==================
A long time ago
==================Disebuah lab dibawah pengawasan dr.#######, terlihat seseorang sedang melakukan sebuah penelitian.
Orang itu memiliki rambut hitam yang indah serta mata yang sebiru langit terang.
Dia sangat fokus terhadap pekerjaannya, sampai-sampai mengabaikan orang yang berdiri dibelakangnya.
"Apa yang ingin lu ciptakan, Octa?" Tanya seseorang yang terlihat sedikit lebih tua darinya.
"Aku ingin menciptakan sebuah matahari buatan untuk sumber energi baru, X." Jawabnya tanpa menoleh ke orang dibelakangnya itu.
"Hah?! Lu serius?! Apa lu yakin bakal berhasil???" Reaksi orang yang disebut X itu normal, mengingat hampir gaada orang yang berpikiran untuk membuat matahari buatan untuk tujuan itu.
"Aku serius meski nggak yakin juga sih. Tapi apa salahnya mencoba? Mungkin aja aku bisa sukses seperti Stark."
Mendengar nama Stark, ekspresi X berubah aneh.
"Mimpi jangan ketinggian juga, Stark itu emang udah kaya dari leluhurnya, jadi dia punya sumber daya yang lebih dari kita. Emang kita sama-sama punya otak encer, tapi kalo gaada biaya buat dukung ya bisa apa kita?"
Dia tahu itu. Dia juga sadar, diantara dia, X, dan juga Stark, X mungkin adalah orang yang paling jenius diantara para jenius.
Namun sayangnya kejeniusannya itu terhalang karena kurangnya sumber daya lainnya yang tidak dia miliki.
Sementara Stark memiliki kekayaan turun-temurun dari leluhurnya, dia sendiri memiliki sahabatnya dibalik punggungnya yang selalu mendukungnya dan sering kali membantunya dengan masalah finansial.
Namun X? Dia tak punya apapun atau siapapun untuk mendukungnya. Dan dari yang dia tau, X tidak pernah sama sekali membicarakan soal keluarganya didepan para rekan kerjanya.
Merasakan mood dari rekan kerjanya itu menurun, dia memutuskan untuk berhenti dan mengganti topik pembicaraan.
"Dahlah, daripada mikirin itu mendingan kita cari makan yuk." Dia berdiri dari tempatnya, memasukkan semua berkas miliknya di laci dan menguncinya, lalu mulai berjalan keluar ruangan.
"Woi! Jangan tinggalin gw juga Octavius!"
"Takut banget ditinggalin kau Xayon."
"Ya mau bagaimana lagi, kalau lu hilang dari pandangan, susah banget buat dicari!"
"Kata orang yang bisa teleport dan invisible." Ucapnya dengan nada sarkas.
". . ."
Melihat X yang terdiam diapun tersenyum puas.
"Kayaknya kali ini aku menang lagi."
"Dasar Octopus...."
"Hehe..."
=================
"Hey X..."
"Ha?"
"Sebenarnya apa tujuanmu bergabung di tim ini?"
"Hmmm tujuanku ya.... Well, gw cuma pengen berguna dan ngebuat para mutan diakui sih. Kalo lu sendiri gimana?"
Octavius terdiam sejenak sebelum meraih sesuatu diatas meja kerjanya. Itu adalah potret keluarga kecilnya.
"Kau tau apa yang lucu? Sebenarnya pada awalnya aku tidak pernah berniat ataupun berpikiran bakal bergabung dengan tim ini."
Xayon yang mendengar pengakuan rekannya itu hanya bisa terdiam.
"Aku merasa diriku bukanlah orang yang tepat, merasa kemampuanku masih sangatlah kurang. Namun istriku dan sahabatku terus menyemangati ku, dan berkat dukungan mereka aku bisa mengembangkan bakatku dan diterima di tim ini."
"Jujur saja, kadang aku iri dengan rekan-rekan yang lain yang memiliki tujuan besar yang ingin mereka capai. Aku harap nantinya putraku tidak menjadi orang sepertiku, yang hanya mengikuti arus."
Melihat mata rekannya itu, Xayon merasa ada yang janggal. Tatapannya itu seolah dia tidak akan bisa bertemu dengan keluarganya dalam jangka waktu yang lama.
Xayon yang waktu itu memilih untuk mengabaikannya dan berpikir dia hanya akan pergi untuk bisnis dalam beberapa waktu.
Oh betapa naifnya Xayon, karena sebulan kemudian dia menerima kabar bahwa rekannya itu tewas dalam kecelakaan waktu berkunjung ke suatu perusahaan.
Dan setelah kepergiannya itu barulah Xayon sadar, apa maksud dari tatapannya waktu itu.
"Dia... Dia sudah sadar kalau dia... Akan mati dalam waktu dekat..."
To be continued.
Done 14 Jan 2024.
Mungkin chapter ini bakal kena revisi dimasa depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku?! Hero?! Mimpi Lu! || Brutal Hero AU ||
FanficUntuk sebagian besar orang Nova adalah gadis yang ceria dan bersahabat dengan semua orang. Entah darimana dia berasal tidak ada yang tahu, dia tidak pernah bercerita. Bahkan tidak ada seorangpun selain saudaranya yang tahu nama aslinya. Well, kecua...