Chapter 14

2.7K 505 870
                                    

⚠️ TYPOS ⚠️



Backsound :  Akhedni Maak - Yara & Fadel Shaker (wajib pake banget kalau mau dapet lebih feelnya 😍 use earphone!)

Tanggal pernikahan sudah ditetapkan dengan mantap.

Kedua belah pihak keluarga sibuk mempersiapkan segala sesuatu, meskipun sejatinya Maliq dan Azalia sepakat ingin menggelar akad secara tertutup dan hanya dihadiri keluarga dekat saja.

Itu permintaan Maliq saat berdiskusi dengan Habib Umar, dia tidak ingin membangkitkan trauma Azalia karena resepsi yang berlebihan mengingat pernikahan pertamanya gagal.

Habib Umar menyambut dengan baik permintaan Maliq, bahkan jadi lebih waspada dalam memutuskan sesuatu demi kebaikan Azalia.

Sementara Baba mengikuti apapun keputusan Maliq, yang terpenting besanan dengan Habib Umar.

"Ayik mau ngisi rumah yang mana nanti? Udah harus cari asiten rumah tangga juga ni kita. Baba enggak mau mantu Baba kerjain pekerjaan rumah, pokoknya Ifah Aza enggak boleh cape."

Yang diajak bicara oleh Baba malah sedang sibuk bermain ular tangga bersama Hamza dan Abra.

"Lu Abra awas ya kalau ngajakin Maliq enggak bener lagi! Udah beda sekarang Maliq mau nikah!" Baba mengancam si biang kerok Abra.

"Iye bib iye!"

"Yes! Hamza menang lagi!"

"Ah capek gue kalah terus!" Abra merutuk kecil.

Abra kemudian menatap Maliq dan terkekeh. "Lo udah siapain obat kuat belum?"

Baba menggebuk Abra hingga terdengar bunyi menyerupai intro netplik.

Maliq menghisap sisa rokok dan berdecak remeh. "Enggak salah? Gue enggak butuh gituan ya bangke!"

"Obat kuat apa sih Yik?" Si polos Hamza masih sibuk bermain ular tangga.

"Ya kali mau dobel tahan lamanya."

"Baba gampar ya kalian!"

"Hamza kan enggak ikut-ikutan Bib..." Hamza mencelos dan Baba segera mengusap puncak kepalanya dengan sayang.

"Bukan ke Hamza, tapi ini dua curut!"

Maliq meringis kecil.

"Tapi kebayang enggak sih, misal jodoh lo bukan syarifah Azalia tapi Bunda Corla?"

"Bangsat Abra!" Maliq tergelak.

"Yaolo Yaolo Yaolo..." Abra si raja parodi beraksi.

"Ini udahan maen ular tangganya?" Hamza bertanya.

"Za, lo kalau ada yang bayar sepuluh milyar buat nguncir rambutnya Limbad, lo mau?" Abra bertanya konyol pada Hamza.

Tawa Maliq semakin keras dibuatnya.

"Hamza enggak mau, mending nguncir kuntilanak."

Abra terkikik dan menyalakan sebatang rokok. "Tapi serius ya, master Limbad apa enggak kepengen collab gitu sama Bunda Corla?"

"Ngapain anjing!" Maliq masih tertawa.

30:21Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang