Sherlly mendekat. Para Monster semakin berdatangan. Ia bergerak gugup. Monster itu terlalu banyak. Bahkan, ia tak bisa menghitungnya. Genggaman di tangannya terasa hangat. Dan,
'Crush.'
Sebuah kuku mencakar pergelangan tanganya. Darah merembes di telapak tangan Sherlly.
Jiwa penguasa Sherlly mulai tumbuh. Ia terasa lebih kuat.
"Sial," desisnya.
Sherlly menampik monster yang menyerangnya. Ia melemparkan belatinya tepat pada punggung monster itu. Amarahnya mulai mendidih. Darahnya berdesir. Sherlly mulai merasakan suatu kekuatan timbul dalam dadanya. Tertanam dengan apik di sana.
"Duar... Duar... Duar... " Sherlly menarik pelatuk pistolnya. Ia menempak beberapa monster sekaligus. Peluru dalam pistolnya sudah dilumuri air Qiesis. Sehingga pistol itu dapat dengan mudah membuat monster terkapar tak berdaya.
Rara menolehkan kepalanya, terkejut akan suara tembakan. "Sherlly lo dateng?" Rara mengucap syukur.
Sherlly hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan Rere. "Gimana bisa lo ke sini?" Sherlly tak mengacuhkan ucapan Rara. Sekarang bukan saatnya untuk mengobrol. Sherlly bersiap menarik busur panahnya ketika satu monster lagi siap menyerang.
Sebelum sempat membidik panahnya, monster itu sudah tersungkur. Suara menggelegar penuh kesakitan menggema ketika darah muncrat dari tubuh monster itu. Sherlly tersenyum sambil mengacungkan jempolnya ketika mendapati Leroy berdiri tak jauh dari letak monster itu sambil memegang belati.
Sherlly berlari secepat kilat ke arah Nathland. Kondisinya sangat buruk dengan puluhan monster mengerbunginya. Busur sudah dibentangkanya, dua detik berlalu. Panah dengan lumuran air Qieseis itu melesat cepat. Menusuk monster paling depan hingga tembus lalu melaju semakin cepat ke monster belakangnya. Teriakan kembali menggema, Sherlly menyerang membabi buta, ia maju terus memanah, menembak, dan melemparkan belati ke monster-monster tak berbentuk dengan cepat. Tenaganya bertambah kuat, bukan Sherlly merasa ada seseorang yang bangkit dari dalam tubuhnya, mengerahkan segenap kekuatannya lalu menyerang dengan kekuatan yang luar biasa.
Leroy menganga. Menatap takjup kekasihnya yang terlihat sangat mengagumkan. Sherlly, kekasihnya yang baru setengah tahun ajaran di Zahtraj Academy dapat memusnahkan 10 monster sekaligus dalam waktu satu menit bahkan mungkin lebih cepat. Sedangkan dirinya, pria yang menghabiskan waktu bertahun-tahun di Zahtraj Academy hanya mampu menaklukan 3 monster dalam waktu 1 menit.
Benar-benar menakjubkan.
Leroy tak habis pikir, bagaimana bisa kekasih-nya, melakukan itu semua. Tembakan yang tepat, bidikan yang tidak meleset, pedang yang ampuh dalam sekali gores, semua itu dilakukan Sherlly dengan enteng, seolah ia sudah biasa melakukan hal seperti itu. Berlari, mengejar, menghindar, menampik, semua itu seperti bukan Sherlly-nya yang lemah lembut.
Diam-diam Leroy tersenyum memandangi Sherlly yang dengan tangguhnya menangkis setiap monster yang mendekat.
Saking terlena dalam pesona Sherlly, Leroy bahkan tidak sadar jika satu monster bersiap menyerangnya.Bugh.
Leroy tersungkur di tanah. Bajunya penuh dengan darah. Ia meringis, menyadari letak jatuh bokongnya yang tidak tepat—berada di atas gundukan batu. Jangan mengira monster baru saja menyerangnya atau menendangnya. Karena yang membuat Leroy terjatuh adalah Sherlly. Gadis itu melesat cepat ketika melihat Leroy terbengong sedangkan di belakangnya musuh hampir membunuhnya. Untung saja semua monster sudah terkapar penuh darah. Jadi, Sherlly tak menunda waktu lagi untuk menendang Leroy menjauh dan menebas tubuh monster itu dengan pedangnya.
Darah langsung muncrat mengenai tubuhnya dan tubuh Leroy yang tergeletak tak jauh darinya. Sherlly tersenyum, itu monster terakhir yang mati dalam satu kali tebasan pedangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Accursed
FantasySebelum kejadian itu terjadi.. Sebelum kutukan itu merubah semuanya. Merubah kehidupanya Merubah tempat tinggalnya Merubah wujud aslinya, Bahkan merubah taqdir hidupnya Sherlly, hanya satu yang dapat menyelamatkan mereka. Karena dia satu satunya yan...