Godaan Calon pelakor.

313 15 0
                                    

-----

"Mas Alfa,"

Alfa yang akan bangkit untuk pulang, menolah dan menatap Karin, teman satu divisi nya yang tergopoh gopoh berlari dari arah belakang.

"Kenapa Rin?" Tanya Alfa begitu Karin telah ada lebih dekat dengannya.

"Aku mau nebeng boleh? Mobilku lagi Aku servis tadi, tadi pagi Aku juga nebeng sama Nia, tapi Nia kayaknya udah pulang. Aku lupa kalau bilang mau nebeng lagi,"

"Oh, boleh. Ayo!"

Karin dan Alfa pun berjalan beriringan, dan setelah keduanya turun, tak sengaja berpapasan dengan teman satu divisi Aca, adiknya.

"Mas Alfa tadi Aca kenapa nggak masuk?"

Alfa yang mendengar sontak saja langsung menghentikan langkahnya, dan menolah teman adiknya itu dengan heran. "Aca nggak masuk?" Tanyanya ulang. Orang itu mengangguk.

"Dia nggak kasih ijin apapun?"

"Nggak kayaknya deh mas,"

"Yaudah, nanti aku coba cari tau di rumahnya,"

"Oke mas," setelahnya, teman Aca itu langsung berlalu meninggalkan Alfa yang masih memikirkan kenapa Aca tak masuk, padahal mama Tia kemaren malam bilang Aca hanya bermalam bersama temannya, dan itu cewek.

"Ayo mas, pulang!" Ajak Karin saat melihat Alfa malah melamun.

"Eh iya, ayo!"

Keduanya pun masuk kedalam mobil, Karin yang tipikal wanita yang ramah dan cukup luwes jika berbicara dengan temannya tak hentinya mengajak Alfa mengobrol.

"Mas Alfa nikahnya udah hampir setahun tapi belum hamil hamil yah istri mas?"

"Belum Rin, mungkin emang belum rejeki aja! Lagipula aku kan udah punya anak dari Diana. Itu udah cukup kok!"

"Iya sih!"

Tak lama kemudian, Karin terlihat mengibaskan rambutnya, dan membuka kancing atas dua.

"Kok gerah banget yah mas, ac mobil mas nggak mas nyalain yah?" Karin sesekali mendesis karna merasa gerah, bahkan dia membuka kemejanya yang kancingnya sudah dia lepas dia.

Alfa sempat meliriknya sekilas, lalu berdehem karna salah fokus dengan gundukan Karin yang menyembul di balik bra hitam miliknya.

"Udah aku nyalain kok Rin," balas Alfa sembari berusaha fokus pada jalannya.

Memang selama ini Karin cukup dekat dengannya bahkan dia mempunyai nomer temannya itu, namun biasanya Karin tak seberani ini, atau emang sifat asli Karin begini. Namun dia saja yang tidak menyadarinya karna memang dia tak pernah hanya berdua saja dengannya.

"Tapi kok gerah banget yah, mas nggak kegerahan kah?"

"Nggak kok, kalau kamu masih gerah buka aja pintunya Rin," Alfa mencoba memberi saran.

"Ah nggak deh mas, oh iya mas ini leher aku merah merah nggak sih mas? Kok kayaknya perih!" Karin mendekatkan leher beserta tubuhnya lebih mendekat pada Alfa, membuat mau tak mau, Alfa menoleh untuk melihat.

Bukanya leher yang dia lihat, dia malah fokus pada belahan payudara Karin yang seolah di sengaja menyembul lebih besar lagi, padahal tadi seingatnya hanya terlihat sedikit.

"Eh mas lampu merah," hampir saja Alfa melewati lampu merah, kalau Karin tak mengingatkan, untungnya Alfa langsung sigap mengerem.

"Kamu sih, suruh lihatin kan aku jadi nggak fokus ke jalanan," dumel Alfa dengan agak kesal, namun Karin malah terkekeh seolah itu menurutnya itu lucu.

"Mas aja yang matanya jelalatan, kan aku suruh lihatin leher aku, tapi mas matanya malah kemana mana,"

Alfa menjadi kikuk saat Karin ternyata menyadari jika dia melihat ke arah yang bukan seharusnya dia lihat.

"Habisnya kamu juga yang mancing, kamu buka sendiri kan,"

Karin tersenyum menanggapi ucapan Alfa, "mas Alfa kalau lagi merangsang begitu tambah gemesin ternyata, apalagi kalau udah.. " Karin menjeda kalimatnya sembari menggigit bibirnya seolah menggoda Alfa, membuat Alfa yang melihat itu semakin panas dingin, terlebih Karin begitu sembari meraba are payudaranya.

"Mas, kapan kapan main yuk!"

-----

Langsung cus di KBP APP aja yuk😚

Tbc..

Mengemis nafkah suamiku. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang