajah kagetnya. Di luar dugaan, anak kecil itu malah memeluk Hira. Dia semakin bingung di buatnya. Hira melihat pada sang suami, meminta bantuan.
" Dek, kakak ini bukan mama kamu " ucap Gus Aidan
Anak kecil itu pun, melihat ke arah Gus Aidan. Dan memeluknya juga, Lalau berkata. " Papa " ucap anak kecil itu sambil tersenyum.
Hati Gus Aidan berbunga, saat mendengar kalimat itu. Walupun yang memanggilnya papa, bukan anaknya sendiri. Tapi dia sudah merasa bahagia.
" Orang tua kamu mana? Kenapa sendirian hmm? " Tanya Gus Aidan
Anak kecil itu lalu terdiam, dan melihat mereka berdua. Anak itu pun berkata " mama, papa " ucapannya sambil menunjuk mereka berdua.
Lagi-lagi, mereka di buat bingung. Namun senyum manis terbit dari bibir keduanya.
" Kamu ke sini, sama siapa " tanya Hira
" Sama kakek " jawab anak itu
" Mama, sama papa kamu sibuk kerja ya? " Tanya Hira
" Enggak, kata kakek mereka ada di surga. Surga itu di mana ya kak? Aku pengen kesana. Pengen ketemu mama sama papa " ucap anak kecil itu dengan polosnya. Tangis Hira pecah, dia tak tega melihat anak kecil di depannya. " Kenapa mama nangis? Mama kenapa? " Tanya anak itu sambil menghapus air mata Hira
Gus Aidan tersenyum dan berkata " mama gak papa kok, oh iya. Papa boleh tanya sesuatu? " Tanya Gus Aidan, anak kecil itu mengangguk. Gus Aidan pun melanjutkan bicaranya. " Kenapa kamu, manggil kami mama sama papa? " Lanjutnya
" Karena wajahnya mirip sama kakak, apa kakak bukan mamah dan papa? " Tanya anak kecil itu
" Iya, kami bukan mama dan papa kamu sayang " ucap Gus Aidan
Anak itu pun menangis, alhasil Hira menggendong anak kecil itu. Dan menenangkannya.
Wah sudah seperti keluarga kecil saja 😅, seandainya itu anak mereka, maka waw sih. Tamat cerita ini, hahahaha
" Udah sayang jangan nangis " ucap Hira sambil berusaha menenangkan anak itu, " udah ya jangan nangis, kita beli eskrim aja, mau? " Tanya Hira
" Hiks m-mau " jawabnya sambil menghapal air matanya.
Mereka pun mencari penjual eskrim di taman. Saat sudah menemukannya, mereka pun mencari tempat duduk dan memakan es krim itu.
" Enak? " Tanya Hira
Anak kecil itu pun mengangguk, sambil menghabiskan eskrim di tangannya. Tak lama kemudian, kakek dari anak kecil itu, menghampiri mereka. Wajahnya sudah sangat panik dan cemas.
" Ya Allah nduk, kamu kemana aja? Kakek cariin dari tadi " ucap sang kakek sambil melihat, cucunya dengan lekat.
" Kakek! " Anak kecil itu pun menghampiri sang kakek. Kakek itu pun langsung menggendong cucunya.
" Jangan suka ngilang to nduk, kakek panik banget tadi " ucap sang kakek, namun hanya di balas senyum oleh cucunya " mas, mbak makasih ya, udah jaga cucu saya " ucap sang kakek
" Iya pak, sama-sama " jawab Gus Aidan
" Kalo begitu, saya permisi. Assalamualaikum " ucap sang kakek
" Waalaikumsalam " jawab mereka serempak.
Saat kakek itu tak lagi terlihat, mereka memutuskan untuk pulang. Saat di perjalan, Hira jadi teringat dengan momen di taman tadi. Membuatnya jadi senyum-senyum sendiri.
" Kamu kenapa sih Humaira? Dari tadi senyum-senyum mulu " tanya Gus Aidan
" Menurut Gus, Hira udah cocok jadi ibu? " Tanya Hira tiba-tiba
" Kenapa hmm? Kamu udah siap punya anak hayati? "
" Hira kepikiran aja sih Gus, kayak tadi Gus heppy banget pas main sama anak kecil tadi. Apalagi pas panggil papa. Gus jujur aja, Gus pengen kan punya anak dalam waktu dekat? "
Gus Aidan pun menepikan mobilnya, dan menghadap sang istri " sayang, kalo soal anak itu. Pasti mas pengen punya anak, itu pasti. Tapi balik lagi, kamu siap enggak? Kalo siap, ya udah ayo. Tapi kalo kamu belum siap, ya udah gak papa. Karena nanti yang hamil, melahirkan, menyusui itu kamu sayang. Jadi mas harus tanya pendapat kamu. Kamu siap enggak? " Ucap Gus Aidan sambil mengelus tangan sang istri
Malah bahas anak, malam pertama aja belom 😂
" Kalo Hira sih, jujur belum siap secara mental Gus. Hira masih takut, nanti gak bisa jadi ibu yang baik untuk anak Hira. Hira takut banget Gus. Apalagi ilmu Hira masih kurang. Tapi kalo emang pengen banget punya anak, ya udah gak papa. In syaa Allah Hira siap "
" Kamu bohong sayang, dari matamu aja udah bisa mas liat. Kamu masih belum siap. Udah kita pacaran aja dulu, sampai kita puas. Nanti masalah anak, belakangan aja. Kita nikmati dulu waktu berdua ini. Kita jalan-jalan ke malang, mau? "
" Beneran nih Gus? "
" Iya sayanggggggggg "
" Ya udah mau "
" Ok kita berangkat besok pagi, nanti kita Peking. Sekalian bilang sama para orang tua " ucap Gus Aidan sambil menjalankan kembali mobilnya
***
Baik semuanya, cukup sampai di sini dulu ya, maaf baru sempet abdet. Makasih banyak semuanya.
Note
Hargai penulis, dengan like dan komen. Terimakasih
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
mas lauhul Mahfudzku
Spiritualcerita ini mengisahkan tentang seorang gadis yang berusaha taat kepada Allah SWT. sebagaimana kita tau bahwa di akhir zaman ini sulit sekali untuk taat kepada Allah SWT. jika seorang Gus hanya untuk seorang Ning, seorang santri hanya untuk seorang s...