ENAM BELAS (16)

352 34 18
                                    

* Surprise! Surprise! 

* Apa itu minggu depan?  Haha satu bab lagi lah ya untuk minggu ini... Monggo lanjutken mambaca :)

....

Keesokan harinya

Siang ini diatas motor yang sedang terpakir itu terlihat pemilik sekaligus pengendara motor itu duduk santai di atas motor dengan rokok yang menyala ditangan. Akshaya menghisap ujung rokok itu, lalu menghembuskan angin bersamaan dengan asap yang keluar. Pandangannya ia menyelusuri parkiran kampus yang ramai siang ini, hingga pandangan itu tertuju pada satu titik.

Athalia dan Aksa baru saja jalan berdampingan masuk ke dalam gedung kampus. Melihat itu Akshaya membuang rokoknya ke tanah dan menginjaknya. Ia menyusul Athalia dan Aksa, perempuan itu mengintil dibelakang dua orang itu tanpa Athalia dan Aksa tahu.

Aksa menyodorkan botol mineral. " Mau minum?"

" Engga makasih udah kenyang" tolak Thalia

" Kamu nanti pulang sama siapa?"

" Aku bawa mobil"

" Oo ya udah. Itu Aya masih belum mau ngomong sama kamu"

" Belum, mungkin ini hukuman yang harus aku terima"

" Segitunya?"

" Kenyataanya kayak gitu"

" Dia kayaknya suka tuh sama Atali'

Mendengar ucapan Aksa, tangan Aya mengepal kuat. Bisa-bisanya laki-laki ini kembali menyangkut pautkan Atali dalam masalah ini.

" Hahah aku rasa juga iya. Aku bisa liat itu kok"

Seketika amarah Aya reda, mendengar ucapan Thalia.

" Cara dia menatap Atali, cara dia ngomong, sikap dia, Aku tahu dia suka sama Atali" sambung Thalia

" Terus kamu gak papa gitu?"

" Mau gimana lagi? Dia aku sakiti, dan Atali hadir menyembuhkan. Aku yakin Aya mungkin sudah jatuh pada sikap Atali. Aku tidak bisa berbuat apapun karena asal semua itu dari aku juga. Yang aku bisa sekarang ya membuktikan bahwa aku ingin memperbaikinya. Tapi kayaknya aku bakal gagal"

" Maksudnya?"

" Aya mungkin akan memilih Atali"

" Kamu siap?"

Athalia menggeleng. " Tidak, bahkan dari dulu hal ini yang aku takuti dan ini terjadi. Tapi, aku tidak bisa berbuat apapun. Karena semua yang sudah ku lakukan sekarang tidak pernah dianggap oleh nya"

" Kalau gitu kembalilah menerima job pemotretan"

" Aku tidak akan kembali, aku tak mau kesalahpahaman terus terjadi dengan aku menerima pekerjaan lagi. Aku sekarang mau fokus kuliah agar bisa cepat skripsi lalu lulus dan memulainya dari awal sendiri jika memang itu yang harus terjadi"

" Maaf ya, ini semua juga terjadi karena aku. Aku yang gak tahu kalian ada hubungan"

" Bukan salah kamu. Ini memang salah aku dari awal. Jangan merasa bersalah"

Aksa menghentikan langkahnya. Dengan cepat Aya bersembunyi di balik pilar kampus. Laki-laki itu menatap Thalia.

" Tapi soal perasaan yang pernah aku sampaikan dulu itu nyata dan masih dan aku akan disini untukmu jika kamu memerlukan seseorang untuk menemanimu temui saja aku" ujar Aksa

" Perasaan?"

Akshaya mendekat.

Bughh..

AKSATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang