8

6.7K 425 4
                                    

Zeefan dan Marsha ikut bergabung dengan keluarganya yang sudah lebih dulu menyantap sarapan mereka masing-masing. Sampai sana keluarganya malah menggoda mereka dengan pembahasan yang tak Zeefan dan Marsha sangka.

"Walah baru dateng, nyenyak banget ya tidurnya?" Kata Mami Marsha.

"Nyenyak dong, biasanya kalau tidur sambil pelukan pasti nyenyak," timpa Mama Zeefan.

"Apalagi kalau udah selesai ngelakuin hal nikmat, iya ga?" Imbuh Papa Zeefan sambil mengode Papi Marsha. Mereka tertawa dengan pembahasan ini, kecuali dengan Zeefan yang merasa malu dan Marsha yang hanya diam dengan wajah datarnya. Padahal Zeefan dan Marsha tidak melakukan seperti apa yang mereka pikirkan yaitu malan pertama. Tapi sudahlah, lebih baik diam saja menerima godaan dari keluarga mereka.

"Sha, ambilin Zeefan sarapan gih," kata Ashel.

"Biar ambil sendiri aja," jawab Marsha, lalu beranjak ingin mengambil makan untuknya sendiri.

"Ga papa, biar aku ambil sendiri aja," kata Zeefan lalu menyusul Marsha. Zeefan berdiri di samping Marsha yang sedang mengambil nasi. Di hotel ini menyediakan makan seperti khas prasmanan. Jadi mereka yang menginap di sini bisa makan sepuasnya. Setelah Marsha mendapatkan nasi, dia langsung pergi untuk memilih lauk.

"Sayang tungguin!" Zeefan buru-buru menyusul Marsha. Karena ramainya orang yang juga sana ingin sarapan, membuat mereka menjadi mengantri. Zeefan sampai tertinggal oleh Marsha yang kini sudah mengambil minum, sedangkan Zeefan masih mengantri untuk memilih lauk.

Hingga tak sengaja seseorang menyenggol tubuh Zeefan. "Maaf-maaf mas, ga sengaja," kata seorang perempuan yang menyenggol Zeefan.

"Iya mbak, ga papa kok," jawab Zeefan lalu tersenyum ramah.

"Udah lama antri Mas?" Tanya perempuan itu basa-basi, biar ada temen ngobrol juga sambil menunggu giliran.

"Nggak juga kok," jawab Zeefan.

"Masnya di sini sendirian?"

"Oh nggak, saya sama keluarga di sini. Kalau mbaknya?" Zeefan mulai kembali bertanya, karena merasa tak enak jika perempuan itu yang terus memulai pembicaraan.

"Saya juga sama keluarga. Baru selesai liburan, nanti siang udah check out."

"Oh gitu." Kini giliran Zeefan dan perempuan itu mengambil makanan. Mereka juga masih saling mengobrol sambil memilih lauk.

"Suka banget sama makanan pedes?" Tanya perempuan itu karena melihat banyaknya Zeefan mengambil makanan pedas.

"Iya, saya suka makan pedes," jawab Zeefan.

"Jangan banyak-banyak nanti bisa jadi sakit perut."

"Udah biasa makan pedes," kata Zeefan.

"Biasa juga nanti di lain hari ditakutkan bisa timbul penyakitnya."

"Amit-amit, nan-"

"Sayang! Kamu ambil makan lama banget! Ayo cepetan ga?!" Kata Marsha dengan penekanan di beberapa kata. Zeefan yang mendengar Marsha memanggilnya dengan kata Sayang, jadi shock.

"Buruan!"

"I-iya sayang," jawab Zeefan. Marsha berlalu terlebih dahulu.

"Dia siapa?" Tanya perempuan itu pada Zeefan yang kini menatap kepergian Marsha.

"Dia istri saya," jawab Zeefan.

"Loh, udah nikah?"

"Iya, baru kemarin resmi," jawab Zeefan.

"Oh. Selamat ya," ucapnya dengan senyuman getir.

"Terima kasih. Saya duluan ya," pamit Zeefan. Kemudian dia lebih dulu mengambil minum baru menyusul Marsha.

"Kirain masih lajang. Gagal deh jadiin pasangan," kata perempuan itu sedikit kecewa.

~~~

"Sst sstt." Indah kakak Marsha, menoleh ke arah Ashel karena merasa terpanggil.

"Ada apa?" Tanya Kak Indah.

"Liat deh, kenapa dua anak itu?" Ashel berkata dengan suara pelan sambil menunjuk dengan lirikan matanya ke arah Zeefan dan Marsha yang  duduk di meja yang berdeda dengan mereka. Terlihat Zeefan seperti sedang merayu Marsha, sedangkan Marsha hanya diam tak merespon.

"Udah deh jangan ngurusin mereka," kata Indah tak mau tau.

"Ihs kak Indah mah," dengus Ashel.

Di sisi lain memang Zeefan sedang merayu Marsha yang kini tak mau mengeluarkan sepatah kata pun. Entah apa yang terjadi dengan Marsha. Zeefan pikir Marsha kini cemburu dengan perempuan yang tadi berbincang dengannya. Makanya terus Zeefan perlu membujuk Marsha agar tak lagi ngambek. Tapi entah benar atau tidak, Zeefan tak tau. Setidaknya dia sudah berusaha untuk membuat Marsha kembali ingin berbicara.

"Sayang, ngomong dong jangan diem terus. Aku minta maaf deh kalau ada salah," kata Zeefan. Dia sampai menghiraukan makanannya demi membujuk Marsha.

"Kamu cemburu karna cewe tadi iya?"

"Dih! Sok tau banget! Gue juga ga peduli kali lo mau ngapain aja sama cewe itu." Akhirnya Marsha mau berbicara lagi dengan Zeefan.

"Ya terus kenapa kamu jadi diem aja? Tadi pagi padahal kita ga papa loh."

"Orang lagi makan, makannya diem. Daripada sambil nari dikira nanti kesurupan," kata Marsha dengan wajahnya yang masih datar.

"Lucu kamu," ucap Zeefan.

"Eh, aku pengen denger dong kamu manggil aku kayak tadi," kata Zeefan. Dia kini menumpu kepalanya dengan wajah, memandang wajag Marsha dari samping.

"Manggil apa?"

"Yang tadi loh. Pas aku ngobrol sama cewe tadi, terus kamu manggil aku pakek panggilan apa tadi?" Pancing Zeefan agar Marsha kembali menyebut 'sayang'

"Dari tadi nyebut cewe itu mulu. Lo suka ya sama dia? Samperin sana kalo suka, dari pada ganggu gue makan," kata Marsha dengan wajah yang tertekuk, seperti marah.

"Loh, nggak loh sayang. Aku ta bermaksud gitu. Aku cuma mau denger kamu manggil aku pakek panggilan tadi lagi, bukan malah berniat ngebahas cewe tadi," jelas Zeefan dengan panik.

"Halah udahlah, jangan ganggu gue makan lagi. Itu makanan lo kenapa ga dimakan?"

"Ga mau."

"Kenapa?"

"Karna belum disuruh ayang," jawab Zeefan sambil memajukan bibirnya sudah mirip seperti bebek.

"Oh jadi selama ini lo udah punya pacar? Terus kenapa malah mau nikah sama gue? Seharusnya ga usah terima pernikahan ini!"

"Nggak gitu sayang ih! Kamu salah paham. Ayang yang aku maksud itu kamu. Aku ga mau makan karna kamu belum nyuruh aku makan gitu," jelas Zeefan dengan sabar.

"Alesan aja lo. Buruan dimakan! Ntar gue lagi yang kena kalau lo ga mau makan," kata Marsha kesal.

"Iya sayang, aku makan nih." Zeefan mulai memakan sarapannya sambil mengoceh. Dia tak peduli walaupun Marsha lebih banyak tak menanggapi ocehannya itu.

























Ga ada yang mau diomongin lagi.

Udah gitu aja maap buat typo.

SUPERMODEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang