Gambar di atas merupakan sosok lumia, yaitu monster bertubuh ular namun berkepala manusia. Nah, Cherlly disini dikutuk menjadi manusia ular atau lumia. Kalau belum tau, baca part 6 sampai selanjutnya. Disitu sudah terdapat konflik tentang kutukan. :)
Angin semilir berhembus menerpa dua insan yang memakai pakaian mewah dan mahkota berkilauan yang sedang berbincang serius.
"Xizie, apakah kita mau menerima lamaran kerajaan Shensei?" tanya Sang Raja.
"Kurasa itu ide bagus, Al. Kita bisa mendapatkan menantu yang jelas asal usulnya. Lagian putra kerajaan Shensei berjumlah tujuh orang. Sesuai dengan jumlah putri kita Al." Ratu tampak meyakinkan Raja.
"Tapi, kita gak bisa memaksakan kehendak kita. Jangan terlalu mengekang mereka. Mereka masih terlalu dini. " tegas Aldirch—raja Ereshia.
"Kalau gitu kita serahkan keputusanya pada mereka saja! Biar mereka sendiri yang menentukannya."
Ratu pun segera meninggalkan balkon kamar nya dan menuju ruang duduk. Xizie pun tampak mengucapkan sesuatu dengan lembut melalui intercom istananya.
"Sayang, bangun! Sarapan dulu ya! Bunda tunggu disini!" siarnya.
Selang beberapa menit kemudian turunlah beberapa putri yang berwajah cantik berjalan anggun melalui tangga putih perak di bawahnya.
"Sayang, udah bangun?" tanya Xizie lembut sambil menata sedikit piring yang berantakan lalu menatap anak gadisnya.
"Iya lah bun. Takut jodohku di patok ayam." jawab Gadis manis yang bergaun hijau. Gadis itu bernama Velly.
"Ihh.. Velly bisa aja. Mana ada cowok di patok ayam. Ada ada aja kamu.." Xizie menggeleng pelan dan tersenyum lebar.
"Bun, Masaknya banyak banget? Waww.. mantap mantap pula! Ada apa sih bun? Kok kayak mau lebaran?" Gadis bergaun coklat itu tampak tergiur dengan makanan di depannya dan meneteskan sedikit air liurnya.
Gadis itu bernama Terlly yang memang paling hoby makan. Kerjaanya hanya makan makan dan makan. Namun hal itu tidak merubah tubuh langsingnya.
"Pagi bunda" ujar dua Gadis bersamaan.
"Pagi juga Sherlly, Verlly." Xizie tersenyum menanggapi dua gadisnya yang selalu lengket itu.
"Loh kok kakak pada belum turun bun?" tanya Sherlly celingukan.
"Palingan mereka masih jilatin lipstik atau taburin bedak kali Sher. Biasalah, namannya Menor. Mereka kan emang kalau bedakan udah tebel banget kayak kamus lengkap bahasa dunia." ujar Velly santai namun terkesal jijik.
"Hush.. Velly! Gitu-gitu kakak kamu 'kan? " Xizie menahan tawa akibat ulah gadis yang terkesan paling gokil tersebut.
"Auk. Ah!! Mending makan sekarang! Ayolahh bun.." Terlly merengek menarik narik tangan Xizie.
"Ya ampun Ter, kamu gak bisa apa, tahan bentar. Lagian Ayah belum turun, kita makan bareng-bareng!" jawab Velly.
"OMG vel! Kau bilang apa? tahan?? Gak bisa lah! Nanti kalau usus aku makan perut aku gimana? Atau makan jantung aku? Kan repott..." sahut Terlly memasang wajah melasnya.
"Udah ributnya. Kalian tunggu dulu ya Ter, Sher, Vel, Ver. Bunda mau panggil kakak kalian dulu!" ucap Xizie sambil memelankan ucapanya saat memangil nama anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Accursed
FantasySebelum kejadian itu terjadi.. Sebelum kutukan itu merubah semuanya. Merubah kehidupanya Merubah tempat tinggalnya Merubah wujud aslinya, Bahkan merubah taqdir hidupnya Sherlly, hanya satu yang dapat menyelamatkan mereka. Karena dia satu satunya yan...