32

6.2K 423 13
                                    

Malamnya Marsha ditemani Zeefan mendatangi kamar Ashel, untuk pamit jika besok pagi mereka harus pergi ke bandara untuk melakukan penerbangan menuju Jepang. Tentunya Ashel terkejut dengan apa yang Marsha sampaikan. Secepat itu kah? Padahal mereka bulabg sekitar semingguan di sini.

"Kok cepet banget? Ga jadi seminggu?" Tanya Ashel.

"Iya, udah abisin waktu di sini aja. Lagian ada kita juga, bisa liburan bareng. Kalau kalian pergi ke tempat lain lagi, malah ngabisin duit aja. Mending diem anteng di sini aja," imbuh Refaldo.

"Terserah kita lah. Lagian duit-duit kita bukan duit elo. Kita udah pesen tiket, besok berangkat ga bisa dicancel," sahut Zeefan, terdengar sekali nada suaranya tak suka. Pasalnya dia masih kesal mengingat semalam.

"Udahlah sayang, biarin aja kalau mereka mau pergi ke Jepang. Biarin mereka menikmati waktu bersama jangan ganggu," sela Ashel menengahi.

"Tuh, dengerin apa yang dikata istri lo," imbuh Zeefan. Refaldo menatap Zeefan tak suka.

Padahal keduanya dulu lumayan akrab, tapi semenjak Zeefan tau fakta bahwa lelaki ini adalah mantan Marsha, dan dia juga menyadari gerak-gerik Refaldo yang masih menunjukkan ketertarikan, membuat Zeefan menjadi was-was dan perlahan tak suka dengan sifat Refaldo.

"Mau lo setuju atau nggak, gue ga peduli. Gue ke sini cuma mau ngasih tau ke kak Ashel aja. Lo ga usah ikut campur," kata Marsha pada Refaldo. Dia sudah terlalu gedek dengan tingkah Refaldo.

"Aku cuma mau yang terbaik. Cuma mau kamu ada waktu sama kakak kamu aja Sha. Udah lama juga kalian ga liburan bareng kan?" Ungkap Ashel.

"Masih ada waktu lain. Untuk saat ini, gue ada kegiatan sendiri yaitu honeymoon sama suami gue!" Kata Marsha dengan menekan kata 'honeymoon'

"Udah Sha ga papa. Kamu hati-hati ya nanti sana. Zeefan, jagain Marsha ya. Kakak tunggu kabar baik, semoga bisa cepet nyusul, dapet timangan," sela Ashel.

Sesudah selesai mereka kembali ke kamar, kembali mengecek barang-barang sebelum memutuskan untuk tidur.

"Huh, kesel banget aku sama bang Refal! Sumpah aku kalau liat muka dia bawaanya pengen nonjok. Padahal dulu nggak loh," ungkap Zeefan sambil menatap langit-langit kamar. Dia sedang tidur terlentang dengan tangan yang dijadikan Marsha bantalan.

"Kamu dendam banget ya sama dia?"

"Iyalah! Aku ga terima kalau sikap dia aja kayak gitu. Modus banget, pakek minta di elus pipinya dengan alasan ngidam. Kalau gitu ntar kalau kamu hamil, aku juga mau ngidam nonjok muka dia. Biar puas!" Kesal Zeefan yang membuat Marsha tertawa.

"Tapi, kalau ternyata ntar yang ngidam tetep kamu, aku berharap anak kita pengen, kamu nampar Refaldo, atau nggak suruh masuk ke dalam sumur aja sekalian," lanjut Zeefan. Marsha tersenyum-senyum sendiri sambil mengelus wajah Zeefan dengan sayang.

"Liat aja kalau ke depannya dia berani mecem-macem. Ga segan-segan aku bakal gantung dia di pohon mangga depan rumah. Biar dimakan gendruwo di sana," kata Zeefan mulai nglantur.

"Sayang kira-kira kalau nanti kita punya anak, kamu maunya berapa?" Tanya Zeefan tapi tak mendapat jawaban dari Marsha. Saat Zeefan menengok ternyata Marsha sudah memejamkan mata tertidur.

"Yah tidur. Dikira aku tadi ngomong itu ngedongeng apa? Ya udahlah. Selamat tidur sayang." Zeefan mengecup kening Marsha lalu menarik selimut lebih ke atas menutupi badan Marsha.

Pagi hari mereka sudah harus berangkat ke bandara untuk melakukan penerbangan ke Jepang. Semuanya berjalan begitu lancar. Untuk keperluan mereka di Jepang juga sudah Zeefan siapkan melalui Online. Di masa teknologi yang semakin canggih ini, memang sangat membantu keperluan yang seperti ini.





















Pengen es krim :(

Dah gitu aja maap buat typo.

SUPERMODEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang