Chapter 20

1.4K 359 306
                                    

⚠️ TYPOS ⚠️


Ketika kembali ke kamar sambil menenteng nampan berisi sarapan, Maliq mendapati istrinya tengah kesulitan menarik resleting dress rumahan yang dipakainya.

Setelah meletakkan nampan itu di meja, Maliq meringankan kesulitan Azalia dan membantunya menarik resleting itu lalu mengecup tengkuknya yang beraroma manis.

Di sana, dia merasakan demam Azalia belum turun. Kulitnya panas.

"Kenapa ganti baju?"

"Keringetan, Aza enggak betah."

Melihat Azalia berdiri dengan goyah, Maliq berinisiatif menuntunnya duduk di sofa.

"Gimana? Ke dokter aja, ya?"

Sambil menyuap sarapannya dengan ogah-ogahan, Azalia mengangguk kecil.

"Tapi kalau siang udah enakan enggak perlu ke dokter," Azalia menimpali. "Suami Aza boleh pergi kerja kok."

"Enggak lah," Maliq menolak. "Kamu lagi sakit masa ditinggalin."

Mulut Azalia terasa pahit dan dia kesulitan menelan makanannya, setelah tiga suapan dia berhenti dan merengut ke arah suaminya.

"Sini..." Maliq yang merasa bersalah itu merengkuh sang istri, memangku dan mendekapnya.

"Aza... itu..." Azalia kembali bersuara.

"Hum?"

Azalia mendongak dan menatap suaminya.

"Kenapa?"

"Barusan yang ada yang telfon suami Aza. Maaf karena bunyi hp nya keras, kepala Aza tambah pusing, jadi Aza angkat telfonnya."

"Siapa yang telfon?"

Aza mengerjap lemah dan perlahan menarik nafas, "enggak ada namanya, tapi... cewek, terus... manggil sayang."

Azalia merasakan tubuh Maliq menegang seketika.

"Mungkin... salah sambung. Enggak ada namanya kan?"

Azalia mengangguk kecil.

"Sayang?"

"Hng."

Maliq tidak suka jika Azalia menghindari tatapannya.

"Shoofnee Yaa Haura." Maliq memintanya untuk membalas tatapan, dengan lembut, tak lupa mengusak pipinya yang merah dengan ibu jari.

"Kayaknya enggak salah sambung, dia manggilnya Maliq sayang."

Di tengah menahan diri karena gejolak emosi merundungnya tiba-tiba, Maliq malah terpikat pada dua kata.

"Manggilnya gimana?"

"Maliq sayang."

Senyum Maliq tertahan, urusan Claire akan dia atasi setelah ini. Dia perlu menumpahkan kegugupan saat Azalia memanggilnya semesra itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

30:21Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang