Chapter 17

2.4K 465 661
                                    

⚠️TYPOS⚠️
.
.
.

Seminggu setelah akad berlangsung.

Azalia telah selesai mengemas barang-barang miliknya, sudah waktunya pindah dan ikut dengan sang suami.

Sebenarnya dia tidak keberatan, tapi rumah masa kecilnya menyimpan banyak kenangan hingga rasanya sedikit sulit beranjak dari sana. Bahkan karena terlalu emosional, Aza sempat menitikan air matanya.

Sejak awal tidak ada kesepatakan berarti, tapi Azalia paham bahwa sudah seharusnya ia ikut ke mana pun sang suami membawanya.

Termasuk keluar dari rumah itu.

"Udah semua?" Maliq kembali ke kamar setelah sebelumnya membawa dua koper milik Aza. Memastikan tidak ada barangnya yang tertinggal.

"Udah..."

Azalia yang bertahan duduk di atas ranjangnya membuat Maliq peka.

Pria itu masuk dan menutup pintu sebelum menyusulnya duduk.

"Sebentar ya? Aza masih betah..."

"Boleh..."

Maliq menatap istrinya, memberikan waktu sebanyak yang dia mau untuk menggugu perasaannya yang bergejolak karena harus pindah dari rumah itu.

"Atau mau nunggu beberapa bulan dulu?"

Azalia sontak menggeleng keras.

Maliq mengusap puncak kepalanya dengan sayang lalu membelai wajah mungil itu. "Enggak apa-apa padahal..."

"Aza juga enggak apa-apa..."

"Iya?"

"Heung. Sedikit emosional aja..."

"Kalau Aza masih mau tinggal di sini, boleh kok..."

"Enggak.Aza mau ikut suami... ke mana pun suami Aza pergi, Aza ikut."

"MasyaAllah... berarti nanti kalau saya mau ke kamar mandi. Aza ikut?"

Tawa kecil Maliq pecah sembari merentangkan tangan dan menggugu tingkah malu dan rengekan Azalia di pelukannya.

"Lagian Aza pengen tau rumah Sayyid. Kan belum pernah ke sana sama sekali."

Maliq tersenyum. "Rumah gubuk. Jangan nyesel ya?

"Biarpun gubuk, di sana ada Baba sama Jidah yang baik hati. Aza enggak sabar!"

"Bener ni?"

"Heung!" Azalia mengeratkan pelukan sambil menyesap aroma tubuh suaminya yang bercampur wewangian parfum.

"Jadi, mau berangkat jam berapa?" Maliq melirik jam tangan.

"Sekarang aja..."

"Ya udah..." Maliq membawa tas Aza dan menggenggam tangannya.

Setelah perpisahan yang cukup emosional dengan abi dan umi di depan halaman rumah, Azalia bergegas masuk ke dalam mobil dan menyembunyikan tangis kecil itu dari suaminya.

30:21Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang