SEWELAS (11)

259 26 11
                                    

**** 

Perth, Skotlandia puluhan tahun kemudian

Seseorang tengah berdiri menatap jendela yang menunjukan jalanan Kota Perth, Skotlandia pagi ini. Dari arah belakang wanita tersebut, datang seseorang.

" Kamu akan menceritakan semua pada Raka dan Nimas?" tanya orang yang baru masuk tersebut.

Wanita itu menoleh. " Jika kamu mengizinkan akan aku lanjutkan. Jika tidak biarkan cerita sore kemarin menggantung begitu saja"

Orang itu duduk dipinggir ranjang. " Sini duduk" ucap orang tersebut sambil menepuk pinggir ranjang. Wanita berambut pendek itu duduk disamping wanita berambut panjang.

" Aku tak masalah kalau kamu mau menceritakannya. Mereka anak-anak kita, dan mereka berhak tahu akan masa lalu kita. Aku, kamu dan dia" ucap wanita berambut panjang itu sambil mengusap pipi orang didepannya.

".." tak ada respon dari wanita berambut pendek itu.

" Hei aku tak apa jika kamu mau menceritakannya pada anak-anak. Dia sosok baik, dan kamu begitu mencintainya bukan? Ceritakan saja semuanya"

" Aku mencintaimu"

" Aku tahu. Tapi hidupmu akan selalu ada berputar tentangnya"

Wanita berambut pendek itu menggenggam tangan wanita didepannya. " Maaf jika pernah membuatmu terluka. Tapi kamu harus tahu duniaku sekarang adalah kamu, raka dan nimas"

" Ceritakan saja apa yang benar terjadi. Kamu selalu bilang untuk terus berkata jujur. Ceritakan semua pada mereka"

" Aku akan ceritakan tapi aku mau ada kamu disampingku"

" Kalau begitu malam nanti ceritakan pada mereka. Karena besok aku harus kembali ke Indonesia"

Wanita itu menggangguk.

Wanita berambut panjang yang memiliki hidung mancung itu menyibak rambut wanita didepannya. " Udah ah jangan terlalu memikirkan itu. Senyum dong, nanti kalau spaneng diseruduk dino lo"

Akshaya tertawa kecil saat kembali mengingat kenangan itu. Wanita didepan Akshaya pun juga ikut tertawa.

****

Kembali pada Yogyakarta puluhan tahun silam

Perempuan itu terus menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong, entah apa yang mengganggu pikirannya malam ini sehingga ia enggan untuk memejamkan matanya. Denting jam terus mengisi ruangan itu seakan sedang bernyanyi untuknya malam ini.

Athalia menoleh ke kiri, Akshaya sudah terlelap sejak tiga jam lalu.

" Parr.." panggil lirih Athalia

".." Namun tak ada balasan dari Akshaya

" Parr"

Tak kunjung ada sahutan. Akshaya tak sama sekali terbangun oleh panggilan lirih dari Athalia.

Athalia mengambil ponsel diatas nakas lalu ia membuka aplikasi Instagram. Perempuan itu memilih menunggu ngantuk dengan bermain ponsel.

Namun wajah Athalia yang sedari tadi datar itu kini tampak tersenyum-senyum saat ia menatap ponselnya. Layar itu bukan menunjukan sebuah video lucu yang sedang ditonton namun sebuah room chat.

Sepuluh menit setelah perempuan itu nampak saling berbalas chat dengan seseroang. Layar ponselnya menunjukan panggilan masuk dari seseorang. Athalia melirik Akshaya sekilas. Ia perlahan turun dari kasur dan mengendap-endap menuju keluar kamar.

Athalia menjawab panggilan telpon itu.

" Ngipa ke halaman belakang dulu" ucap perempuan itu sambil melangkah menuju halaman belakang rumah Akshaya

AKSATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang