PITUWELAS (17)

308 32 6
                                    

* Hilloww.. 

..

Thalia terjaga dari tidur. Lampu ruang rawat inap yang menyala menjadi pemandangan utamanya hingga sesuatu menarik perhatiannya. Ia menoleh dan mendapati Aya yang masih duduk di kursi yang berada di samping ranjang rumah sakit dengan kepala yang tertunduk.

" Heh manusia aneh" suara serak Thalia berhasil membuat perempuan yang duduk itu menoleh padanya. Wajah pucat Aya menjadi pemandangan yang membuat Thalia sedikit cemas. " Kenapa gak tidur?" tanya Thalia

" Takut" jawab Aya jujur. Ia menyengir.

Thalia berdecak kesal. " Ngeribetin. Suruh pulang gak mau giliran disini takut. Dasar"

" Maaf" ucap Aya lirih.

" Dari tadi belum tidur?"

Aya menggeleng lemah. " Belum"

Thalia menatap Aya. " Dan kamu masih trauma atas kepergian kakak mu"

" Kamu kenapa kebangun? Haus? Atau mau ketoilet?"

" Engga"

" Terus?"

Thalia menggeser tubuhnya. " Tidur"

" Iya kamu tidur lagi aja"

" Tidur sini" tangan kiri Thalia menepuk sisi ranjang yang kosong.

" Hah?!"

" Kamu takut kan? Dari pada kamu mati ketakutan sini naik cepet" ujar Thalia.

" Gak usah, gak papa aku disini"

" Pilih tidur sini atau pulang?"

" Pulang"

" Hah?!"

" Cie panik ya? Hahaha engga engga, bercanda. Ya jelas pilih tidur sini lah" Thalia bernafas lega. Aya menuju sisi lain ranjang. " Tapi kayaknya gak cukup deh"

" Banyak bacot ya"

" Mulutnya!"

" Ribet tinggal naik terus tidur doang aja. Ya udah pulang gih"

" Mutungan" Aya naik keatas ranjang, ia ikut merebahkan diri disamping Thalia.

" Bacotnya kegedean sih, cukup gini dibilang gak cukup"

" Heran aku, ada gitu orang amnesia sekaligus ganti sifat"

" Sumpah mending pulang deh kamu, dari pada berisik"

" Heleh tadi aku pilih pulang aja kamu terkaget-kaget, gimana aku pulang beneran pasti rindu"

" Dih najis! Heleh di dalem kamar aja takut, sok-sokan pilih pulang. Taruhan, jangan kan keluar kamar, kamu jalan ke depan pintu aja juga takut"

Aya kembali menunjukan cengiran menyebalkannya itu.

" Dah tidur gih"

" Belum bisa"

" Kenapa lagi? Masih takut?"

" Dingin, bagi selimut dong"

" Dikasih hati minta brutu ya gini. Ngelunjak!" Thalia membagi selimutnya pada Aya. Kini tubuh mereka berada dibawah selimut yang sama.

" Hehehe makasih"

" Umm"

" Aku tidur ya"

" Umm"

Aya memejamkan mata. Thalia masih menatap langit-langit ruang rawat inap sambil menanti sesuatu hal.

Perempuan yang sudah memejamkan mata itu, seketika membelalakan mata. Ia menoleh ke Thalia. " Lupaa! Hehehe maaf. Good night Ngipa" seru Aya

AKSATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang