Dikamar yang didominasi warna putih dan coklat itu seorang perempuan dengan kaos hitam serta celana panjang dengan tas slempang kecil terlihat berdiri didepan cermin tengah menatap dirinya sendiri.
Ceklek
Akshaya menoleh kearah pintu. Athalia masuk.
" Lohh mau kemana?" tanya Athalia yang baru saja tiba dirumah Akshaya itu.
" Aku mau ada ketemu sama Pras dan lainnya. Kok kamu kesini?"
" Oo aku gak boleh gitu kesini? Ya udah aku pulang"
Akshaya menahan tangan Thalia. " Bukan gitu maksudku. Tumben aja gak bilang dulu"
" Kamu juga tumben banget mau pergi gak bilang"
" Ini dadakan aku baru dikasih tau Pras, kalau anak-anak lagi ada kumpul mau bahas soal galeri lukis yang bakal dibuka"
" Ini kalau aku gak kesini, pasti kamu juga gak akan bilang kalau mau pergi, kan?"
" Iya Ngipa, Para ngaku, Para salah, maaf"
" Umm.."
" Para izin pergi dulu bentar ya"
" Aku ikut"
" Jangan. Aku ngumpulnya di Mato Kopi. Tempatnya gak cocok untuk kamu, banyak cowok-cowok, disana juga banyak asap rokok. Jangan ya, kamu mending tunggu aja, aku janji gak lama"
" Aku ikut, Paraa"
" Please jangan Ngipa, tempatnya gak friendly untuk kamu dan untuk emosi ku"
" Aku ikut. Titik. Nanti aku bisa pakai masker kok"
" Tetep aja masker gak bisa nutupin cantikmu. Susah tahu jaga kamu dari mata cowok-cowok brengsek. Ngipa dirumah aja ya, lain kali kalau ngumpul aku minta di café biar kamu bisa ikut"
Athalia berkacak pinggang. " Aku ikut!"
" Dengan pakaian kamu kayak gini? Tank top, celana pendek?"
" Huuu.. Ya udah aku ganti, aku minjem kaos mu"
" Tunggu"
Akshaya mengarah pada walk in closet. Beberapa saat kemudian, ia kembali keluar.
" Nih pake hoodie sama celana panjang terus pake topi sama masker" ucap Akshaya sambil menaruh semuanya diatas kasur.
" Iss aku pake celana ini aja lah"
" Gak mau ganti, gak usah ikut"
" Iya iya ganti" pasrah Athalia. Perempuan itu mengambil hoodie dan celana panjang lalu segera memakainya.
Akshaya mengalihkan pandangannya kearah lain saat Athalia hendak membuka celananya. Athalia mengganti celana. Setelah itu ia mengikat rambut dan memakai topi serta masker yang diberikan Akshaya.
" Udah ni"
Aya membalikan badan. Perempuan didepannya itu kini sudah benar-benar tertutup, hanya terlihat kedua matanya. " Cakep"
" Udah berasa nyamar aku"
" Kalau mau ikut ya harus gini"
" Iya iya .. ini juga kan udah dipakai"
" Ya udah, ayo berangkat udah ditunggu"
Akshaya menggandeng tangan Athalia keluar dari kamar.
...
Sejam kemudian. Mobil berwarna hitam itu sudah terpakir di Mato Kopi, sesuai dengan dugaan Akshaya, sore menjelang malam ini tempat itu sudah ramai.
Akshaya dan Athalia turun dari mobil. Perempuan berambut pendek itu menggandeng tangan Athalia untuk masuk kedalam. Mereka menuju tempat teman-teman Akshaya sudah menunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSATA
Fanfiction- Aku pernah gulana karna mengikuti karsa, akhrinya elegi yang hanya aku rasa. - Saat itu karsa ku untuk memiliki mu setinggi bumantara, seluas sagara, hingga mengubah sikapku sehangat arunika, seindah arutala. Hingga jiwa ini menyadari bahwa suajan...