Hey guys im back for you.
Here they are
***
Setelah sekian lama lisa akhirnya duduk juga di kursi konsultasi.
Kini dia bersebrangan dengan dokter senior yang katanya adalah dokter dari sehun. Tidak ada penjelasan lain dari itu, selain fakta sehun mantan pasiennya. Sang dokter pun tetap menunggunya, ia terkenal bisa menunggu setiap pasiennya.
Pada Kenyataannya, sehun tidak se-sempurna yang dia tampilkan, ada luka yang tak bisa orang lain lihat, luka yang berasal dari jiwanya.
Di titik bujukan yang keberapa lisa menyerah, ia pikir memang sebaiknya mendapat penanganan ahli. Karena terakhir kali ia marah ia sulit tidur dan bukan hal yang bisa dianggap baik. Lama-lama citra bersihnya sebagai presdir perusahaan akan kotor. Inilah bentuk usaha membereskan itu.
"selamat malam dok, saya tau saya pasien yang berbuat sesuka hati. Maaf untuk itu."
"malam, nyonya kim. Bukan masalah besar, anda tetap pasien saya. Apa anda sudah siap, sesi konsultasi tidaklah sulit, semuanya dilakukan bertahap. "
Di kursinya lisa mengangguk merasa mengerti. Semuanya terasa dalam, baik kata yang keluar maupun segala pemakluman sang dokter. Ia menebak nebak akan mendapat diagnosa separah apa nantinya.
"awal aku menyadari amarah ku terlalu meluap-luap adalah hari -hari dimana saudaraku masuk ruang igd."
kakak laki-lakinya mendapat diagnosa sakit parah. Keluarga kecilnya terlalu sibuk dengan berbagai urusan. Hingga hanya lisa kecil yang menyadari darah berasal dari hidung kakaknya mengalir deras membasahi gambar hitam putih yang coba mereka beri warna.
Bukan, bocah kecil itu tidak panik ataupun menangis. Selembar kain dia keluarkan untuk membersihkan darahnya dan menengadah menghentikan darah keluar, namun juga menyumbat jalan napasnya. Bocah pria mengatakan ia baik-baik saja sambil bernafas susah payah. Lisa kecil berhenti ketakutan,
Siang itu menjadi siang terakhir ia dapat menggambar bersama kakak-nya.
Kakaknya jatuh terkulai lemah selepas darah dia bersihkan sendiri. Kedua matanya tertutup rapat badan kurusnya jatuh diatas karpet bulu. Lisa kecil sudah tau orang tua mereka bukan jalan keluar masalah ini, lisa meneriakan nama kakek berulang kali, sampai pengasuhnya menghubungi kakek yang baru sampai dibandara. Seperti apa yang sang nona muda inginkan. Kakek menjadi malaikat nya.
"kapan itu terjadi nyonya kim?"
Lisa tersenyum getir. "itu pertama kalinya saudara ku menginjak lantai rumah sakit. Sebelum hari-hari rutin."
"anak kecil yang marah hari itu terus bertumbuh dok,"
" baik dirinya dan rasa marahnya."
"saya sangat maklum dengan kejadian itu memenjarakan ingatan muda anda. Juga menyayangkan hal itu sampai terjadi." sang dokter mulai mencatat, dengan gurat senyum yang pudar. Sebagai dokter dia tidak akan menambahkan empati berlebihan.
Konsulntasi terhitung sesuai dengan waktunya. Hanya satu jam yang berjalan lumayan lancar, lisa tidak menangis seperti apa yang ia takutkan. Terlihat lemah dengan air mata.
Lisa mendapat resep, untuk kesulitan tidur namun ia tidak boleh mengonsumsi dalam keadaan normal. Hanya ketika sulit tidur.
Lisa berpamitan formal undur diri. Ia menemukan oh sehun dengan tenang dideretan kursi tunggu. Sesaat ia tak mau mengganggu sehun dengan pekerjaannya yang mungkin belum selesai. Tapi kapan? Lisa tidak tahu menahu kehadiran dia.
" sudah selesai rupanya. "
"bagaimana, ada kemungkinan lebih baik?" ujar sehun.
"aku harus menjawab seperti apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANOTHER LEVEL
De TodoLalisa Kim yakin sepenuhnya ia tak menginginkan pria manapun ikut larut dalam dunianya. Pria antah berantah menentang nya. Oh Sehun sanggup menjadi tameng yang menjauhkan Lisa dari perjodohan manapun. Asalkan Lisa mau ikut memegang tameng bersamany...