PROLOGUE

3.3K 127 23
                                    

(+)

Cover by : @oreonaldi oreonaldi

--------------Silakan Membaca-----------

Matahari bersinar cerah siang ini. Goresan kanvas warna biru muda menenuhi langit. Awan-awan putih berkejaran hinga menutup sinar sang mentari.

Tapi berbeda dengan gadis ini. Gadis dengan gaun coklat muda keputihan tampak lesu. Suasana hatinya berbanding terbalik dengan suasana hari yang cerah ini. Gadis itu menatap intens hamparan bunga lily putih di depanya dengan tatapan sedih, menyesal dan berduka. Beberapa jam yang lalu, gadis bernama Fung in itu masih tertawa ceria seperti biasanya. Ia masih memasang senyum menawannya dengan kekasihnya. Namun, kini ekspresi itu berubah 180°. Bibir yang semula terangkat membentuk smile kini glum-cemberut-

Kini bukan hanya awan putih yang berlayar. Awan hitam yang bergerak pelan diatasnya juga menjadi saksi bisu perpisahan dirinya dan kekasihnya untuk selamanya. Hatinya benar-benar remuk dan hancur. Bagaimana mungkin, ia menyaksikan sendiri Dewa Alam mengkutuk kekasihnya? Bukannya ia menyalahkan sang Dewi-ini sudah konsekuensinya- tapi ia marah pada takdir, dan juga dirinya.

"Arnold! Maafkan aku.." Fung in meneteskan air mata dan menatap nanar sekumpulan bunga lily di depanya. Hatinya bergejolak terasa perih. Ini semua salahnya, dia terlalu menulikan telinganya saat membahas tentang- apa saja bunga yang harus dihormati dan juga larangan untuk memetiknya- sungguh ia tak tau perihal peraturan itu. Peraturan dari sang Dewi alam untuk tidak memetik bunga kehormatan sekaligus lambang bumi ini. Sang Dewi tak memberi penjelasan tentang itu, ia hanya berkata bahwa jangan sampai ada manusia yang menyentuhnya, khususnya untuk detik itu.

"Aku sangat menyesal Arnold.. Sungguh, aku tak bermaksud membuatmu seperti ini.. Aku juga tak menyangka dan aku sangat menyesalinya. Tak pernah terbayang akan jadi seperti ini pada akhirnyaa... (Isyana Sarasvati - Tetap dalam jiwa)

Fung in masih saja terduduk lemas diatas rerumputan. Tangannya meremas kuat-kuat tanah digenggamannya. Ia melemparkannya asal,

Inhale..

Exhale..

"Kalau saja aku tak menginginkanya, pasti sekarang kamu masih bersamaku. Ya, harusnya kau bersamaku. Tidak!! Kau tak bersamaku. Kau meninggalkanku Ar.. Aku mencintaimu arnold... Sungguh." Fung itu menyentuh kelopak putih itu dan menciumnya pelan.
Gaun putihnya melambai mencium tanah. Beberapa debu mungkin mulai memenuhi gaunnya. Ia tak peduli, bahkan kini yang dipedulikannya sudah tak ada. Hanya satu, itupun menjelma menjadi sebuah flower. Yup, menjadi hamparan bunga Lily dihadapannya.

Kejadian itu berlangsung sangat cepat. Fung in masih merasakan genggaman tangan Arnold yang menggenggamnya sebelum tangan itu lambat laun berubah menjadi batang lunak berongga berwarna hijau berklorofil. Wajah tampan sang kekasih pun berubah menjadi sepasang bunga yang mekar.

Tiba-tiba pikirannya mulai tak jernih. Pikiran tentang dirinya yang membuat kekasihnya terkutuk membuat Fung in menyalahkan telak atas dirinya. Ia yang sepenuhnya salah, dia juga yang menyebabkannya, pikir gadis itu. Dengan amarah yang mulai menguasai gadis itu, sebuah ilmu yang sebelumnya tersimpan rapat jauh dikegelapan kini mulai merasuki tubuhnya. Matanya kini sudah menggelap, seolah tak sadar dengan dirinya. Dan kini ia meyakinkan dirinya 'aku bukan Fung in yang dulu, aku bukan gadis lemah. Aku adalah wanita kuat, aku bisa semuanya. Dan aku adalah wanita setia, aku akan mencintai satu pria seumur hidup, aku janji.'

"BHAHAHAHA...." Entah setan apa yang sudah merasukinya. Matanya yang sayu dan lembut kini berubah tajam setajam elang. Bibir mungilnya kini tersenyun angkuh. Tubuhnya berdiri tegak, tak selemas sebelumnya.

"Aku akan menjagamu, aku tak akan membiarkan satu manusiapun memetikmu! Aku berjanji! Akan kukutuk mereka yang berani mendekatimu radius setengah meter dari sini! Hahahahaa" Dia tampak tertawa dan menengadahkan tangannya keatas. Tiba tiba saja langit menjadi semakin gelap, hujan turun dengan deras dan petir menggelegar di halaman kerajaan Shensei tersebut.

"Aku sangat mencintaimu Arnold. Sekarang dan selamanya!" ucapnya kembali menitikan air mata. Namun dalam sekejap ia menghapus air matanya. Ia tertawa pelan. Ia sudah kuat, dan ia akan tetap menjaga rasa cintanya itu buat satu orang saja, Arnold.

"Aku akan disini tetap disini." Dia menunjuk pohon besar yang amat sangat besar di dekat hamparan lily putih itu. Gadis itu menuliskan "Fung in and Arnold forever" di kulit pohon besar itu dengan ranting kecil yang menggoresnya.

Kemudian dia mengambil papan kayu dan mengoleskan tinta hitam diatasnya. Kemudian dia menempelkan papan bertuliskan "Don't touch me!" di depan kekasihnya tersebut.

"Aku akan menjagamu Arnold! Ingat itu! Kamu selalu ada disini" tunjukknya pada dadanya. Tak, ia tak akan membiarkan tangisnya kembali pecah. Walaupun dengan seember airmata, semua itu tak akan bisa mengembalikan kekasihnya-karena itu mutlak dan permanen. Tapi ia mempunyai cara lain untuk membuat kekasihnya tersenyum, yaitu dengan merawatnya dan menjaganya penuh cinta. Dengan itu Fung in yakin, cintanya akan abadi.

Angin semilirpun berhembus di tengah hujan menyisakan hamparan kabut hitam di sekitar pohon besar itu dan membawa Gadis bergaun putih itu hilang bersamanya. Lenyap, tak terlihat hanya terdapat awan tebal yang mulai melingkupi wilayah itu.

********
Gambar di media adalah Fung in atau gadis bergaun coklat (anggap aja putih) yang diceritakan diatas. Yah, dimirip miripkan sama gambarnya ya? (Taylor Swift as Fung in)

Sorry kalau prolognya absurd, cheesy and aneh banget.

----------- 24 Desember 2015 ------------

Magic AccursedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang