Part 2

77 15 0
                                    

Taehyung terus tersenyum di sepanjang lorong menuju ruangan nya, ruangan yang di khususkan untuk nya di tempatkan pada bagian terdalam. Bahkan tak ada orang yang bisa masuk se enak hati kedalam area milik taehyung. Tak ada yang menyimpan pertanyaan curiga pada taehyung. Siapapun bisa melakukan hal itu jika ia yang mempunyai perusahaan dan kuasa.

"Ruangan mu ini sangat mencekam, apa kau tak ingin mengganti nya dengan cat yang cerah? Warna hitam dengan hijau ini terlihat kuno dan mengerikan ku rasa."

Ucap Hanbin sang wakil direktur itu, namun taehyung hanya tersenyum sambil duduk di kursi nya.

"Hal kuno memang sudah dari dulu menjadi panutan ku Hanbin, aku lebih suka warna ini."

"Apa tidak sekalian kau mewarnai ruangan mu dengan warna merah agar semakin terlihat seram dan mencekam?"

Kekehan tawa itu terdengar sedikit menggema karena mengingat ruangan itu besar yang hanya ada Taeyung dan Hanbin di dalam nya .

"Aku sudah bosan melihat warna itu kau tau?"

Hanbin hanya mendelik lalu meraih kopi di atas meja Taehyung.

"Ada dua jadi aku minta satu."

Tanpa menunggu jawaban Hanbin langsung meneguk kopi itu.

"Kopi khusus buat mu ini memang sangat enak, beda jika Minho yang membuat nya."

"Kenapa kau makin berani padaku hanbin-ah?"

Taehyung menatap Hanbin dengan tatapan dingin nya, yang langsung di sadari Hanbin.

"Ey kan kau tidak mungkin meminum ini semua, kalau kau marah aku akan mengganti nya."

Taehyung menggaruk alis nya lalu tersenyum.

"Tak perlu lagi pula kopi ini hanya bisa di pesan oleh ku."

Setelah perkataan itu Taehyung memberi kode agar Hanbin dengan secepatnya keluar dari sana. Sepanjang perjalanan nya menuju ruangan kerja, Hanbin terus berpikir sesuatu yang mengganjal nya selama ini.

"Apa aku bekerja dengan seorang psikopat?"

Gumam Hanbin lalu dengan segera ia menepuk bibir nya sendiri menyadarkan.

"Jangan berpikir terlalu jauh hanbin-ah!"

Ucap nya kembali mengingatkan sambil mempercepat langkah nya.

Berita yang di suguhkan hari ini di televisi cukup membuat siapapun bergidik ngeri, kasus tentang penculikan dan pembunuhan sedang marak terjadi.

Minho yang sedari tadi menatap layar tv itu menganga saking serius nya, y/n yang kebetulan lewat dengan sengaja menepuk pundak Minho hingga ia sedikit memekik kaget.

"Kau harus menutup mulut mu jika kau tidak ingin lalat atau nyamuk masuk kedalam sana."

Ucap y/n sambil tertawa, Minho hanya tersenyum sambil mengacak rambut nya malu.

"Kau harus hati-hati nona, banyak sekali orang gila saat ini."

"Orang gila?"

Minho mengangguk sambil menunjuk tv.

"Orang yang tidak punya rasa kemanusiaan, dia tega menghabisi orang dengan cara yang keji."

Y/n juga kali ini mengalihkan fokusnya pada berita itu, lalu ia teringat sahabat nya yang sudah lama tak bisa ia hubungi.

"Kau juga harus berhati-hati pada taehyung, dia memang terlihat waras tapi aku curiga pada nya."

"Kenapa? Kau tidak boleh seperti itu minho-aa."

"Nona dia terlalu berani pada mu, dia juga se enaknya pada mu jadi kau harus hati-hati dan sedikit menjaga jarak."

Y/n hanya tersenyum mendengar itu, ia lalu menepuk pundak Minho dan pergi.

"Minho terlalu gegabah mengatakan hal itu padaku, aku juga sedikit merasa terganggu tapi sebelum dia melakukan hal yang lain aku akan memaklumi nya."

Tanpa y/n sadari perkataan nya itu terdengar oleh orang lain, orang yang sedang mengawasi nya dengan kamera pengintai di bawah meja nya. Ia mengepalkan tangan saat mendengar perkataan y/n tadi kemudian ide buruk muncul di kepala nya di iringi dengan senyum sinis nya.






































Tbc...

Butterfly In The Dark  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang