Happy reading
*
*
*
"PAAGII DUNIAA"
Pagi ini Floren bangun lebih cepat dari biasanya. Dia menuruni tangga sambil berteriak dengan wajah sumringah. Menandakan dia sangat bahagia pagi ini.
"Dih, happy banget mau ninggalin rumah ini"
"Bukan begitu mamaku yang cantik nan baik yang paling manis sedunia, apakah mama tidak bangga melihat anaknya berhasil punya rumah sendiri"
"Bangga, pastinya, tapi mama juga sedih, Flo, ternyata anak-anak mama sudah dewasa semua dan sekarang mama cuma tinggal berdua doang sama papa kamu"
Tak bisa dipungkiri ucapan Adiba barusan berhasil membuat suasana hati Floren yang semula penuh suka cita ikut merasakan kesedihan. Tapi, mau tak mau Floran pasti akan melakukan hal ini juga, kebetulan waktunya saja yang lebih cepat.
"Gapapa, sayang, rumah Floren kan ga jauh-jauh banget masih di kota ini" ucap Pramana membuka suara untuk menenangkan istrinya tersebut.
Rutinitas sarapan keluarga Wijaya telah berakhir, meskipun dihinggapi suasana yang tidak mengenakkan.
"Seperti biasa, To" ucap Floran sesaat setelah memasuki ruangan kantornya.
"Ntar jam 9 kita ada meeting sama klien yang dari Jepang di Z&A Resto, lanjut jam 1 kita mau bahas terkait dengan investasi lu di perusahaan F&B, Flo, tempatnya kita yang nentuin, jadi kita di tempat yang sama aja biar ga pindah-pindah"
Penjelasan panjang lebar dari Gito tersebut hanya dibalas anggukan oleh Floren. Melihat respon dari Floren tersebut, membuat Gito ingin memukul adik angkatnya tersebut. Terbesit pikiran jahilnya untuk mengerjai Floren.
"Nih, sebelum meeting lu kerjain ini" ujar Gito sambil meletakkan tumpukan dokumen di meja Floren.
"Lah bukannya ini tugas lu"
"Papa yang nyuruh buat lu yang ngerjain ini"
"Alah pasti ini akal-akalan lu doang"
Gito hanya terkekeh mendengar tebakan Floren tersebut. Meskipun sudah tahu yang sebenarnya, Floren tetap mengerjakan apa yang disuruh Gito. Itung-itung isi waktu kosong sama bantu abang angkatnya yang memang memiliki lebih banyak tugas daripada dirinya.
"Thank you so much, Ms. Minatozaki, I hope our partnership goes well" ucap Floren setelah mereka menyetujui kerja sama untuk membangun pusat hiburan. Uluran tangan Floren disambut oleh wanita Jepang tersebut dengan antusias.
"Me, too, Mr. Wijaya. I hope we can collaborate again in the future"
Setelah itu, wanita Jepang yang bernama Minatozaki itu pergi meninggalkan restoran dengan asistennya. Sepeninggalan MInatozaki, Floren sedikit bernafas lega karena berbicara dalam Bahasa inggris sedikit menguras otaknya.
Seperti pada jadwal yang telah dipaparkan oleh Gito, Floren disini tetap menunggu pemilik perusahaan tempat dia akan berinvestasi, tentunya masih ditemani oleh Gito, bahkan Gito lebih bersemangat ketimbang pertemuan tadi.
Pasca menunggu sedikit lama, akhirnya orang yang mereka tunggu datang juga. Satu wanita dan dua orang laki-laki langsung menuju ke meja Floren dan Gito
"Lah cewek lagi?" pikir Floren ketika melihat kelompok tersebut yang memimpin di depan adalah si wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH KONTRAK?
RomanceUpdate tiap Sabtu Di usia yang tidak lagi muda, seorang pemuda dituntut oleh kedua orang tuanya untuk segera menikah. Jika tidak segera menemukan pasangan, maka perusahaan miliknya akan diserahkan ke orang lain. Mampukah dia untuk menemukan pasanga...