Sherlly's POV
Sinar matahari telah menyelusup dalam gorden castilku. Aku teringat dengan kejadian tadi malam. Tanpa sadar aku tersenyum sendiri mengingat Nathland.
Oh! Apa yang aku lakukan! Sekali lagi aku tegaskan, aku benci Nathland! Hatiku hanya ada Leroy, selalu Leroy.
"Pagi Sherlly, kamu masih bobo' cantik ya? Atau kamu nglamunin aku?" Suara ketukan pintu diiringi suara berat seorang pria terpaksa membuatku sadar sepenuhnya. Setelah menilik kaca dan memastikan bahwa wajahku cukup pantas dilihat Nathland, um maksudku cukup cantik. Aku keluar dari kamar sambil menguap lebar.
Kulihat pegasus sinting itu telah berdiri tegak sambil mengelus kuku putihnya. Aku heran, walau Nathland menjadi hewan tetapi ia tetap menjaga kebersihan. Oh, alangkah tertibnya ia.
"Ngapain kamu senyum-senyum sendiri?" tanya Nathland dengan ringkikannya.
"Nggak papa, apaan sih lo? Mau tau aja..!" Aku memasang wajah cemberut kemudian berlalu meninggalkannya menuju ruang makan.
Disana ternyata sudah ada Velly yang makan dengan lahap. Sampai-sampai ia tak mempedulikanku. Aku pun duduk didepannya dan menyapanya.
"Pagi adik rakusku...!" Sapaku yang membuatnya menghentikan acara makannya."Elo sher, gue kira siapa!" kemudian ia melanjutkan makannya tadi. Akupun segera melahap sayur bayam dari kebun belakang dan daging rusa hasil memanahku kemarin. Saat asyik asyik makan. Suara hentakan kaki yang sangat kencang menggelegar di ruang makan ini. Setelah kulirik, ternyata Nathland dengan wajah kesalnya. Akupun hanya mengedikan bahu ketika Velly berbisik kenapa dengan Nathland. Setelah itu aku menuju ruang santai karena sudah cukup kenyang.
Akupun menekan tombol power untuk menyalakan radio. Tak lama kemudian sofa di sampingku berdecit dan terasa berat. Velly dengan senyum manisnya mendaratkan pantat montoknya di sampingku. Nathland pun ikut ikiutan duduk dengan cara yang ah, sulit di jabarkan.
Aku pun fokus mendengarkan music yang menggema, sesekali kakiku ku hentakkan ke lantai mengikuti irama music sambil geleng geleng kepala.
Saat kami sedang asyik-asyiknya bercanda saat aku membuat koreo breakdance ada sesorang yang terlempar dari pintu castil kami.
"Bugh" seorang perempuan cantik dengan darah yang membasahi gaunnya tampak terpental lemas di tembok ruang santai.
***Author's POV
"Eh loe, kenapa loe masuk kawasan gue?" tanya seseorang berjubah putih.
"Maaf, gue gak sengaja!" cewek bergaun kuning itu menundukan kepalanya tak berani menatap penyihir hitam yang sudah senior itu."Gak sengaja lo bilang?" bentak Cewek berjubah putih sambil mengucapkan mantra. Tiba tiba tanganya terulur panjang dan mendorong pundak gadis bergaun kuning yang berada lima meter dari tempatnya berdiri.
"Maaf kak Mira Sysec, gue bener gak sengaja!" Mata gadis bergaun kuning itu berkaca kaca menatap Mira.
"Eh gadis kecil, entahlah siapa nama loe, loe tu masih junior, penyihir putih lagi. Belagu amat loe masuk wilayah hitam?"
"Gue Nira kak!" jawab Nira.
"Gak penting siapa nama loe! Yang penting loe harus terima konsekuensi karena loe telah melanggar peraturan antar penyihir!" Mira mengambil tongkat sihir berwarna hitam dan mengarahkannya pada Nira. Tak lama kemudian Nira menubruk pohon kelapa dengan keras hingga menimbulkan suara dentuman cukup keras. Mulutnya pun berdarah ketika ia terbatuk batuk."Hahaha, kena loe!" Mira mendekati Nira yang nampak ketakutan sambil menahan perih kesakitanya.
"Roekblada long kerju!" dengan sekuat tenaga Nira mengarahkan telunjuknya pada Mira yang semakin mendekat. Namun mantra itu tak mempan pada Mira, jadi yang terjadi hanyalah Mira yang semakin dekat ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Accursed
FantasySebelum kejadian itu terjadi.. Sebelum kutukan itu merubah semuanya. Merubah kehidupanya Merubah tempat tinggalnya Merubah wujud aslinya, Bahkan merubah taqdir hidupnya Sherlly, hanya satu yang dapat menyelamatkan mereka. Karena dia satu satunya yan...