1

17.9K 604 28
                                    

Terlihat seorang lelaki yang sedan grusak-grusuk, pluntang-plantung mempersiapkan diri untuk segera pergi. Lelaki itu mengambil name tag miliknya yang bertuliskan Zeefan Ferdian S. Dia kerap dipanggil Zeefan disetiap harinya. Dia memasang name tag itu pada dada jasnya sebelah kanan. Setelah siap, dia mengambil tasnya dan buru-buru turun untuk pergi ke kantor.

"Zeefan, sini dulu sebentar," panggil Papa Zeefan saat Zeefan terburu-buru.

"Ada apa Pah? Zeefan buru-buru nih, satu jam lagi ada meeting ngebahas restaurant," Tanya Zeefan.

"Papa mau kamu nanti jangan pulang larut malam. Karena Papa sama Mama mau ngajak kamu makan malam bersama keluarga sahabat Papa. Ada yang mau kita bahas nanti malam," kata Papa Zeefan.

"Ada apa lagi sih Pa? Zeefan sibuk Pa."

"Papa ga mau tau. Papa mau ngebahas perjodohan kamu sama anak temen papa nanti malem. Jadi kamu harus hadir, sekalian ketemu sama jodoh kamu nanti."

"Ha?! Perjodohan?! Papa yang bener aja?! Papa apa-apaan sih, pakek segala perjodohan segala. Papa kira ini di zaman malin kundang pakek segala dijodoh-jodohin?!" Kata Zeefan tak habis pikir dengan Papanya.

"Malin kundang? Bukannya siti nurbaya?"

"Oh iyakah? Yaudah siti nurbaya. Zeefan ga mau ya dijodoh-jodohin!" Kesal Zeefan.

"Papa ga mau tau! Jadi kamu jangan membantah. Jangan sampe nanti papa ngutuk kamu jadi keong racun."

"Ck! Zeefan marah sama papa!" Zeefan yang kesal memilih untuk pergi. Dia juga mengejar waktu harus ke menghadiri meeting penting.

"Ada apa sih pa?" Tanya Mama Zean yang baru muncul saat keributan selesai.

"Papa udah ngasih tau soal perjodohan itu. Dan Zeefan ga mau terima."

"Papa tenang, jangan sampai marah-marah. Mama ga mau papa jadi darah tinggi."

Di sisi lain sebuah keluarga hendak melakukan sarapan pagi bersama. Sepasang suami istri sudah siap di meja makan, tinggal menunggu anak-anaknya berkumpul. Sepasang suami istri ini memiliki 3 orang anak, 2 diantaranya sudah menikah. Sedangkan anaknya yang paling kecil masih single diumurnya yang telah menginjak 25 tahun.

"Adek kalian belum mau turun?" Tanya Papi, orang tua(ayah) di rumah ini.

"Marsha ada, mau ambil apa dulu katanya tadi," jawab Ashel, anak ke 2. Di sebelahnya ada suaminya yang bernama Refaldo.

"Kamu mau makan sama apa Mas?" Tanya Indah, anak pertama, yang sama sudah menikah juga. Di sebelahnya juga ada suaminya yang bernama Soniel.

"Apa aja," jawab Soniel. Dia tipe lelaki yang akan menerima apa saja yang disediakan oleh istrinya.

"Akhirnya adek turun juga," kata Indah, saat melihat adek terakhirnya bergabung dengan meraka. Marsha namanya. Marsha mengambil duduk di sebelah Indah.

"Ada paha ayam kesukaan kamu. Kamu mau?" Tanya Indah menawarkan. Marsha mengangguk dengan ekspresi datar. Memang diantara yang lain dialah yang memiliki sifat paling dingin. Entah kenapa Marsha bisa menjadi manusia dingin seperti ini, padahal dulu dia tak seperti ini orangnya. Dia dulu adalah perempuan yang sangat mudah tersenyum, beda sekali dengan sekarang. Mungkin efek dari bertambahnya dewasa yang membuat Marsha menjadi seperti ini.

"Kamu ga ada jadwal pemotretan hari ini Marsha?" Tanya Papi.

"Hari ini free," jawab Marsha dengan suara terdengar datar.

"Bagus kalau gitu. Kamu bisa istirahat."

Marsha merupakan seorang model. Sejak dulu menjadi model adalah cita-citanya. Hingga akhirnya dia bisa meraih cita-citanya sekarang setelah melewati masa-masa yang cukup panjang dan menyulitkan untuk bisa sampai di titik ini. Sekarang dia sangat terkenal. Sudah banyak brand ternama yang dibintangi olehnya. Namanya semakin meloncak setelah menjadi model brand-brand ternama. Siapa yang tidak tau Marsha sekarang atas ketenarannya?

"Emm...nanti malam akan ada makan malan di sini. Sahabat papi akan datang ke sini bergabung. Ada yang ingin Papi katakan pada Marsha."

Marsha mengangkat kepalanya saat namanya dipanggil oleh papinya. Dia menaikkan alisnya seolah bertanya.

"Marsha. Kamu sudah dewasa, sudah saatnya kamu berumah tangga. Jadi Papi berniat menjodohkan kamu dengan anak sahabat Papi."

Prak!

Marsha dengan kasar meletakkan sendoknya pada piring.

"Marsha bukan anak kecil yang bisa Papi atur lagi sesuka hati," kata Marsha dengan suara yang sangat jelas terdengar tidak suka.

"Ini demi kebaikan kamu. Papi mau kamu dapet yang terbaik."

"Marsha bisa cari pasangan sendiri tanpa Papi lakukan perjodohan ini."

"Kamu nurut ya nak. Papi yakin kamu ga bakal nyesel nantinya."

"Marsha benci Papa."






























New story. Dah deh, kalian jangan marah-marah mulu perkara crita childish wkwkw, nih gua kasih gantinya nih🙊

Smoga suka deh ya. Klo ga suka di skip aja kagak apa", gua ga maksa kalian buat suka stiap crita yg gua buat.

Dah gitu aja maap buat typo.

SUPERMODEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang