"Kira-kira ngapain mereka ke sini ya sayang? Masa iya Refaldo yang ngidam, kan yang hamil kakak kamu," kata Zeefan lalu memasukkan harum manis ke dalam mulutnya, rasa manis langsung mendominasi.
Mereka kini sedang duduk di sebuah ayunan taman, memperhatikan pemandangan bunga-bunga dan banyak wisatawan yang datang bersama pasangannya. Sebenarnya mereka ini dilihat ilat oleh beberapa orang yang lewat. Dikarenakan baju mereka berdua yang sangat tertutup di cuaca yang cerah ini, yang bisa saja membuat mereka merasa gerah.
"Kalau soal ngidam, aku pernah denger memang ada yang gitu. Yang hamil si cewe tapi giliran ngidam malahan si cowo," jawab Marsha dengan terus mencomot arum manis sedikit-sedikit lalu di masukkan dalam mulutnya.
"Tapi semenjak aku tau kalau Refaldo bagian dari masa lalu kamu, pikiran aku ke dia jadi negatif mulu. Kayak entah kenala aku ngrasa apa yang dia lakuin itu selalu menyangkut kamu gitu," ungkap Zeefan.
"Kamu terlalu berpikir negatif. Lagian dia udah ga aku anggep di bagian masa lalu," kata Marsha.
"Tapi bisa aja tau, mereka ke sini karna Refaldo punya maksud lain yaitu deketin kamu," pikir Zeefan.
"Udah ah, dari pada mikirin orang ga penting gitu mending kita beli es krim," kata Marsha.
"Es krim? Arum manis kamu aja belum abis," balas Zeefan.
"Ga papa aku mau makan yang manis-manis lagi."
"Kamu mau yang manis?" Tanya Zeefan yang diangguki Marsha.
"Nih bibir aku manis," ucap Zeefan sambil mengerucutkan bibirnya, seolah pamer bibir. Namun, siapa sangka Marsha malah mengecup bibir itu yang membuat Zeefan shock.
"Mana ga manis. Aku mau es krim pokoknya!" Marsha beranjak dari ayunan itu menghampiri sebuah kedai es krim yang berada di seberang taman. Mau tak mau Zeefan mengikuti istrinya itu. Mereka mengambil duduk di dekat jendela sambil mencoba es krim yang mereka beli.
"Kamu yakin suka sama rasa itu?" Tanya Zeefan pada Marsha yang tadi memesan es krim rasa mintchoco. Dia tau kalau Marsha suka yang rasa manis, tapi bukan kah mint itu rasanya pedas?
"Iya, kayaknya enak. Soalnya dimenu tulisannya lagi best seller, jadi kayaknya sih enak. Ga salah kalau aku mau nyoba," jelas Marsha. Zeefan membeiarkan saja, karna lidah orang berbeda-beda. Siapa tau memang Marsha menyukainya.
Sedangkan Zeefan memesan es krim rasa coklat. Zeefan memakannya dengan santai, menikmati rasa coklat yang manis dan menyegarkan. Sedangkan Marsha raut wajahnya mulai mengernyit, mencoba mendefinisikan rasa es krimnya ini.
"Kenapa muka kamu gitu? Es krimnya aneh?" Tanya Zeefan.
"Hem, pedes. Rasa coklatnya kalah. Aku ga suka," jelas Marsha, lalu mendorong mundur cup es krim miliknya. Dia sudag tak mau lagi memakan es krim itu.
"Habisin Sha, mubazir nanti udah beli mahal-mahal. Lagian kamu yang mau," kata Zeefan.
"Tapi aku ga suka," rengek Marsha, lalu menusuk-nusuk es krim itu berniat merusak ke-aestheatic an bentuk.
"Nih, kamu makan punya aku aja kalau gitu. Biar punya kamu aku yang makan." Zeefan menukar es krim miliknya dengan milik Marsha.
"Kamu ga papa?" Tanya Marsha.
"Ga papa lah sayang, makan gih," kata Zeefan, lalu dia mencoba es krim milik Marsha. Tak terlalu buruk, Zeefan cukup menyukai rasa ini. Sedangkan Marsha sudah menunjukkan tanda-tanda bahwa dia menyukai es krim milik coklat.
"Yummy! Aku suka ini, manis!" Ucap Marsha. Zeefan tersenyum dan menepuk pelan kepala Marsha. Jika seperti ini dia sudah terlihat seperti sedang mengajak anak kecil jalan-jalan alih-alih dengan istrinya. Bagaimana tidak? Sikap Marsha dalam menikmati makanan sudah seperti anak kecil. Badannya terus bergerak, setiap sendokan itu masuk ke dalam mulutnya. Kakinya terus di gerakkan berayun maju munduk. Sambil dirinya bersenandung tidak jelas.
~~~~
Bel kamar Zeefan dan Marsha berbunyi. Marsha sudah tau siapa pelaku yang memencet bel, yaitu Ashel. Karena beberapa menit yang lalu kakaknya itu mengabari ingin berkunjung di tempat Marsha, ada sesuatu yang ingin dibicarakan. Hal itu membuat Marsha ingin tau, dan mempersilahkan mereka untuk datang.
Marsha mengambilkan botol air dan diberikan kepada kakak dan suami kakaknya itu, lalu mengambil duduk di sebelah Zeefan.
"Kalian masih lama di sini?" Tanya Ashel.
"Hem, mungkin sih kak," jawab Marsha.
"Yah kirain lama. Kalau lama, kita bisa jalan-jalan bareng," ungkap Ashel.
"Mungkin besok bisa kak," sahut Zeefan. Marsha mencekram lengan Zeefan lalu sedikit melotot, karena dirinya tak setuju jika kakaknya itu diajak jalan-jalan bareng.
"Ga ganggukah kalau besok?" Tanya Ashel. Zeefan mengode Marsha jika, semua akan baik-baik saja. Mungkin.
"Nggaklah kak, kalau besuk," jawab Zeefan.
"Sebernya apa yang mau diomongin, katanya tadi ada yang mau diomingin," celetuk Marsha.
"Em, gimana ya ngomongnya," bingung Ashel. Marsha dan Zeefan juga jadi ikut bingung.
"Bilang lah ay," bisik Ashel sambil menyenggol Refaldo.
"Kamu aja yang bilang. Aku bingung jelasinnya," jawab Refaldo juga berbisik.
"Kenapa? Udah malem. Aku sama Zeefan juga mau istirahat," kata Marsha.
"Ehem, jadi gini Sha. Kan kakak lagi hamil, tapi ternyata yang ngerasain ngidam itu Refaldo. Dan ngidamnya sekarang ini, pengen pipinya di elus sama kamu," jelas Ashel dengan ragu. Zeefan yang mendengar itu langsung berubah tidak suka.
"Apa-apaan kok sampe elus-elus gitu?!" Tanya Zeefan kesal.
"Sabar dulu Zeef, ini bukan kemauan gua tapi anak gua," ungkap Refaldo.
"Yakin? Lo atau anak lo yang mau?! Masalahnya ini elus loh, kalau lo minta elus istri lo sendiri ga masalah. Tapi ini istri gue! Gue ga suka!" Kesal Zeefan. Marsha sudah memegang erat tangan Zeefan takut, tiba-tiba terjadi pertengkaran.
"Maksud lo apa nuduh gua yang pengen?! Ini beneran ngidam bukan main-main! Lagian elus doang pakek dimasalahin kayak masalah besar aja," balas Refaldo.
"Ya masalah lah anjing! Ini istri gue!" Marah Zeefan.
"Udah Zee! Udah! Jangan berantem! Kakak tadi cuma minta tolong, kalau dari kamunya ga setuju ya udah ga papa. Maafin ya. Udah jangan berantem," lerai Ashel.
"Ga bisa gitu dong sayang, aku pengen di elus Marsha!" Kekeuh Refaldo.
"Woy, inget itu istri lo! Bisa-bisanya minta yang aneh-aneh di hadapan istri lo. Maksa lagi! Inget perasaan istri lo!" Geram Zeefan.
"Apa sih, orang gua minta juga perkara ngidam!" Balas Refaldo.
Mereka terus berdebat hingga akhirnya Marsha turun tangan merelai mereka. Ashel meminta maaf malah membuat kekacauan di tempat Marsha. Tapi, karna Ashel tak ingin anaknya jadi ileran, jadi dia kembali meminta sekali lagi untuk Marsha membantu ngidam Refaldo ini. Hingga akhirnya Marsha mengiyakan agar masalah cepet kelar.
Marsha mengusap pipi Refaldo dengan kasar dan tak ikhlas. "Yang lembut dong Sha, jangan kasar gini," kata Refaldo.
"Sha plish," mohon Ashel. Marsha dengan tak ikhlas mengulang lagi beberapa detik lalu menyudahi. Sedangkan Zeefan di belakang sudah menatap dengan tajam siap menerkam. Apa lagi saat Refaldo malah menampilkan senyuman puas. Hal itu membuat Zeefan menjadi panas.
Setelah kepergian Ashel dan Refaldo, Zeefan langsung menarik tangan Marsha membawanya ke kamar mandi. "Aku cuci tangan kamu, banyak kuman! Covid!" Kesal Zeefan sambil menyabuni tangan Marsha berkali-kali.
Kalian tau apa yang terjadi selanjutnya? Mereka kembali bercinta panas. Itu karna Zeefan yang ngambek dan untuk melampiaskan rasa kesal dan cemburu, akhirnya mereka ninu-ninu lagi.
Jika mau mencaci maki Refaldo, dipersilahkan.
Dah gitu aja maap buat typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUPERMODEL [END]
Teen FictionKetika kedua orang, lelaki dan perempuan, dipertemukan melalui perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tua mereka yang sudah bersahabat cukup lama. Apa Zeefan akan kuat menghadapi Marsha, wanita yang sangat dingin dan cuek bahkan, kulkas 10 pintu...