11

7K 471 12
                                    

Malam hari. Zeefan keluar dari kamar mandi dengan handuk yang dia usapkan di rambutnya yang masih basah. Dia menatap heran pada istrinya yang sibuk berkutat di depan lemari. Karena rasa ingin tahunya sangat tinggi, Zeefan mendekati Marsha yang memilih-milih baju.

"Loh, sayang kamu mau kemana? Kok masukin baju ke dalam koper?" Bingung Zeefan. Kenapa tiba-tiba istrinya itu seperti ingin pergi saja.

"Kamu ga ada niatan buat kabur dari rumah kan? Plish sayang, kita baru aja nikah, jangan tinggalin aku. Aku ga siap jadi duda muda," cerca Zeefan sedikit panik sih.

"Apa sih? Gue ga mau kabur," kata Marsha.

"Terus kamu kenapa rapi-rapiin baju ke dalam koper? Kamu mau kita honeymon? Kok ga bilang ke aku sih sayang."

"Ge-er banget, siapa coba yang mau honeymon," kata Zeefan sambil terus memasukkan baju-bajunya ke dalam koper.

"Terus??"

"Gue ada jadwal pemotretan di Bali. Jadi sekarang gue siap-siap buat besok berangkat," ungkap Marsha.

"Ha??? K-kok bisa? Kita kan masih masa cuti sayang pasca nikah. Kenapa tiba-tiba kamu udah ada jadwal aja? Ga ada ngomong ke aku lagi," kata Zeefan penuh dengan keterkejutan.

"Memang masih wakti libur. Tapi beberapa waktu lalu, gue dapet tawaran ini. Kalau mau nolak ga enak, lagian hasilnya lumayan, jadi gue ambil jadwal pemotretan ini," jelas Marsha.

"Sayang, tapi seharusnya kamu cerita dong sama aku. Kita baru nikah loh, masa kamu udah mau ninggalin aku gitu aja. Ini masih masa-masa kita buat nikmatin hari. Kamu anggep aku suami ga sih Sha?" Ungkap Zeefan dengan perasaan yang campur aduk. Sedih, pastinya. Mereka baru saja menikah, tapi komunikasi diantara mereka masih sangat kurang.

Marsha menghentikan kegiatannya. Entah kenapa hatinya merasa berdenyut, perasaanya tak enak mendengar ungkapan dari Zeefan. "Udah terlanjur, gue ngambil job ini juga sebelum kita nikah," kata Marsha.

Tatapan Zeefan menjadi sendu, menatap Marsha yang masih memunggunginya. Apa yang harus Zeefan lakukan sekarang? Apa dia harus melarang kepergian Marsha? Tapi jika dia melarangnya, sudah tentu Marsha akan marah nantinya.

"Sha, gimana kalau aku larang kamu buat ga berangkat?" Zeefan mencoba melarang Marsha. Siapa tau Marsha menurut, dan mau tetap tinggal demi Zeefan.

Marsha berdiri, berbalik menatap ke arah Zeefan. "Ya ga bisa gitu dong! Gue bakal tetep berangkat. Lagian ini kerjaan gue, bukan kerjaan lo. Jadi lo ga bisa seenaknya mau mutusin apapun yang berkaitan dengan kerjaan gue," kesal Marsha.

"Tapi kita baru nikah Sha, kita butuh waktu untuk-"

"Ga ada hubungannya sama pernikahan kita. Kerjaan ya kerjaan! Gue punya kehidupan sendiri. Lo kalau ga suka, tinggal cerai aja, gampang kan," kata Marsha dengan entengnya.

"Kamu kalau ngomong dijaga ya! Jangan apa-apa keperceraian dong. Aku juga punya perasaan, hati aku sakit kalau kamu selalu bilang kayak gitu. Okey, aku terima kalau kamu ga suka sama aku. Tapi, setidaknya tolonglah, coba terima keadaan ini. Kita jalani bareng-bareng. Aku pernah denger kalau cinta bakal datang seiring berjalannya waktu Sha. Jadi tolonglah, aku ga mau denger kamu minta cerai," ungkap Zeefan yang sedikit tersulut emosi.

"Kok lo marah?!" Marsha merasa sedikit takut melihat Zeefan yang terlihat marah.

"Terserah. Aku ga bakal nahan kamu kalau mau pergi ke Bali. Aku persilahkan!" Kesal Zeefan.

Malam ini mereka tak lagi tidur satu ranjang. Setelah perdebatan yang tadi terjadi, Zeefan memilih untuk tidur di sofa, membiarkan Marsha yang tidur menguasai kasur sendirian. Zeefan masih kesal dengan apa yang Marsha katakan, sedikit-sedikit cerai. Apa dia kira pernikahan adalah hal yang tak berarti dihidupnya?

Sedangkan Marsha sedari tadi masih mencari posisi yang enak untuk tertidur. Waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam, namun Marsha masih setia membuka matanya. Dia ingin segera tidur, tapi rasanya ada yang kurang. Dia membolak-balikkan tubuhnya sambil memeluk guling mencari kenyamanan. Namun, nihil, dia masih saja susah tertidur. Dia melirik ke arah Zeefan yang sudah tertidur, terbukti terdengar dengkuran kecil dari Zeefan.

Sial! Marsha malas mengakui hal ini. Tapi, sepertinya yang dia butuhkan malam ini adalah pelukan dari Zeefan. Dia malas mengakui bahwa dia sudah kecanduan dengan tertidur di dalam pelukan Zeefan. Tertidur dalam pelukan Zeefan beberapa hari ini, membuat Marsha merasa nyaman dan lebih nyenyak dalam tidurnya. Marsha mengacak rambutnya frustasi, hingga akhirnya menutup seluruh tubuhnya dengan selimut, memejamkan matanya memaksa untuk bisa segera tidur.

~~~

Meskipun Zeefan kesal dengan Marsha, tapi dia tetap mengantar istrinya itu pergi ke bandara. Orang rumah saja tak percaya dengan tindakan Marsha, yang bisa-bisanya malah memilih meninggalkan suaminya demi sebuah pekerjaan. Selama diperjalanan tak ada suara dari mereka berdua. Hanya ada suara musik yang menemani keheningan mereka.

Sampai sana Zeefan membawakan koper Marsha sampai bertemu dengan Indah manager Marsha yang sudah menunggu dengan beberapa staf keamanan yang biasa menjaga. Marsha berjalan dengan kacamata hitam yang bertengger dihidungnya. Pagi ini dia memakai kacamata untuk menutupi mata pandanya, akibat sulit tidur tadi malam.

"Udah semua Sha?" Tanya Indah Manager, memastikan barang-barang Marsha.

"Udah," jawab Marsha. Indah manager melihat ke arah Zeefan yang mengalihkan pandangannya. Dia tau pasti suami dari modelnya itu sedang tidak mood dan pastinya kesal dengan apa yang terjadi sekarang. Entah kenapa Indah jadi merasa tak enak.

"Pagi Zeefan," sapa Indah, yang dijawab anggukan saja dari Zeefan.

"Kita berangkat sekarang Sha," kata Indah manager.

"Gue berangkat dulu," pamit Marsha pada Zeefan.

"Hem," jawab Zeefan dengan deheman saja. Marsha merasakan kekesalan Zeefan pagi ini. Tapi Marsha masih tetap pada keputusannya untuk pergi ke Bali.

"Nitip Marsha kak," kata Zeefan pada Indah manager.

"Iya, aku bakal jagain Marsha. Maaf ya, jadi ganggu waktu kalian, karena pekerjaan ini," kata Indah merasa tak enak.

"Ya. Lagipula, aku kan ga penting. Lebih penting kerjaan Marsha," kata Zeefan yang membuat hati Marsha tersentil. Indah yang tak tahan dengan kecanggungan ini, segera mengajak Marsha untuk pergi, lagi pula pesawat yang akan mereka tumpangi juga sudah waktunya untuk melakukan penerbangan.



















Hayoloh, gelud gelud wkwkwk

Cara biar dapet ide lancar dong, gimana?

Dah gitu aja maap buat typo.

SUPERMODEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang