Bitter Past

6.2K 521 21
                                    

Kalvie's PoV

"Hoaaamm.. hari yang melelahkan" ucapku sembari menengok ke arah jam dinding yang menunjukkan jam 22:45

Aku baru selesai memberi arahan pada Ervina untuk menggunakan senapan sementara Rory, Gabriel dan Koyuki masih berlatih dengan senjata baru mereka yang kuberi..

Ya, seperti yang kubilang, persenjataan yang mereka bawa dari sekolah itu takkan terlalu membantu mereka, jadi ya.. kuberi mereka sedikit perlengkapanku sesuai dengan kemampuan mereka..

Gabriel, aku sudah cukup mengenalnya, dengan badannya yang seperti raksasa itu, dia pastinya cocok untuk menjadi penyerang jarak dekat, namun matanya yang tajam dan akurasinya yang tinggi tak dapat disia-siakan, sehingga aku memutuskan memberinya sebuah senapan tua favorit ayahku, Winchester..

Winchester ini dapat menembak dengan arah yang cukup jauh, selain itu jika ia kehabisan amunisi, gagangnya yang lumayan kuat itu dapat ia gunakan untuk pertahanan jarak dekat, jadi kurasa senapan itu akan cocok untuknya..

Selanjutnya Rory..

Ketika aku melihat gaya bertarungnya yang seakan tidak terarah itu, aku dapat menyimpulkan akan buruk jika aku memberikan senapan padanya, itu takkan terlalu berguna untuknya..

Tapi.. kemampuan bertarung jarak dekatnya tak dapat diremehkan, ia sudah membunuh banyak zombie dengan tangan kosong, sehingga aku memutuskan memberinya sepasang knuckle knife dan pelindung lengan..

Lalu Ervina.. dia karateka yang handal, jadi aku tidak terlalu pusing memikirkannya, aku hanya memberinya handwrap untuk melindungi lengannya dan untuk berjaga-jaga aku juga memberinya sebuah walther p99, sebuah senapan yang pengoperasiannya cukup sederhana menurutku..

Dan terakhir Koyuki.. aku memberinya sebuah katana, Seiryuuken, pedang yang sempat menjadi koleksi ibu dulu..

Ibu...

Kuharap kau tenang disana..

Kau tahu bu? Jika saja kau ada disini bersamaku, ada banyak hal yang ingin kuceritakan..

Contohnya saat ini.. aku merasa ini salah bu.. melihat mereka berlatih untuk menyelamatkan Alfian besok, sementara aku hanya memantau mereka..

Aku ini benar-benar tidak berguna...

Lalu.. Ayah.. kuharap ia baik-baik saja disana, semoga Prof. Charlie bodoh itu tidak menyadari apapun..

Ayah.. Ibu..

***

"Hei Kalvie! Mau sampai kapan kau tidur disini?" Ucap Gabriel sembari menggoyang-goyang tubuhku, membangunkanku dari tidurku...

Tunggu dulu..

"E.. eh?! Aku tertidur?! Sejak kapan?!" Ucapku bingung, Gabriel hanya menepuk dahinya dan menggelengkan kepalanya.

"Astaga kau ini.. lihat jam berapa sekarang.." ucap Gabriel sembari menunjuk jam dinding, aku menyipitkan mataku yang belum sepenuhnya terbangun itu.

00.15..

Oh astaga.. aku tertidur satu setengah jam dan tidak ada yang membangunkanku? T.T

"Sebaiknya kau pergi ke kamarmu, sudah tak ada siapapun disini.." ucap Gabriel, aku dengan refleks melihat sekitar dan ya.. ruang latihan yang berada di dalam tanah ini sangat sepi, hanya ada aku dan Gabriel sekarang.

"Hei.. mau sampai kapan kau bengong seperti anak hilang begitu?" Tanya Gabriel lagi, aku langsung menatapnya sinis.

Gabriel tersenyum kecil dan duduk di sampingku.

Vegetarian Zombie?! (On Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang