Happy reading
*
*
*
"Saya terima nikahnya Freya Liora Gantari Binti Baskara Putra dengan maskawin tersebut dibayar tunai"
Ijab Kabul telah diucapkan. Dengan ini Floren dan Freya resmi menjadi sepasang suami istri. Para tamu undangan yang datang pun mengucapkan rasa syukur. Terutama kedua orang tua Floren, mereka sangat bahagia melihat anak bungsu mereka telah resmi menikah.
Berbeda lagi dengan sepasang suami istri tersebut, Floren dan Freya, mereka tampak biasa saja. Dengan wajah datar, mereka memberikan senyuman hanya ketika tamu undangan memberikan selamat.
Mereka merasa tidak ada yang istimewa dari pernikahan ini. Terlebih mereka hanya nikah kontrak. Jadi mereka berdua dengan sangat yakin tidak akan memiliki perasaan satu sama lain.
Disaat Floren silih berganti diselamati oleh rekan kerjanya, Freya yang berdiri disamping Floren teringat dengan sahabatnya yang tidak satu pun datang ke pernikahan ini. Dia merasa bersalah tidak memberitahukan pernikahannya ini ke kedua sahabatnya Fiony dan Aldo ataupun ke keluarga Muthe. Alias tidak ada satu pun kenalan Freya yang datang ke pernikahan ini.
"Kenapa?" tanya Floren ketika dia melihat wajah murung Freya. Freya pun menggelengkan kepalanya "Gapapa". Floren hanya membulatkan mulutnya mendengar jawaban Freya.
Hari telah berganti sore, pesta pernikahan Floren mulai semakin sepi. Hanya meninggalkan sekelompok orang yang berkumpul di meja yang sama. Mereka tak lain adalah sahabat-sahabat Floren, tapi tanpa adanya Aldo. Mereka membawa pasangannya masing-masing, kecuali Ollan yang masih setia dengan status jomblonya.
Saat Floren hendak berjalan mendekati meja sahabat-sahabatnya itu, dia dihadang oleh seseorang. Seorang laki-laki yang dia tidak harapkan kehadirannya.
"Haalooo sepupu" Tepat sekali, orang yang menghadang Floren adalah sepupu yang tidak pernah akrab dengannya. Atau mungkin tidak akan pernah akrab.
"Ga usah sok akrab" ketus Floren yang hendak meninggalkan sepupunya tersebut. Namun bahunya keburu ditahan.
"Weiitss sabar dong, Darren sepupu lo ini cuma mau ngasih ucapan selamat doang kok"
"Thanks" mendengar Floren yang masih dengan nada ketusnya membuat Darren mulai kesal. Dia pun lebih mendekat ke arah Floren.
"Istri kontrak lo cakep juga, boleh kali buat gua" bisik Darren di telinga Floren. Floren yang tak mau menanggapi ucapan Darren pun pergi dengan sengaja menabrakkan bahunya dengan bahu Darren.
Darren hanya terkekeh setelah Floren menyenggolnya. "Tunggu taggal mainnya aja, dendam ini pasti akan gue balas " gumamnya.
Floren kembali ketujuan awalnya setelah menetralkan kembali emosinya. Sesampainya Floren di meja ketiga sahabatnya dia langsung dihadiahi sebuah pertanyaan oleh Zean.
"Siapa Flo?"
Ya benar, Oniel, Ollan, Zean, Indah, dan Marsha sedari tadi melihat interaksi Floren dan Darren yang tak terlalu jauh dari meja mereka. Mereka juga melihat dengan jelas ekspresi tak suka yang Floren tunjukkan pada orang itu.
"Bukan siapa-siapa Zean" jawab Floren yang mengambil tempat duduk di samping Ollan.
"Kalo ada masalah cerita aja Flo, mana tau kita bisa bantu" ucap Oniel yang juga disetujui oleh empat orang lainnya.
"Cuma masalah lama, Niel, masalahnya juga sepele kok" balas Floren yang pastinya ucapannya tersebut bohong.
Lima orang yang menjadi lawan bicara Floren tersebut hanya mengangguk mengiyakan ucapan Floren. Toh mereka juga menyadari kebohongan Floren dan pemuda tersebut yang masih enggan untuk berbagi cerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH KONTRAK?
RomanceUpdate tiap Sabtu Di usia yang tidak lagi muda, seorang pemuda dituntut oleh kedua orang tuanya untuk segera menikah. Jika tidak segera menemukan pasangan, maka perusahaan miliknya akan diserahkan ke orang lain. Mampukah dia untuk menemukan pasanga...