2

8.7K 499 20
                                    

"Zeefan kenapa belum bersiap. Cepatlah nak, kita harus segera berangkat. Apa kamu sudah mandi? Jangan menjadi pemalas secara tiba-tiba seperti ini. Jadilah Zeefan yang sat-set seperti biasanya. Cepatlah bersiap, Mama carikan baju yang bagus untuk kamu," cerocos Mama Zeefan. Zeefan dengan malas bangkit dari rebahannya, menerima baju yang Mamanya itu siapkan untuknya.

"Cepatlah bersiap. Mama tunggu di bawah. Jangan sampai Papa marah dan mengutuk kamu jadi keong racun seperti yang tadi pagi ia katakan." Mama Zeefan keluar dari kamar Zeefan, memberikan waktu untuk anaknya itu bersiap-siap.

Zeefan mengenakan kaos berwarna putih yang dilapisi kemeja kotak-kotak dan celana hitam. Pakaian santai yang Mamanya pilihkan sangat cocok seperti yang Zeefan inginkan. Zeefan beberapa kali menyemprotkan parfum, kemudian mengambil tas slempangnya yang diisi dengan dompet powerbank dan juga ponsel miliknya. Setelah siap dengan malas dia keluar dari kamar menghampiri orang tuanya yang sudah menunggunya sedari tadi.

"Akhirnya sipa juga kamu Zeef. Baru aja Papa mau panggilin kamu damkar biar bisa cepet turub dari kamar," kata Papa Zeefan.

"Ga nyambung Pa. Dasar joks bapak-bapak," cibir Zeefan.

"Serah gue dong. Udah ayo kita berangkat. Kasihan temen Papa udah nungguin kita pasti," kata Papa Zeefan. Mereka akhirnya berangkat dengan menaiki mobil dan Zeefanlah yang menyetir.

Membutuhkan waktu sekitar 20 menitan untuk sampai ke kediaman sahabat Papa Zeefan. Zeefan mengekori orang tuanya yang berjalan lebih dulu. Dia yang tak tau harus apa nantinya jadi ngikut aja apa yang orang tuanya lakukan. Keluarga Zean disambut dengan sangat baik.

"Sorry ya, kalau datengnya agak telat. Ada kendala tadi," kata Papa Zeefan.

"Ga papa kok bro. Ini anak kamu?"

"Iya, ini Zeefan."

"Udah gedhe ya sekarang? Udah lama aku ga ketemu Zeefan. Nak Zeefan masih inget om ga? Dulu pernah main sama Zeefan waktu kecil."

"Hehe..lupa om," jawab Zeefan.

"Tidak apa. Udah lama juga. Lebih baik sekarang kita masuk, ayo." Keluarga Zeefan dipersilahkan untuk masuk dan langsung digiring ke meja makan, untuk makan malam.

"Kenalin ini, anak aku yang pertama namanya Indah dan suaminya namanya Sonie. Dan yang ini anak kedua, namanya Ashel dan suaminya Refaldo. Dan yang akan dijodohkan dengan nak Zeefan namanya Marsha, tapi dia belum turun. Masih siap-siap di kamar sepertinya. Ashel tolong panggilkan Marsha untuk bergabung," pinta Papinya. Ashel dengan segera beranjak untuk memanggil adiknya yang lama sekali bersiap.

~~~

"Marsha," panggil Ashel. Terlihat Marsha sudah siap, tapi masih nyaman duduk di depan kaca rias dengan raut muka datarnya yang terus menyertai.

"Ayo ke bawah. Keluarga sahabat papi udah sampe." Marsha menghembuskan napas malas. Mengapa dia yang harus menjadi korban perjodohan Papanya?

"Aku ga suka perjodohan kayak gini Kak," ungkap Marsha.

"Kamu coba terima dulu ya Sha. Kakak udah liat cowonya, ganteng dan kakak bisa menilai kalau dia cowo yang baik. Jadi semoga Papa ga salah milih dia jadi pasangan kamu. Coba terima dulu ya? Ayo turun." Ashel mengulurkan tangannya dan Marsha dengan malas menerima uluran tangan Ashel.

~~~

"Nah ini dia. Marsha namanya, anakku yang paling kecil," kata Papi Marsha memperkenalkan anaknya.

"Dia model tau Zeef," bisik Mama Zeefan.

Dari mulai Marsha datang tatapan Zeefan sampai tak berkedip memandang Marsha. Dalam hati dia memuji kecantikan yang Marsha miliki, meski kini raut wajah Marsha datar-datar saja tak ada senyuman di sana. Namun, tak mengelak kalau Marsha memang sangatlah cantik.

SUPERMODEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang