19. Akibat Perkataan Olyzia
SEMENTARA Ameena masih bermalas-malasan di atas kasur dengan tiduran tengkurap seraya memainkan smartphone, Ashraff sudah berpenampilan rapi. Memakai setelan busana berwarna khaki. Malah, sekarang laki-laki berperilaku santun tersebut sedang membantu Bu Tsania untuk menata meja makan. Di depan kompleks, tukang sayur terdengar berisik selama sedang melewati rumah mereka. Memiliki kebutuhan harian membuat Bu Tsania memutuskan untuk meninggalkan Ashraff sebentar. Akan menyerbu tukang sayur barusan untuk berbelanja.
Pada beberapa menit kemudian, Ameena sudah keluar kamar dengan tampilan awut-awutan dan masih mengenakan busana semalam. Di ruang makan, Ameena malah langsung duduk secara ngasal untuk kemudian mencomot makanan.
Melangkah dari arah dapur dengan tangan sebelah kanan membawa sebuah teko berisi cairan bening untuk dikonsumsi, keberadaan Ameena sungguh mengejutkan Ashraff. Aksi Ameena lantas ditegur Ashraff dengan mantap.
"Astaga, Am," ucap Ashraff dengan sekalian memindahkan teko dari tangan kanan ke atas meja.
"Mandi dulu sana. Atau, ...."
"Minimal cuci muka, kek."
Mendadak budek untuk menyikapi omelan Ashraff, Ameena mengirimkan lirikan sinis dan berucap, "Apaan, sih, Shraff, suka-suka aku, dong."
Ameena sudah balik menyantap sarapan dari hasil buatan tangan Bu Tsania dengan lahap. Di dalam kamus hidup Ameena, menghiraukan Ashraff masih belum terlalu eksis mengingat Ameena tidak memiliki motivasi untuk menghargai Ashraff.
Menatap Ameena dengan heran, lidah dan mulut Ashraff bergerak bersama untuk membantu Ashraff berkomentar, "Tapi, apakah kamu ngga malu ... keluar dengan rambut berdiri seperti singa?"
Meski kondisi rambut Ameena sedang acak-acakan, Ameena tidak terlalu mempermasalahkan. Malah sebatas disentuh sekilas. "Aku ngga memiliki alasan untuk merasa malu. Aku 'kan ngga sedang menjamu Jung Hae In atau Kim Seon Ho," kata Ameena dengan enteng sebelum meneruskan untuk mencicil sarapan.
"Iya, deh. Iya," kata Ashraff untuk mengibarkan bendera tanda menyerah. Memilih duduk, bisa dipastikan Ashraff memang menolak untuk membangun turbulensi dengan Ameena. "Di depanku, kamu emang ngga harus menjaga image-mu."
Atas inisiatif sendiri, Ashraff menuangkan minuman untuk Ameena. Menerima minuman tidak berwarna dari Ashraff dan meneguk dengan takaran cukup, kepala Ameena beralih digerakkan ke sana-sini. Apakah Ameena sedang mencari seseorang? Yah.
"Ibu ke mana? Kok tumben banget ngga kelihatan?"
Yang habis ditanya malah tidak langsung menyahut. Tapi? Asyik melengkungkan bibir. Menatap Ashraff dengan durasi termasuk lama, Ameena tidak digubris dengan layak hingga tidak tahan untuk menendang salah satu betis Ashraff dan berseru dengan kesal, "Iiih, Ashraff, ditanya serius malah senyum-senyum sendiri."
Mulut Ameena merapat dengan ketat. Alih-alih bisa mengobati kekesalan Ameena, Ashraff malah semakin memperparah kebobrokan dari suasana hati Ameena dengan bicara secara serampangan. "Aku lagi seneng karena kamu udah mulai memedulikan Ibu."
"Aku ngga memedulikan Ibu."
Perkataan Ashraff bergegas disangkal Ameena. Menurut Ameena, laki-laki berkacamata berbingkai hitam tersebut sudah terlampau halu. "Aku tuh nyari Ibu untuk nanyain sesuatu. Pasti Ibu udah ngumpetin charger handphone-ku. Aku udah nyari ke mana-mana, loh. Tapi, sampai sekarang belum ketemu. Aku masih inget banget, Shraff, kemarin aku ninggalin charger handphone-ku di ruang televisi," ucap Ameena dengan mulut disetel khusus untuk nyinyir.
"Astaghfirullah, Am."
Karena Ashraff habis dikecewakan dan dijengkelkan Ameena, Ashraff lantas beristighfar dengan kedua pupil mata berubah melebar. Memandang Ameena dengan teguh untuk mengungkapkan ketidakterimaan. "Maksudmu suuzon begini tuh apa sih, Am? Apakah kamu kepengen aku berantem sama ibuku sendiri? Aku sangat mempercayai Ibu, Am. Mengadu domba kami malah akan bikin kamu lelah sendiri karena usahamu ngga bakalan mempan untukku."
KAMU SEDANG MEMBACA
AMEENA: Tentang Kehormatan yang Harus Dikembalikan
Romance"Yang membuatku menjadi murahan begini, bukankah kamu?" (AMEENA) "Maafin aku, Am. Aku bener-bener nyesel." (ASHRAFF) *** Ketika SMA, Ashraff dan Ameena saling bersaing untuk meraih rangking satu. Di belakang Ameena, Ashraff menyuruh sosok ratu sekol...