Marsha melirik ponselnya yang terus berdering, tertera nama Zeefan di sana. Marsha sama sekali tak ada niatan mengangkat panggilan telpon yang dilakukan oleh Zeefan. Marsha membiarkannya saja dan fokus pada kegiatannya kali ini yaitu memandangi dirinya dicermin sambil menghapus make upnya. Siang ini adalah waktu makan siang, jadi Marsha yang sudah selesai pemotretan pertama memilih membersihkan riasannya untuk segera bersiap untuk makan siang. Masih ada satu pemotretan lagi setelah jam makan siang nanti setelah itu baru dia bisa pulang.
"Sha, ponsel kamu geter terus. Ga mau diangkat dulu telponnya?" Tanya Indah, Manager Marsha.
"Nggak. Telpon dari orang ga penting," jawab Marsha.
"Coba jawab aja dulu. Siapa tau itu telpon penting Sha," saran Indah.
Marsha melirik ke arah ponselnya yang masih menampilkan telpon dari Zeefan. Pada akhirnya Marsha memilih untuk mengangkat telpon dari Zeefan. Apa yang membuat Zeefan meneror Marsha?
"Halo Marsha? Kamu ngapain aja sih? Kok telpon aku lama banget kamu angkatnya? Kamu sibuk kah? Atau kamu lagi kenapa-kenapa?" Cerocos Zeefan. Marsha hanya diam tak menjawab rentetan pertanyaan dari Zeefan.
"Marsha?"
"Ada apa?" Tanya Marsha tak mau basa-basi.
"Aku khawatir sama kamu karena ga angkat-angkat telpon aku."
"Alay lo. Kenapa nelpon gue?"
"Kamu udah makan siang belum? Aku gojekin makan ya? Aku niatan tadi mau jemput kamu buat makan siang bareng, tapi ternyata ada urusan kerja dadakan, jadi aku pesenin kamu makan aja ya? Kamu udah makan belom?"
"Ga usah. Gue bisa cari makan sendiri, lagian di sini udah disiapin makan sendiri."
"Yahh...aku kirimin cemilan aja ya kalau gitu? Biar kamu bisa nyemil di sana," tawar Zeefan.
"Ga usah. Gue ga suka ngemil. Jangan ganggu gue. Gue sibuk!"
"Aku cuma pengen mastiin kamu udah makan belum, ga berniat ganggu kamu."
"Ga usah sok peduli. Kita ga sedeket itu. Gue mau kerja, jangan ganggu!" Setelah mengatakan itu, Marsha langsung mematikan telpon. Marsha meletakkan ponselnya kembali di atas meja lalu dia menyandarkan punggungnya lelah.
"Kasar banget kamu ngomongnya Sha. Siapa tadi yang nelpon?" Tanya Indah. Selain menjadi manager Marsha, Indah juga biasanya menjadi tempat Marsha bercerita. Jarak umur mereka yang tak terlalu jauh, membuat Marsha mau terbuka kepada Indah. Bahkan Marsha sudah menganggap Indah sebagai kakaknya sendiri.
"Biasa aja. Orang gila ga penting," jawab Marsha.
"Ga boleh gitu Marsha," peringat Indah.
"Udahlah, aku laper kak. Pengen makan," kata Marsha.
"Kakak ambilin makan dulu. Nanti abis makan langsung siap-siap lagi ya, soalnya pemotretan kedua kamu nanti jam 1 an dimulai."
"Iya kak." Jawab Marsha. Indah beranjak mengambilkan makan untuk Marsha. Sedangkan Marsha mengadahkan kepalanya dan memejamkan mata, karena dirinya merasa lelah sekarang. Ingin sekali dia menyelesaikan pekerjaanya lebih cepat dan segera pulang, agar bisa istirahat di rumah.
Marsha mulai makan siang saat sudah mendapatkan jatah makannya. Namun, saat dia sibuk makan seorang staf masuk sambil membawa kantung kresek yang katanya dia dapat dari gojek pesanan diberikan untuk Marsha.
"Tapi aku ga pesen makanan kak," kata Marsha.
"Tapi ini kata mas-masnya buat kamu," kata Staf.
"Ada yang ngirimin buat kamu kali Sha," sela Indah. Marsha jadi teringat pada Zeefan. Apa yang mengirim ini adalah Zeefan?
KAMU SEDANG MEMBACA
SUPERMODEL [END]
Teen FictionKetika kedua orang, lelaki dan perempuan, dipertemukan melalui perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tua mereka yang sudah bersahabat cukup lama. Apa Zeefan akan kuat menghadapi Marsha, wanita yang sangat dingin dan cuek bahkan, kulkas 10 pintu...