....
Siang ini Akshya terlihat sedang bekerja di salah satu coffee shop sekaligus work space. Di didepan perempuan itu terlihat sebuah laptop menyala dan juga drawing pad, tangan Akshaya memegang sebuah pen untuk ia menggambar. Perempuan itu nampak serius menggambar diatas drawing pad, dan sesekali ia menatap layar laptopnya. Ditengah ia menggambar, ia juga harus memperhatikan meeting yang ia ikuti secara online.
Saat pandangan Akshaya terfokus pada drawing padnya, tiba-tiba sebuah tangan menghalangi pandangannya. Akshaya mengadahkan kepala.
" Thalia?" Akshaya melepas earphone.
" Lagi meeting ya?"
" Iya. Gak papa sini duduk. Aku mute sama off cam kok"
Thalia duduk disamping Aya. Wajah Thalia nampak begitu muram.
" Kamu kenapa? Dikantor ada masalah?" tebak Aya
" Aku kesel, masa ide kreatif ku ditolak tim"
Akshaya melebarkan ke dua tangannya. " Sini sini peluk." Thalia dengan senang masuk diantara kedua tangan Aya dan memeluk tubuh Aya. Amarah Thalia perlahan mereda. Akshaya berhasil membuat Thalia tenang dari amarahnya.
" Gimana masih kesel?" tanya Aya lembut
" Udah engga" Thalia melepas pelukannya.
Dari earphone terdengar nama Aya dipanggil. Dengan cepat Aya menyalakan kamera dan juga micnya.
" Ya?"
" Ada yang mau diupdate soal desainnya?" Tanya seseorang
" Sampai saat ini belum ada, ini masih progress pengerjaan. Oh paling tulat desainnya ini aku kirim ke tim kreatif"
" Oh oke. Ada lagi yang mau disampaikan?"
" Engga ada sih udah gitu aja"
" Oke. Makasih"
" Sama-sama"
Akshaya kembali menonaktifkan mic dan kamerannya. Ia kembali menatap Thalia.
" Udah pesen belum?"
" Udah tadi"
" Kamu kalau mau kesini nyusul tuh bilang, nanti kan bisa aku jemput. Kamu kesini naik apa?"
" Ojek online. Kamu aja lagi meeting masa jemput aku. Udah yang penting aku disini, aku mau lanjut kerja disini aja juga" Thalia mengeluarkan laptopnya dan juga notebooknya.
Tak berselang lama, pesanan Thalia datang dan tersaji didepan mereka.
" Makasih mas" ucap Thalia
" Sama-sama. Saya permisi" pelayan itu pergi.
Thalia menoel-noel lengan Aya, meminta perhatian dari perempuan yang sibuk pada gambarnya itu. Akshaya menoleh.
" Mau disuapin?" tebak Akshaya
Thalia cengirannya. Akshaya meminggirkan drawing padnya, ia mengambil sepiring nasi goreng itu saat ia sudah tahu betul maksud dari cengiran itu.
" Duh jadi suka nih kalau peka gini" ucap Thalia.
" Hilihh manja" Aya mengarahkan sendok berisi nasi goreng pada Thalia. " Aaa"
Happ
Thalia menerima suapan itu. " Biarin.." ucap Aya dengan mulut penuh.
Bak bocah, Thalia disuapin Aya. Ditengah ia menyelesaikan pekerjaannya Akshaya tetap menyempatkan untuk menyuapin Athalia.
Akshaya memberikan suapa terakhir pada Thalia. " Dah habis" perempuan itu menaruh piring kosong dimeja sebelah yang kosong.

KAMU SEDANG MEMBACA
AKSATA
Фанфик- Aku pernah gulana karna mengikuti karsa, akhrinya elegi yang hanya aku rasa. - Saat itu karsa ku untuk memiliki mu setinggi bumantara, seluas sagara, hingga mengubah sikapku sehangat arunika, seindah arutala. Hingga jiwa ini menyadari bahwa suajan...