"Kalian baik-baik ya di sana. Jangan lupa terus kabarin kita. Zeefan, jagain Marsha baik-baik," kata Papa Zeefan. Mereka kinu berada di bandara, mengantar Marsha dan Zeefan yang memutuskan untuk berlibur berdua. Lebih tepatnya mungkin, berbulan madu yang kemarin sempat tertunda.
"Iya Pa, Zeefan bakal jagain Marsha kok. Tanpa disurug pun, pasti Zeefan jagain," jawab Zeefan.
"Bagus. Laki-laki harus melindungi wanitanya," balas Papa Zeefan.
"Marsha, kamu baik-baik di sana. Jagain juga Zeefan. Di Perancis pasti banyak cewe-cewe cantik yang bisa aja ngebuat mata Zeefan itu ngelirik. Jadi kamu harus jagain bener-bener ya?" Peringat Mama Zeefan.
"Iya Ma. Nanti kalau Zeefan sampai ngelirik cewe lain di sana, bakal aku gantung di menara Eiffel," jawab Marsha.
"Bagus. Mama dukung usaha kamu," balas Mama Zeefan lalu mereka terkekeh berdua.
"Zeefan jangan lupa kamu di sana ninu-ninu sama Marsha. Biar cepet punya momongan. Papa udah ga sabar pengen nimang cucu," bisik Papa Zeefan pada enaknya.
"Siap pa! Zeefan usahain," balas Zeefan dengan berbisik juga.
"Papa tunggu kabar baik dari kalian." Papa Zeefan menepuk pundak Zeefan memberi semangat.
"Bisik-bisik apa kalian?" Tanya Mama Zeefan ingin tau.
"Ga papa Ma. Urusan laki-laki," jawab Papa Zeefan mewakili.
"Sudah kalian sana masuk. Jangan sampai ketinggalan pesawat dan malah ga jadi liburan," kata Papa Zeefan. Mereka berpelukan untuk yang terakhir sebelum akhirnya Zeefan dan Marsha pergi.
Mereka mengambil pesawat Vip yang memiliki fasilitas lengkap dan tentunya kenyamanan terjamin. Setelah berjam-jam lamanya, mereka akhirnya sampai di Prancis. Di sana keadaan sudah malam. Mereka langsung pergi ke hotel untuk beristirahat. Badan mereka tentunya terasa lelah setelah berjam-jam hanya duduk di bangku pesawat.
"Mandi dulu! Jangan langsung rebahan, badan kamu kotor!" Marsha berkali-kali menyabitkan handuk hotel ke tubuh Zeefan yang berbaring tengkurap.
"Aku capek Sha," kata Zeefan dengan suara teredam.
"Mandi dulu baru tidur! Buruan," kata Marsha.
"Kamu udah mandi?" Tanya Zeefan.
"Belum. Aku nanti aja setelah kamu. Kamu mandi duluan sana."
"Mandi berdua aja, hemat waktu," celetuk Zeefan.
"Gak! Gak ada mandi bareng. Kamu duluan, atau aku duluan aja kalau kamu ga mau mandi sekarang?" Zeefan bangkit dari rebahannya berdiri di samping Marsha.
"Mending bareng aja." Tanpa meminta persetujuan Zeefan menggendong tubuh Marsha di pundak seperti karunt beras, membawanya masuk bersama ke kamar mandi.
"Zeefan aku ga mau!"
"Bodoamat, ga ada penolakan!" Zeefan menghiraukan Marsha yang terus berontak.
Di dalam kamar mandi Marsha hanya diam tak bergerak sambil memperhatikan Zeefan yang menanggalkan satu persatu bajunya sendiri. Pipinya memerah melihat dada bidang milik Zeefan yang terpapang jelas di hadapannya.
"Kok diem aja? Buka baju kamu. Kamu mau mandi pakek baju?" Tanya Zeefan. Bener-bener ni anak, ga ada rasa canggung-canggungnya. Berbeda dengan Marsha yang sekarang sudah menahan dirinya yang rasanya ingin kabur karna malu.
Marsha masih melihat perut Zeefan yang kotak-kotak. Zeefan yang menyadari kemana arah pandang Marsha langsunf tersenyum bangga. "Suka dengan apa yang kamu lihat sayang?" Goda Zeefan.
"Kok bisa kotak-kotak gitu?" Tanya Marsha.
"Iyalah, hasil aku olahraga. Cuma kamu yang bisa lihat perut aku ini," jawab Zeefan bangga.
"Ayolah, sampai kapan kita berdiam diri di kamar mandi? Aku udah pengen istirahat," kata Zeefan.
"Ya mandilah sana. A-aku akan keluar."
"Eitss, tidak bisa. Kita harus mandi bersama. Tidak ada penolakan. Kamu buka baju sendiri atau aku yang bukain?"
"Aku bisa sendiri!" Jawab Marsha dengan cepat. Marsha berbalik badan, dengan gestur malu-malu, Marsha mulai menanggalkan pakaiannya. Zeefan terkesiap melihat pemandangan tubuh Marsha. Meskipun punggung yang baru dia lihat. Siapa yang tidak kagum melihat punggung Marsha yang putih, mulus, tak ada borok sedikitpun. Hal itu membuat Zeefan susah menelan ludahnya sendiri.
"Waw!" Ucap Zeefan kagum, setelah Marsha berbalik. Payudara gempal yang sangat menggoda ingin dijamah. Mulut Zeefan terbuka saking kagumnya. Sedangkan Marsha sudah seperti kepiting rebus, merah merona. Tangannya menutupi area privasi miliknya. Dia malu! Ini pertama kali tubuhnya dilihat orang lain, yaitu suaminya.
"Ga usah ditutup sayang. Itu indah!" Celetuk Zeefan.
"Ck! Buruan ah mandi, aku cape pengen cepet tidur!"
"Ya ayolah mandi."
Mereka saling memandikan dan menyabuni bahkan menggosok. Gelanyar aneh mereka rasakan. Ini pertama kali bagi mereka melakukan hal intim dari sebelumnya. Kontak tubuh yang menimbulkan sengatan gelanyar aneh. Namun, pada akhirnya mereka dapat menyesuaikan situasi sampe acara mandi itu selesai. Mereka hanya mandi! Tidak lebih!
Selesai mandi mereka tidur karna sama-sama merasakan lelah.
Heheheh...😅
Dah gitu aja maap buat typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUPERMODEL [END]
Teen FictionKetika kedua orang, lelaki dan perempuan, dipertemukan melalui perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tua mereka yang sudah bersahabat cukup lama. Apa Zeefan akan kuat menghadapi Marsha, wanita yang sangat dingin dan cuek bahkan, kulkas 10 pintu...