17. On Procces...

131 14 0
                                    


"Tunggu sebentar kak, apa maksud kakak dengan Pey menghilang begitu saja?"

"Kemungkinan besar sih dia ke dunia quantum karena terakhir kali si badak melihat dia, Peyleng itu sedang terbang dengan wujud kecilnya di dalam penjara."

"Jadi dia kabur ke dunia quantum demi membebaskan diri dari kurungan itu?! Bukankah itu lebih membahayakan dirinya dan lebih membuat repot para hero lainnya?!"

"Entah antara dia emang punya ego dan harga diri tinggi, terlalu merasa bersalah karena ikut membawa Rynn dalam masalah, atau murni dia bodoh."

"Kurasa lebih yang terlalu merasa bersalah dan murni bodoh sih. Karena kalau Marvel aja bisa selamatin Febri, yang notabene berukuran manusia normal dari penjara kalian, bukannya lebih gampang buat selamatin dia?! Hah... Aku punya firasat nantinya Stark bakal ngerepotin kami deh."

"Semoga aja nggak dalam waktu dekat."

"Semoga. Aku ga ingin rencana ekspedisi kami tertunda."

"Yaudah, untuk sekarang mendingan kamu tidur. Udah malem dan bukannya besok kamu ada rencana?"

"Baiklah, met malem kak."

"Mimpi indah Novia." Dan Nova pun mematikan hp nya lalu tidur.

=====

"Seriusan ini Gum? Kita bakal dapet 10 platinum diluar biaya pembangunan space station?!"

"Serius. Tanya aja ke Nova kalo ga percaya."

"Itu beneran bang Indra, aku juga liat email yang dikirim presiden soalnya."

"Wah kalu begini jadi semangat aku kerjanya."

=====

"Kalau boleh tau nih bang Ind, siapa aja yang bakal lu ajak ke bulan? Kan rencana kita bikin 5 roket nih?" Tanya Nova ke Indra sementara dia membangun roket.

"Ya, yang pasti satu pilot, aku, dan Kaguma. Kamu sendiri kan inginnya megang kendali disini... Palingan ajak David sama Michan mereka kalo mau."

"Siapa pilotnya? Udah nemu belum?"

"Ya udahlah, kamu juga kenal dia kok Gum."

"Siapa?" Tanya Kaguma tidak sabar.

"Tapac."

"Oh! Yang katanya dari the Warden itu kan?! Ah!!"

"Kamu kenapa Nova?!" Kaguma terdengar khawatir setelah mendengar benda jatuh dari arah Nova.

"Gapapa, cuman kaki hampir ketiban palu aja."

""Makannya hati-hati kalau kerja Nova..."" Ucap Kaguma dan Indra bersamaan.

"Iya iya." Jawab Nova diiringi dengan tawa kecil.

=====

Kaguma, Indra, Nova, Michan, dan dokter Gizan sedang mengadakan rapat di lab.

"Roket dan sistem radio udah selesai Kaguma dan Nova bangun, space station diluar sana juga udah siap pakai. Yang kurang hanya bahan bakar untuk roketnya."

"Yang kemarin kita beli itu masih kurang Michan?" Tanya Richard.

"Yang kemaren cuma cukup untuk 3 roket buat pulang pergi bang Ind. Jika dibagi 5 roket terlalu beresiko."

"Gimana nih Gum, Nov. Kalian punya ide gak?" Tanya Gizan yang terlihat sedikit lebih baik setelah menerima obat dari Megane.

Nova hanya menggelengkan kepalanya sementara Kaguma... Sepertinya dia tau sesuatu namun terlihat ragu untuk bicara.

"Ada apa Gum? Klo kamu tau sesuatu bilang aja."

"Begini Richard, aku tau siapa yang mungkin punya yang kita butuhkan, masalahnya aku ragu mereka mau jual ke kita apa kagak."

"Siapa? Jangan bilang..." Tanya Nova was-was.

"Stark Industries."

"Jujur itu susah. Dan jikalau mereka mau menjualnya pada kita, melihat sifat mereka selama ini, mereka pastinya bakal minta bagian juga dari ekspedisi kita ini." Terus terang Nova yang diakhiri dengan helaan nafas panjang.

"Aku setuju. Dan terlalu beresiko juga kalo mereka tau. Bisa aja mereka sabotase kita jika kita nolak buat bagi informasi dari ekspedisi kita."

Tepat setelah Indra menyelesaikan kalimatnya, empat orang masuk ke dalam lab. Mereka adalah David, Daazan yang merupakan teman terpercaya dokter Gizan dan Michan, Tapac yang nantinya jadi pilot utama, serta satu orang yang tak diundang.

"Kalau soal bahan bakar roket sih aku bisa bantu selundupin dari base kami. Tapi sebagai gantinya, aku ingin ikut sama kalian ke bulan." Tawar Rynn sang tamu tak terduga.



To be continued

Aku?! Hero?! Mimpi Lu! || Brutal Hero AU ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang