Happy reading
*
*
*
"DEFEAT"
Seorang pemuda yang tampak kesal itu langsung mematikan ponselnya. Rasa kesalnya tidak hanya berasal dari kekalahan di game tersebut, melainkan juga karena sudah 30 menit lebih dia menunggu temannya.
"Mending lu telpon lagi deh, Do" ucap pemuda lainnya yang juga sama-sama menunggu kedatangan temannya itu.
"Lu aja deh yang nelpon, Lan, udah males gue"
Pemuda yang dipanggil Lan tersebut hanya mengikuti saran temannya dan langsung memulai sebuah panggilan. Sesaat setelah panggilan itu diangkat "Buruan tai, ini gue sama Aldo udah nungguin dari tadi, ini kalo lo ga nyampe dalam 5 menit, gue tinggal aja"
Belum sempat mendapat jawaban dari lawan bicaranya, panggilan tersebut langsung dimatikan oleh Ollan.
5 menit berselang, masih belum ada tanda-tanda kedatangan dari temannya tersebut. Mereka berdua memutuskan untuk meninggalkannya dan masuk ke dalam Gedung tempat mereka menunggu.
Baru berjalan beberapa meter dari pintu masuk, mereka berdua mendengar sebuah teriakan.
"Aldo, Ollan, tungguin woi"
Teriakan tersebut tentu tidak hanya merebut atensi mereka berdua, melainkan juga para tamu yang berada di lorong gedung tempat berlangsungnya sebuah pesta pernikahan itu.
Aldo dan Ollan yang dipanggil pura-pura tidak mendengar.
"Floren, anjing malu-maluin aja" bisik Aldo kepada Ollan. Ollan hanya mengangguk dan mempercepat langkahnya.
Disinilah mereka sekarang, duduk di sebuah meja tamu pernikahan dari sahabat mereka yang lain.
Pernikahan antara Cornelio dan Indah Cahya yang sederhana, tetapi memberikan kesan elegan. Pernikahan yang mengusung konsep modern dengan sentuhan nuansa tradisional.
"Akhirnya. Bapak Oniel bakal jadi bapak beneran" lontaran kalimat dari mulut Floren itu dibalas dengan kekehan kecil.
Mereka mengarahkan tatapan haru ke arah sahabatnya itu. Sahabat yang memiliki usia 2 tahun lebih tua dari mereka itu berhasil menikahi pasangannya.
Mereka juga yang menjadi saksi perjuangan seorang Oniel. Mulai dari awal Oniel dan Indah pacaran, sampai dimana pernikahan yang sudah dipersiapkan sedemikian rupa, hampir saja gagal cuma gara-gara Indah bermimpi jika Oniel selingkuh darinya.
Akhirnya tamu undangan sudah mulai sepi, hanya tinggal beberapa orang, termasuk mereka bertiga.
Oniel yang menyadari itu, langsung menghampiri ketiga sahabatnya. Tentunya setelah mendapat persetujuan dari sang kekasih.
"Makasih ya, gue pikir kalian ga bakal datang" ucap Oniel sesampainya dia di meja ketiga sahabatnya itu.
Mereka membalas ucapan Oniel itu dengan tatapan sinis. Tatapan yang seolah mengatkan 'emang kita sahabat apaan, yang ga datang saat sahabatnya menikah'. Setidaknya itulah gambaran yang ditangkap oleh Oniel dari tatapan mereka.
"Hehe santai sob, ga usah gitu bangetlah nengoknya, gue tau gue ganteng kok" tutur Oniel yang masih sempat-sempatnya bercanda.
Tapi itulah salah satu persamaan mereka berempat, tingkat percaya dirinya terlalu tinggi. Walaupun tak bisa dipungkiri, mereka berempat memang memiliki paras yang tampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH KONTRAK?
RomanceUpdate tiap Sabtu Di usia yang tidak lagi muda, seorang pemuda dituntut oleh kedua orang tuanya untuk segera menikah. Jika tidak segera menemukan pasangan, maka perusahaan miliknya akan diserahkan ke orang lain. Mampukah dia untuk menemukan pasanga...