"Thank you." Zeefan membawa masuk nampan yang berisi makanan untuk sarapan dia dan istrinya pagi ini.
"Marsha sarapan dulu," ucap Zeefan pada Marsha yang sudah terduduk di kasur dengan penampilan awut-awutan sebab dia baru saja bangun dari tidurnya. Rambut Marsha yang masih seperti singa tak mengganggu perasaan cinta dari Zeefan, justru malah membuat itu lucu. Zeefan menerima apa pun dari diri Marsha.
Zeefan menyiapkan meja portable dan menata makanannya di sana. "Udah belum ngumpulin nyawanya?" Tanya Zeefan sambil merapikan rambut Marsha. Marsha mengangguk, berarti kesadarannya sudah kembali penuh.
Makanan yang menjadi menu sarapan mereka adalah Blanquette de Veau. Sup daging sapi muda kental yang dibuat dengan banyak mentega, krim, dan wortel. Secara tradisional, rebusan dikentalkan dengan roux dan biasanya disajikan dengan nasi. Untuk minumannya tersedia masing-masing mendapat segelas air putih dan susu hangat.
"Setelah ini kita jalan-jalan ya?" pinta Marsha di sela makannya.
"Iya. Habisin makanannya dulu. Nanti kita pergi jalan-jalan setelah ini," jawab Zeefan.
Untuk makanan penutup, tersedia tarte Tartin. Kue ini terbalik berisi buah-buahan yang dikaramelkan sebelum dipanggang. Biasanya disajikan dengan crème anglaise atau es krim. Sangat enak, Marsha menyukai makanan ini.
Selesai dengan sarapan, mereks mulai bersiap untuk pergi jalan-jalan. Mencuci mata mereka dengan keindangan yang di sajikan negara ini. Mereka tak lagi mandi bersama. Zeefan lebih dulu mandi, sedangkan Marsha sekarang menyiapkan baju untuk mereka gunakan. Marsha membuka koper mencari baju yang cocok untuk mereka kenakan.
Pakek baju samaan kayaknya lucu. Batin Marsha dengan tersenyum-senyum sendiri. Dia berpikiran untuk menyempatkan berbelanja di negara ini. Lalu Marsha mengambil baju dengan warna senada yaitu biru.
"Sayang mana baju aku?" Tanya Zeefan yang selesai mandi.
"Kamu cepet banget mandinya? Beneran mandi apa nggak?" Heran Marsha.
"Mandilah! Lagian aku udah lama tau di dalem sana. Mada dikira ga mandi," jawab Zeefan sambil mengambil baju yang Marsha pilihkan.
"Kamu giliran mandi sana," kata Zeefan.
"Oke, aku mandi dulu sebentar," jawab Marsha, lalu masuk ke dalan kamar mandi.
"Sebentar? Yang ada nanti satu jam berlalu," kata Zeefan, dengan suara pelan tentunya.
Benar saja, Zeefan rasanya ingin kembali tidur karna menunggu Marsha yang tak kunjung selesai mandi. Ini sudah hampir tiga puluh menit Marsha di dalam sana. Apa yang dia lakukan, sampai betah sekali?
"Ini sampai kapan selesainya?" gumam Zeefan sambil melihat ke pintu kamar mandi yang masih setia tertutup. Zeefan beranjak, mengetuk pintu kamar mandi.
"Sha, masih lama ga Sha? Kamu ngapain di dalem? Amankan? Ga ada apa-apa kan?" Tanya Zeefan dari luar. Akhirnya pintu terbuka menampilkan Marsha yang terbalut bathrobe. "Akhirnya kamu selesai. Lama banget kamu di kamar mandi, aku khawatir ada apa-apa," kata Zeefan.
"Apa lama? Orang cuma sebentar pun," kata Marsha lalu mengambil bajunya dan kembali masuk ke dalam kamar mandi.
"Sha, jangan mandi lagi dong," ucap Zeefan.
"Aku cuma mau pakek baju!" Sahut Marsha dari dalam.
~~~
Hawa sejuk mereka rasakan di sini. Jalanan yang sangat bersih, terhindar dari sampah yang dibuang secara asal. Sepertinya memang orang di sini sangat memperhatikan kebersihan lingkungan. Itu hal bagus! Kendaraan berlalu lalang dengan rapi tanpa terjadi kemacetan. Tembok-tembok banyak yang dilukis dengan indahnya, tidak asal-asalan.
Tujuan mereka kali ini adalah sebuah museum lukisan. Banyak sekali lukisan-lukisan ternama dan hasil karya tak perlu lagi diragukan. Mereka memandang kagum pada lukisan-lukisan yang terpajang di sana.
Mereka juga mengabadikan setiap perjalanan dengan berfoto. Di sini Marsha bisa bebas tanpa harus waspada jika ada media yang akan meliputnya. Eh, sepertinya ada jika itu media yang menyebalkan, tak bisa membuat liburannya senang.
Sekarang waktunya makan siang. Mereka mampir di sebuah restaurant dan memesan steak untuk makan siang. Sedang asik-asiknya mengobrol, tiba-tiba ada seorang perempuan yang tak sengaja menyenggol kursi Zeefan.
"Eh, maaf ga sengaja," kata perempuan itu. (Gua ga bisa basa enggres, jadi pakek b.indo aja😭)
Zeefan termangu dengan apa yang dilihatnya. Marsha sampai melotot melihatnya juga. Bagaimana tidak? Perempuan yang menyenggol itu berpakaian sangat hott. Dia memakai croptop warna putih, dan kain itu tipis! Jadi warna branya yang berwarna merah itu sampai terlihat. Payudara yang besar membuat itu menonjol. Celana yang dia kenakan adalah celana pendek, paha atas. Kaki mulusnya jadi terlihat. Rambut yang terurai dengan keringat itu, membuat kesan panas.
"Ga papa," jawab Marsha, karna Zeefan sedari tadi hanya diam. Perempuan itu berlalu, menyisakan Zeefan yang berkedip berkali-kali untuk tersadar dari keterkejutannya.
Marsha yang kesal langsung menghujani Zeefan dengan cubitan, tak pedulu jika itu akan meninggalkan bekas. "Sakit sayang," keluh Zeefan.
"Bagus! Bagus kan apa yang tadi kamu lihat? Suka iya?! Sampe gitu banget lihatnya!" Omel Marsha yang tentu saja kesal.
"Nggak sayang. Aku ga suka, cuma kaget aja," jawab Zeefan panik.
"Cukup tau, aku mah apa atuh," kata Marsha.
"Kamu kan istri aku, maaf ya sayang?" Zeefan memeluk Marsha dari samping. Marsha yang masih kesal menjambak rambut Zeefan, untuk melemapiaskan kekesalannya.
Ada ada aja sih wkwkwk.
Dah gitu aja maap buat typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUPERMODEL [END]
Teen FictionKetika kedua orang, lelaki dan perempuan, dipertemukan melalui perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tua mereka yang sudah bersahabat cukup lama. Apa Zeefan akan kuat menghadapi Marsha, wanita yang sangat dingin dan cuek bahkan, kulkas 10 pintu...