Kami berlari secepat mungkin mengikuti Nata, entah mengapa perasaanku tidak enak.
Kami sudah hampir sampai ke tangga menuju lantai satu, namun..
Dukk!!
Suara benda terjatuh terdengar dari belakang kami, serentak kami menoleh ke arah suara itu, disana Alvira tengah berlutut di lantai sambil memegangi pergelangan kakinya.
"Kakiku terkilir.." lirihnya.
"Oh ayolah.." gerutu Alvaro.
"Grr..."
Belum sempat kami membantu Alvira, suara geraman itu terdengar, suaranya sangat jelas, berasal dari ruangan kelas di sebelah kami, pintu kelas yang berada tepat disamping Alvira itu tertahan oleh beberapa batang sapu, dan terlihat pintu itu didorong-dorong dari dalam.
"Oh tidak, Zombie di ruangan kelas itu sangat banyak, asalnya kami akan menghabisi mereka, namun Koyuki bilang akan lebih menghemat waktu jika kita menahan pintu itu sementara dan itulah yang terjadi.." jelas Nata yang terlihat mengatur nafasnya itu.
"Koyuki bilang, sapu-sapu itu takkan menahan para Zombie itu untuk waktu lama.." ucapnya lagi.
"Sialan.. kau ini merepotkan sekali.." gerutu Alvaro lagi, namun kali ini ia menghampiri Alvira dan mengangkat tubuh kecil kembarannya itu.
"A.. ah?" Ucap Alvira terkejut.
"Ugh.. jangan banyak bergerak, kau ini berat tahu!" Keluh Alvaro dengan wajah kesal.
Alvira yang mendengarnya langsung memasang wajah kesal, namun entah mengapa keduanya terlihat bahagia.
"Hei kalian! Bantu aku! Dia ini benar-benar gendut.." ucap Alvaro pada kami.
"Ah baiklah, biar aku saja yang menggendongnya.." ucap Leon dengan nada sok pahlawan dan berjalan mendekati mereka berdua.
"Eek! Tidak! Aku tak ingin digendong orang menjijikan sepertimu!" Tolak Alvira langsung.
Leon langsung menghentikan langkahnya, aku tahu perasaannya, bagai ditusuk ribuan tombak tepat di hati.. melihatnya seperti itu, aku tak kuasa menahan tawaku.
"HAHAHAHAH! Ditolak mentah-mentah! Kau ini seharusnya le--"
Brakk!!
Belum selesai aku menghina Leon, sapu-sapu yang menahan pintu itu patah karena sudah tak mampu menahan dorongan dari dalam ruangan pintu itu, dan puluhan Zombie langsung berhamburan pada Alvira dan Alvaro.
"Gyaaaaahhh!!!!"
"Aaargghh! Tidak!! Toloongg!!!"
Sialan! Rupanya ini perasaan tidak enak yang sedari tadi menghantui pikiranku.. Teriakan mereka.. aku tak kuat jika harus mendengarnya lebih lama lagi, dengan cepat kuarahkan handgunku pada sekumpulan Zombie yang sedang menyantap makan siangnya itu.
"Kyaaaaaaaaa!!!!" Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari arah yang berlainan, ya.. dari arah tangga..
"Itu.. suara Cicely!" Ucap Nata dengan wajah ketakutan, aku juga mendengarnya dengan jelas, dan itu memang suara Cicely.
Tiba-tiba sebuah tangan menggenggam lenganku, aku menoleh dan sudah kuduga, itu Alfian.
Ia menatapku dan menggelengkan kepalanya.
"Tidak ada gunanya menghabiskan pelurumu disini, sebaiknya kita pergi kebawah, Alvaro dan Alvira sudah berkorban untuk memperlambat para Zombie itu.." ucapnya dingin.
"Ta.. tapi.."
Tiba tiba sesosok Zombie dari gerombolan itu menoleh ke arahku dan berdiri dengan lunglai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vegetarian Zombie?! (On Revision)
Ciencia FicciónAku tengah memakan salad kesukaanku di atap sekolah ketika kejadian itu terjadi. Kejadian yang sering disebut- 'Zombie Apocalypse.' Aku dengan beberapa teman sekelasku mencoba survive dari para Zombie ini, namun.. Satu per satu dari kami mulai berja...