"Zeefan, Mami minta kita ke rumah buat makan malam bareng," kata Marsha sambil menunjukkan bukti chat dari Mami Marsha.
"Ya ayolah. Kerjaan aku juga udah selesai. Mau langsung ke sana?"
"Kita jalan aja dululah persiapan. Aku juga pengen bawa kamu ke tukang potong, rambut kamu tuh udah hampir gondrong," ungkap Marsha.
"Masih bagus kok," kata Zeefan sambil mengaca lewat layar hp.
"Bagus apa? Potong pokoknya. Ayo buruan beresin kerjaan kamu!"
"Iya sayang bentar ya, aku matiin komputer dulu nih." Zeefan mematikan komputernya, setelah sudah dia memberitau pegawainya yang biasa memegang kunci untuk jangan lupa mengunci restaurant jika semua sudah beres.
Karna hari sudah sore Marsha ingin mampir ke mall terlebih dahulu. Kemudian pergi ke salon yang biasanya dia datangi. Selain cakap dalam menata rambut wanita salon ini juga bagus dalam memotong rambut lelaki bentu apa pun. Zean sudah duduk siap untuk dipotong rambutnya.
"Mau dipotong gimana mas?" Tanya tukang cukur.
"Mau-"
"Botakin aja mas," sela Marsha.
"Heh, jangan dong! Nanti ga cocok," tolak Zeefan.
"Bikin kayak upin aja, sisan satu uncrit di tengah," kata Marsha.
"Gak. Kamu dulu sini," balas Zeefan.
"Dih, ogah!"
"Pendekin aja mas, modelnya biarin kayak gini. Cuma pendekin sama rapiin aja," jelas Zeefan.
"Oke, siap."
Marsha memperhatikan Zeefan dari kaca di depan Zean. Sesekali dia juga memainkan ponselnya untuk mengilangkan rasa bosannya. Hingga sekitar 1 jam an, Zeefan sudah selesai dalam merapikan rambutnya. Mereka lanjut memasuki toko lainnya. Lebih tepatnya Zeefan mengekori kemana Marsha mau beli. Dia sudah tak ada keinginan untuk membeli apa pun.
Marsha memasuki toko baju. Dia mengambil sebuah jaket lalu ditempelkan pada tubuh Zeefan. "Menurut kamu jaketnya gimana?" Tanya Marsha.
"Bagus kok," jawab Zeefan.
"Kamu suka warnannya ga?"
"Suka."
"Oke, nih bawain." Zeefan menerima jaket dari Marsha itu. "Tapi sayang, di rumah jaket aku udah banyak. Ga pernah aku pakek," jelas Zeefan.
"Ssst diem. Itukan jaket kamu bukan aku yang pilihin. Kamu ga mau? Kalau ga mau balikin aja sana." Marsha kembali mencari baju lainnya. Zeefan tak mungkin mengembalikan baju itu lagi. Dia menghargai pemberian Marsha, toh juga kapan lagi dipilihin oleh Marsha langsung.
Mereka pindah lagi ke toko lain. Kali ini memasuki toko boneka. Banyak sekali boneka-boneka yang lucu dan menggemaskan. Hingga Zeefan tertarik pada salah satu boneka di sana. "Eh, mau kemana?" Pekik Marsha karna Zeefan nyelonong jalan sendiri meninggalakannya. Mau tak mau, Marsha mengikuti suaminya itu.
"Aku mau ini," pinta Zeefan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUPERMODEL [END]
Teen FictionKetika kedua orang, lelaki dan perempuan, dipertemukan melalui perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tua mereka yang sudah bersahabat cukup lama. Apa Zeefan akan kuat menghadapi Marsha, wanita yang sangat dingin dan cuek bahkan, kulkas 10 pintu...