BMW E30 earna hitam kini sudah terlihat kembali terpakir dipakiran mobil setelah seminggu lebih mobil itu tak terlihat. Diatas kap mobil yang terparkir itu, terlihat pemilik sekaligus pengemudi mobil itu duduk santai dengan rokok menyala disela-sela jarinya.
Akshaya menghisap ujung rokok itu, lalu menghembuskannya angin bersamaan dengan asap yang keluar. Pandangannya ia menyelusuri parkiran kampus yang ramai siang ini. Sudah seminggu ia tak melihat area kampus.
" Kamu sayang kan sama Thalia? Kalau sayang kembali, jangan lari tapi hadapi masalahnya. Tunjukin sama Thalia kalau kamu orangnya bukan Aksa atau laki-laki lain"
Kata-kata Atali waktu itu kembali terangiang dalam kepala Akshaya. " Minggu lalu mungkin aku yang terlalu bawa perasaan. Aku marah sama Aksa karena dia memberi bunga, tapi toh yang pemenangnya tetap aku. Thalia tetap milikku. Thalia dan Aksa hanya sebatas rekan kerja dan tidak lebih" ucap Akshaya meyakinkan dirinya.
Perempuan itu melirik arlojinya. Pukul 11:40. Karena panas yang mulai menyengat akhirnya perempuan itu memutuskan untuk segera masuk ke dalam kelas.
..
Akshaya masuk kedalam kelas. Athalia yang melihat sosok Akshaya setelah seminggu tak melihat itu langsung beridir dan menghamburkan pelukan pada Akshaya.
" Paraaa.. Ngipa kangen" ucap Athalia
Akshaya menarik nafas panjang lalu menghembuskannya sebelum ia mengucapkan sebuah kalimat. " Aku juga kangen"
" Para dari mana aja? Kenapa Para ngilang?" Athalia melonggarkan pelukannya.
" Kemarin di Solo, Aku dateng ke pameran lukisan temen romo"
" Kenapa lama? Terus kenapa hp nya di matiin?" selidik Thalia
" Maaf ya"
" Ngipa gak suka kalau Para gak ada kabar gitu"
" iya maafin aku ya"
" Dimaafin tapi jangan kayak gitu lagi. Ngipa gak suka"
" Iya Ngipa. Udah ya kita duduk" Akshaya mengenggam tangan Thalia untuk kembali duduk.
Seperti biasa baris belakang kursi mereka sudah ada Isvara dan Yummna Aya menatap sekilas kedua temannya itu. " Mukanya bisa aja" ujar Aya
" Sorry gak bisa. Muka aku memang luar biasa cantiknya" ucap Yummn apenuh percaya diri
" Dih najis super percaya diri" sambar Isvara
Akshaya terkekeh. " Makasih Is sudah mewakili"
" Sama-sama ikhlas aku" sahut Isvara.
" Par" panggil Thalia
" Yaa?"
" Para.. Para liat" Athalia menunjukan jari tulunjuknya. Sebuah cincin yang terbuat dari manik berbentuk bunga mawar putih melingkar disana. Cincin itu tampaknya sangat sederhana namun bagi Akshaya yang membuatnya tentu itu tidak sesederhana itu walau semua orang dapat membuatnya.
" Kadonya bagus banget. Makasih ya" ucap Thalia
" Ngipa pakai?"
" Iya dong. Ini bagus soalnya. Para buat ini sendiri kan?"
Aya menggangguk.
" Bagus banget. Makasih ya Para"
" Sama-sama Ngipa"
" Hari ini Ngipa nginep rumah Para ya"
" Iya"
" Nanti pulang Ngipa bareng Para ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSATA
Fanfiction- Aku pernah gulana karna mengikuti karsa, akhrinya elegi yang hanya aku rasa. - Saat itu karsa ku untuk memiliki mu setinggi bumantara, seluas sagara, hingga mengubah sikapku sehangat arunika, seindah arutala. Hingga jiwa ini menyadari bahwa suajan...