Kontrak 11 : Titik Terang

422 50 4
                                    

Happy Reading

*

*

*

Pagi ini, Freya tengah berada di jalan menuju minimarket tempat dia bekerja. Dia menyesali dirinya yang bangun kesiangan. Akibatnya dia harus berjalan kaki di pagi hari dimana matahri sudah mulai tinggi, terlebih cuaca yang cerah benar-benar membuat matahari terasa terik.

Meskipun begitu, tidak ada lagi kata mengeluh di diri Freya, dia merasa sudah terlalu banyak menerima bantuan orang lain setelah kepergian orang tuanya. Bahkan sampai saat ini, bos tempat dia bekerja alias orang tua Muthe terkadang memberikan gaji lebih untuk Freya.

Freya memiliki ambisi mengikuti jejak ayahnya yang berhasil mendirikan perusahaan. Dia tahu ini sangat mustahil, terlebih dia juga harus membayar utang yang ditinggalkan orang tuanya. Beruntung sampai saat ini, para penagih utang tidak pernah menemuinya sehingga Freya tetap mempertahankan ambisinya itu.

Namun, jika suatu saat nanti utangnya itu ditagih, mau tidak mau dia harus merelakan tabungan dan ambisinya itu. Setidaknya biarkan dia mempertahankan ambisinya sampai waktu itu tiba.




"Nih, Fre" Muthe datang ke meja kasir dengan menyodorkan es krim kepada Freya.

"Eh, thanks, Muth, dalam rangka apa nih?"

"Emang kamu ga kepanasan?"

"Panas sih"

Memang minimarket ini memiliki pendingin ruangan, tapi beberapa sudah tidak bekerja secara optimal. Alhasil panasnya matahari masih terasa sampi ke dalam.

"Ga usah bayar" ucap Muthe saat melihat Freya yang hendak mengeluarkan uang dari sakunya. Freya hanya tertawa kecil menanggapi ucapan Muthe.

Freya benar-benar beruntung dikelilingi oleh orang-orang yang sangat baik kepadanya. Hal itu jugalah yang menjadi salah satu alasan Freya terus semangat bekerja. Dia ingin balas budi kepada semua orang yang telah baik kepadanya.

***

Gito mulai kesal melihat atasannya alias adik angkatnya itu yang sedari tadi hanya putar-putar di kursinya tanpa bersuara sedikit pun. Gito yang sudah jengkel pun memberhentikan kegiatan Floren itu dan mulai bersuara.

"Lo kalau ada masalah ceritalah"

Rasa kesal Gito memuncak ucapan dia barusan tidak dihiraukan oleh Floren. Karena merasa tak dianggap, Gito pun hendak keluar dari ruangan mereka.

Namun, dia kembali mengurungkan niatnya. Dia berbalik lagi ke arah meja Floren. Dengan sedikit paksaan akhirnya Floren mau menceritakan masalahnya.

Flashback On

Setelah satu bulan lebih berkenalan, Floren dan Angel semakin dekat. Akhirnya Floren merasakan benih-benih cinta tumbuh di hatinya. Terkadang kedekatan mereka layaknya sepasang kekasih, meskipun belum memiliki status alias HTS.

Tidak mau menunggu lebih lama dan tenggat waktu yang diberikan kedua oran tuanya yang tinggal satu bulan, Floren memutuskan untuk menemui kedua orang tua Angel dengan maksud menyatakan keseriusannya terhadap Angel.

Namun niat serius dari Floren itu ditolak oleh orang tua Angel, terutama dari bundanya.

"Tante sangat mengapresiasi keberanian dan keseriusan kamu, tapi kita semua tahu bahwa kalian itu berbeda. Bukan dari harta, tapi dari agama dan ras. Selain agama, mungkin alasan ras ini terdengar sedikit konyol oleh telinga kamu, tapi tante benar-benar berharap orang yang menikahi Angel nanti sama-sama dari keturunan Tionghoa"

NIKAH KONTRAK?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang