PATBELAS (14)

252 29 8
                                    

Kesokan harinya

Akshaya membuka kedua matanya yang bengkak karena menangis itu karena suara ketukan pintu.

" Siapa?" seru Aya dengan suara serak

" Ini Ngipa"

" Mau apa lagi?" ketus Aya

" Par, please buka pintu. Ngipa mau ngomong. Ngipa minta maaf. Ngipa salah"

" Basi!"

Tokk

Tokk

" Para, maafin Ngipa. Maaf. Tolong buka pintu" ucap Athalia dengan suara seperti orang menangis

" Basi! Dah sana pergi, mau ke Jepang kan? Sana! Entar ketinggalan pesawat"

" Par, Ngipa mohon buka pintu bentar aja sebelum Ngipa pergi"

Akshaya turun dari kasur, ia mendekat pada pintu. Saat tangan Aya sudah berada di ganggang pintu, sedetik kemudian ia menarik tangannya menjauh dari ganggan pintu. Akshaya mengurungkan niatnya membuka pintu untuk Thalia.

" Paraa.."

".."

" Par, Ngipa tahu Para marah sama Ngipa. Ngipa bakal terima tapi Ngipa mau bilang satu hal sebelum Ngipa pergi. Terima kasih sudah menjadi Para yang Ngipa kenal, terima kasih untuk kenangan ini terima kasih untuk semua hal indah yang kita lalui sejak kecil. Dan maaf untuk luka yang udah Ngipa berikan. Maaf untuk hal yang membuat Para menangis" ucap Athalia disela-sela isak tangisnya

Akshaya melirik pintu.

" Parr?"

".."

" Par, Ngipa harus pergi sekarang. Ngipa pamit ya"

".."

Athalia menatap pintu yang rapat tertutup itu. Dengan berat, Athalia melangkah menjauh dari kamar Akshaya dan kembali ke ruang tengah saat semua sudah berkumpul disana.

Sandya, Maesa, Lembayung, dan Abisatya menatap Athalia.

" Aya gak mau ketemu Thalia" ucap Athalia

Maesa memeluk tubuh Thalia. " Kasih waktu dia ya. Dia perlu waktu untuk menetralkan emosinya"

" Maafin Thalia ya biyang"

" Gak perlu minta maaf. Udah sekarang, kamu segera berangkat sudah siang"

" Thalia titip salam buat Aya biyang"

" Nanti biyang sampaikan"

Lembayung dan Abisatya berdiri. " Kami pamit"

" Silahkan dan hati-hati dijalan"

" Terima kasih"

Lembayung menggandeng anaknya untuk berjalan keluar rumah Akshaya.

Bersamaan dengan tubuh Athalia, Lembayung dan Abisatya keluar dari rumah, Akshaya mendekat pada Maesa dan Sandya.

" Sekarang bagaimana dengan tawaran aku untuk pindah ke Skotlandia? Apakah sudah berminat?" tanya Sandya

" Untuk sekarang belum romo"

" Katakan saja kapan kamu siap, kita akan pindah kesana"

" Baik romo"

" Bagaimana perasaanmu hari ini? Sudah membaik?" tanya Lembayung

" Ya sejauh ini cukup membaik"

" Tadi Thalia nitip pesan untukmu"

" Ya" jawab Aya singkat

AKSATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang