Holla guys,im back.
*
Pagi ini pesawat mendaratkan dirinya di sebuah kota, jauh dari Asia sana, yang sekaligus ibu kota inggris raya, London. Kali ini Dia tidak mengizinkan satu pun pengawalan ketat untuk dirinya. berarti liburan singkat beberapa pengawal pribadi-nya. Mereka sedang beruntung saat ini. Seseorang membuka pintu Mobilnya penuh hormat dan membungkuk. Tapi lisa tak perlu peduli.
Sebuah rahasia umum Jika bangsa eropa rasis pada bangsa asia selama bertahun- tahun layaknya sebuah tradisi, Lisa berani bertaruh pria bermata hijau hanya menghormati sebatas tuan dan majikan. Lisa tak suka itu.
Rumah bergaya khas zaman victoria ini lengang dan sepi. Lisa merasa di ajak menjelajahi masa lalu, sangat kontras dengan kehidupan di luar pagar sana. Lisa melangkah di lorong sepi.
Ruang tengah tak seorang pun ada disana. Lukisan potret keluarga terpasang bak hanya satu-satu nya benda yang pantas di Pandang. Kakinya terhenti.
Lukisan itu tersisa satu di rumah nenek nya, Elisabeth Kim. Dia yang menetap di london sejak Lisa resmi duduk sebagai penerus dari keluarga Kim berikutnya. Ia tidak sadar tugasnya tidak selesai sampai hari itu.
Lisa makin tak mengerti apa yang di pikirkan Nenek nya. Membeli rumah di sekitar buckingham dua puluh tahun lalu, tanpa ditinggali. Dengan waktu dan harga yang tidak murah. Menghabiskan waktu libur nya di rumah ini. sekarang, Ia baru pergi jauh untuk menetap. Dan meninggalkan Lisa satu-satunya cucu yang tersisa.
Lisa melipat tangan di depan dada, melupakan sejenak dimana letak koper nya. Barangkali mencuri lukisan salah satu jalan untuk nenek nya kembali. Lisa berdecak, seandainya semudah itu.
"Berapa kali nenek bilang kau harus sopan Lalisa kim. "
Itu dia suara yang Lisa rindukan selama lima tahun. Jemari lentik Lisa meraih koper nya menyeret dengan riang, berlagak ada di tempat asing .
"aku bisa lelah jika memanggil mu dari luar nek. "
"Ada banyak hal yang harus dilakukan. Kau tidak sibuk?"
"Nenek bilang aku harus berkunjung sesekali kan?" Lisa celingukan seperti anak kucing kehilangan induknya, "entah dimana kamar ku, nek? "
"lantai dua Pintu ke tiga, lakukan sesuka mu lagi pula ini juga rumah mu,"
Lisa mengibaskan tangan nya dramatis. Lalu melenggang pergi. mengabaikan suara stiletto nya yang merusak keheningan rumah tua ini. Masa bodo. "haruskah aku beli lampu? Gelap sekali."
"yak anak nakal ini,tidak pernah diam."
"Aku hanya perlu cahaya. Nek mengertilah aku manusia, bukan kelelawar. Apa gunanya rumah besar tapi gelap begini. " cibir Lisa
Elisabeth Kim menetap nya bak ular siap memangsa tikus kecil. Lisa tertawa "setidaknya nenek masih punya selera bagus. "
Nenek Elish menatap dalam punggung cucunya, menghela napas dengan tangan bersedekap. Dia tidak lebih pengecut yang melarikan diri di sebuah benteng. Waktu jaya nya telah usai kini giliran cucunya yang bersinar di kursi Presdir..
Namun keputusan lain telah diambil untuk cucu satu-satu nya itu, Nenek elish menghela nafas. Lisa Tumbuh besar dalam asuhan nya. Nenek elish yang mendidik nya menjadi penerus selanjutnya bagi keluarga kim.
"Nenek tahu kau akan menikah, Kau dengar Lalisa? Barangkali apa yang kakek buyut mu lakukan benar adanya."
Langkah terakhir Lisa terhenti di ujung tangga. Dia memasang senyuman. "Lalu? "
![](https://img.wattpad.com/cover/261448434-288-k705206.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANOTHER LEVEL
РазноеLalisa Kim yakin sepenuhnya ia tak menginginkan pria manapun ikut larut dalam dunianya. Pria antah berantah menentang nya. Oh Sehun sanggup menjadi tameng yang menjauhkan Lisa dari perjodohan manapun. Asalkan Lisa mau ikut memegang tameng bersamany...