A Hope..

5.9K 540 72
                                    

Volanum's PoV

"Rencana untuk menghentikan ini semua?.. apa.. apa maksudmu?" Tanyaku.

"Ya, dengan dengan reaksi tubuhmu terhadap virus itu.. sepertinya dalam waktu beberapa minggu, aku dapat membuat serum penawar virus ini.."

Be-benar juga.. dengan tubuhku dan penyakitku sebagai sampel.. kurasa.. Gharvan yang bergelar Professor ini dapat menghentikan semua kegilaan ini.. ya.. masih ada harapan!

"Tapi.. jika benar kesadaranku kembali karena virus ini 'kelaparan', maka bukankah seharusnya para Zombie yang lain juga kembali sadar setelah beberapa minggu umat manusia musnah? Mereka takkan memakan daging sesama Zombie kan?"

Ia menggelengkan kepalanya mendengar usulanku.

"Aku sudah melakukan percobaan untuk meneliti hal itu tepat beberapa jam setelah aku sadar kembali.. aku mengisolasi satu ekor Zombie tanpa supply protein dan kau tahu hasilnya? Dalam 4 hari setelah ia diisolasi ia mengigit tangannya sendiri.."

A-apa?! Itu berarti..

"Jika semua Zombie melakukan itu.. maka tak lama lagi, mereka akan mulai memusnahkan diri mereka sendiri.. hingga akhirnya.. umat manusia musnah?.. " ucapku yang masih tak percaya dengan hasil percobaan itu.

Prof. Gharvan mengangguk.

"Ya, begitulah situasinya, karena itu.. untuk saat ini.. rencanaku adalah membuat serum penawar berdasarkan sampel tubuh dan penyakitmu, lalu aku akan menyebarkannya dengan 'awan' milik Prof. Charlie.."

"Eh? Awan?" Tanyaku yang tak mengerti maksud perkataannya itu.

"Ya, aku mendengar dari istriku kalau beberapa tahun terakhir ini, para ilmuwan sedang mengembangkan sebuah alat yang dapat membuat 'Awan' dan mengendalikannya sesuka hati.."

"Namun, percobaan itu masih jauh dari kata berhasil, namun anehnya.. pada hari kedua setelah outbreak.. Charlie menyebarkan Virus-virus itu menggunakan 'Awan' itu, yang sudah sangat sempurna, hingga ia dapat mengatur dimana munculnya awan itu dan menjatuhkan muatan yang berupa virus itu.." jelasnya sembari mulai melangkah meninggalkan 'kuburan' rekannya itu.

Aku tercengang mendengar penjelasannya itu.. bagaimana mungkin ia dapat menggunakan teknologi yang masih berbentuk konsep? Ataukah.. apa mungkin--.

"Hei, Professor.. apa.. penjelajahan waktu itu mungkin dilakukan di masa depan?" Tanyaku sembari mulai mengikutinya.

Prof. Gharvan menoleh ke arahku, dari matanya itu, aku dapat mengetahui kalau ia tengah tersenyum.

"Pemikiranmu sama sepertiku.. ini akan menarik, kawan.." ucapnya sembari menghembuskan asap dari maskernya itu.

Aku tersenyum mendengar ucapannya itu, karena.. memang sejak dulu.. teori penjelajahan waktu ini selalui menarik perhatianku.. jika itu memang dapat dilakukan.. maka.. ini akan sangat menarik..

"Baiklah, kita akan ungkap misterinya.. namun sebelum itu, kita harus memusnahkan para Zombie itu kan? Aku siap untuk menjadi sukarelawan percobaanmu.." ucapku, namun ia menghentikan langkahnya.

"Ya, kau memang satu-satunya harapan umat manusia untuk saat ini.. tapi, kau baru mendapatkan kesadaranmu kembali dalam waktu kurang dari 24 jam, pertama-tama aku akan mengamati perkembanganmu dalam satu atau dua minggu untuk memastikan kalau-kalau kesadaranmu hilang kembali.."

"Dan dalam jangka waktu itu, aku ingin kau berlatih bersama kami, para Zombie Hunter.. sekarang ikuti aku.." ucapnya sembari mulai melangkah cukup cepat.

"Eh? Kemana?" Tanyaku sembari mengikutinya dari belakang.

"Markas.. kau akan kukenalkan dengan para Zombie yang lain.."

Vegetarian Zombie?! (On Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang