Part 7

685 42 30
                                    

Gambar di media itu gue, gagah kan? iya Dong, pegasus gitu loh! Gue bukan sèmbarang kuda, tapi gue Nathland, si pegasus kuda terbang. Hahaks

******

Nathland's POV

Aku bergerak gelisah dalam tidurku. Aku tidak bisa memejamkan mataku sama sekali. Entah aku mengalami gangguan tidur atau insomnia akut. Yang penting aku merasa ada sesuatu yang sedang bergemuruh dalam pikiranku. Jika ada obat yang bisa menyembuhkan insomnia ++ ini akan mengambilnya dari seluruh dokter dan tabib, tak kecuali dokter cinta.

"mama, mama, mama
tolonglah aku yg sedang bingung
kurasakan virus2 cinta
kubutuh dokter cinta

papa, papa, papa
inikah yg dinamakan cinta
mengapa sakit yg kurasakan
kubutuh dokter cinta"

Aku tersenyum mengingat lagu yang sering dinyanyikan oleh bunda ketika konser di sumur. Ingatanku kembali ketika Sherlly menamparku. Hal itu masih sangat membekas di hatiku. Aku tersenyum kecut mendengar bahwa kalimat dia membenciku keluar dari bibir tipisnya. Aku sangat mencintainya, gadis kecilku. Namun setelah dia kembali, bukan senyum manis yang terukir dari bibirnya namun tamparan keras yang berasal dari tangan mungilnya. Mengingat kejadian itu, aku teringat dengan kejadian di taman kemaren. Fung in, yap gadis itu akan mengutuk seorang gadis malam ini. Aku harus mencari tau siapa dia sebenarnya. HARUS!

Aku bangkit dari ranjang king ku. Berjalan pelan membuka pintu yang menimbulkan suara berdecit yang cukup pelan. Aku melanjutkan aksiku. Menyusuri istana Shensei dimalam hari membuat suasana sedikit mencekam. Mungkin hari sudah larut, jadi para pengawal sudah beristirahat di kasurnya.

Aku mengendap ngendap bak detektif karbitan. Sebuah kamar megah yang terlihat sangat funny terpampang jelas dimataku. Ruangan itu sangat jarang di jamah oleh penghuni istana karena memang di larang oleh Bunda. Dan itu yang membuatku yakin bahwa itu adalah kamar kakaku. Aku membuka pelan pintu berwarna golden dari emas berkarat dengan sangat sangat pelan.

"Krek!" hanya suara teriakan pintu yang terdengar. Namun pintu tak dapat dibuka. Mungkin pintunya di kunci. Dari pada buang buang waktu akhirnya aku mencari sesuatu yang dapat membuka pintu ini.

Gak mungkin kalau aku meminta kuncinya pada bunda. Bisa bisa aku jadi tahu gepeng nanti.

"cling!" munculah ide briliant dari dalam otak sempitku.

"Mungkin aku bisa mengandalkan ini!" gumamku sambil mencopot jepet lidi yang berada di atas rambut pirangku. Jangan mengira aku "bencong" ya? Percayalah, aku hanya ingin terlihat seperti boyband terkenal. Mirip Super Junior, One Direction atau siapalah yang wajahnya putih putih itu.

Aku memasang jepit berwarna hitam itu kedalam lobang kunci seperti yang biasa aku lakukan saat mencuri restu dari Bunda.

"Klek" kuputar knop pintu dan jeng jeng jeng! Pintu terbuka. Menampilkan interior kamar yang terlihat feminim dengan desain yang didominasi warna putih dan pink.

Aku tercengang melihat ruangan ini. Kamarnya terlihat bersih tanpa noda sedikitpun. Padahal ruangan ini jarang dirawat. Ah-enyahlah yang penting sekarang aku masuk ruangan ini.

Aku menemukan banyak foto foto yang terpajang disini. Foto seorang gadis dengan gaun putih yang sangat cantik dengan senyumanya yang lebar. Namun aku tak mau berlama lama. Udara disini sangat dingin dan menggelitik kulitku. Aku pun segera mengobrak abrik isi dari ruangan ini untuk menemukan sesuatu yang bisa membuatku menyadari maksud fung in.

Aku melihat sesuatu yang berwarna perak dan emas. Itu-buku! Yah, benar! Segera kuraih buku itu dalam genggamanku dan segera keluar dari kamar ini sebelum banyak orang yang menyadarinya. Entah mengapa aku merasa ada sesuatu dalam buku ini-lebih tepatnya buku diary ini.

Magic AccursedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang