20

8.3K 511 26
                                    

Hari sudah menjelang malam. Zeefan selesai dengan pekerjaan. Dan tugas selanjutnya adalah menjemput istrinya yang juga baru saja selesai pemotretan hari ini. Jalanan malam ini cukup padat. Namun, untung saja Zeefan dapat sampai di tempat Marsha tak terlalu lama. Marsha sudah menunggu dengan pakaian santainya.

"Aku duluan kak," pamit Marsha pada Indah, managernya.

"Hati-hati Sha."

Marsha masuk ke dalam mobil, duduk dengan nyaman. "Nunggu lama ya? Jalanan cukup macet tadi," jelas Zeefan.

"Nggak lama juga. Ga papa," jawab Marsha.

"Kita pulang sekarang." Zeefan menancap gas mobilnya meninggalkan tempat. Zeefan mengambil jalan pintas, harus memutar memang, tapi tak apa setidaknya jalanan tidak semacet jalan utama yang tadi dia lalui.

"Kamu laper ga Sha?" Tanya Zeefan membuka suara.

"Nggak. Tapi rasanya pengen makan jajan," ungkap Marsha.

"Nanti kita cari," balas Zeefan. Marsha mengangguk menyetujui.

"Zee Zee Zee!"

"Ha? Apa?!" Kaget Zeefan karena Marsha menyebut namanya sambil menepuk pundaknya dengan brutal. Zeefan sampai sedikit menginjak rem karna terkejut.

"Itu! Itu!"

"Itu apa?!" Tanya Zeefan sambil mengikuti arah telunjuk Marsha.

"Pasar malem! Aku pengen ke pasar malem!" Kata Marsha dengan semangat. Zeefan melemaskan pundaknya setelah tau apa yang membuat Marsha seheboh itu. Ternyata adalah pasar malam.

"Kirain apa Sha. Bikin panik aja," kata Zeefan.

"Ayo ke sana. Aku pengen ke sana," ajak Marsha.

"Lain kali aja. Kamu pasti cape, seharian kerja. Lain kali ya?"

"Ga mauuu, maunya sekarang. Ayolah Zee, ayoo~" Marsha menggoyang-goyangkan lengan Zeefan yang masih mengendalikan stir mobil.

"Kamu cape Sha."

"Nggak! Aku ga cape, lihat nih. Aku kuat angkat botol. Aku ga cape, ayo ke sana." Marsha menunjukkan pada Zeefan kalau dia kuat mengangkat botol Aqua berukuran besar dengan satu tangannya.

"Angkat botol doang, bocil juga bisa kali," kata Zeefan.

"Serah lah! Males gue!" Marsha melemparkan air itu ke dasbor mobil, lalu bersedekap dada menatap ke luar kaca. Dia ngambek!

"Besok aja ya Sha? Besok aku ajak kamu ke sana, sekarang kita pulang." Marsha hanya diam tak membalas perkataan Zeefan. Zeefan mengintip wajah Marsha yang nampak sangat kesal.

"Ulu ulu~ ngambek!" Zeefan mencubit pelan pipi Marsha, yang langsung ditepis oleh Marsha.

"Yaudah deh, ayo ke pasar malam sekarang," putuh Zeefan karna tak tega melihat Marsha yang kesal.

"Kalau ga ikhlas ga usah! Gue bisa ke sana sendiri nanti," kata Marsha masih ngambek.

"Ikhlas kok sayang. Kita ke sana sekarang nih." Zeefan mencari jalan, memutar balik arah mobilnya, kembalu menuju tempat pasar tadi yang baru terlewat tak jauh.

"Gak usah!"

"Tapi akunya sekarang yang mau, gimana dong?" Balas Zeefan. Marsha hanya diam, masih dengan posisinya. Zeefan mencari tempat untuk memarkirkan mobilnya. Setelah dapat dia bersiap untuk turun.

"Kok masih diem? Ga mau ikut turun?" Tanya Zeefan karna Marsha masih saja pada posisinya. "Ga mau yaudah, aku sendiri aja. Kamu tunggu di sini ya, aku mau main sebentar." Sebenarnya Zeefan hanya menggoda Marsha saja, tak mungkin dia meninggalkan Marsha sendiri sedangkan dirinya bersenang-senang. Zeefan turun dari mobil bersiap untuk menyebrang jalan. Namun, sebuah tangan sudah melingkar dilengannya. Coba tebak siapa? Ya, siapa lagi kalau bukan Marsha. Marsha dengan masker yang dikenakannya, jangan lupa kalau Marsha adalah model yang terkenal.

SUPERMODEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang