Chapter 09

1.8K 211 54
                                    

Kegiatan Aalisha berdoa di kuil dalam kastil Eidothea tidak pernah dia tinggalkan, setidaknya dalam seminggu dia harus berkunjung ke kuil ini meskipun sekadar berkata maaf karena sering mengumpat atau berpikiran hendak mati cepat. Sungguh Aalisha bukanlah manusia yang spiritualis atau religius, dia hanya merasa perlu untuk menemui para Dewa lalu menempelkan kedua tangannya dan berdoa meskipun tak ada doa-doanya yang benar-benar terkabulkan.

"Yang Mulia Aalisha!" teriak Elijah muncul dari taman kemudian duduk tepat di samping Aalisha. "Pagi sekali Anda."

"Kurasa hari ini akan terik matahari, jadi aku ke kuil sekarang, malas jika agak siang," balas Aalisha selesai mengikat benang merah lalu mengenakan gelang merah di tangan kanannya. "Lagi pula nanti aku harus menemui profesor Madeleine."

"Begitu, baguslah Anda berkunjung! Aku senang sekali! Oh ya sekitar dua hari lalu tuan muda Athreus berkunjung kemari juga terus dia memberiku cokelat yang enak sekali!" jelasnya dengan perasaan menggebu-gebu.

"Sebenarnya aku tak tanya dan tak peduli." Sungguh jawaban Aalisha ibarat anak panah yang menohok tepat ke dada Elijah. Kini Orly itu membuat wajah sedih, cemberut, pipi menggembung, dan bibir agak maju.

Elijah itu seperti anak kecil, tingkahnya juga. Tingginya bahkan hampir setara dengan Aalisha. Meskipun umurnya sudah tua, Elijah memiliki wajah yang cukup tampan dan imut terutama pipinya yang suka memerah jika dia sedang malu. Rambutnya blonde serta ia sering mengenakan pakaian bangsawan. Elijah adalah Orly yang diperintahkan profesor Eugenius menjaga kuil dan membantu para pengunjung yang hendak berdoa karena Elijah memang suka di kuil.

Aalisha berujar, "hei, kenapa kau malah sedih? Aku benar tak peduli pada lelaki itu."

"Habisnya Anda berkata seperti tadi! Padahal aku mau cerita panjang lebar pada Anda!" sahut Elijah

Alasan mengapa Aalisha bisa mengobrol dengan Elijah semudah ini karena Elijah adalah salah satu dari mereka yang di antaranya adalah profesor Eugenius dan master Arthur yang ternyata mengetahui identitas Aalisha lebih dulu. Ya, pertemuan pertamanya dengan Elijah, sebenarnya Orly itu sudah tahu bahwa Aalisha keturunan De Lune, tetapi Elijah sengaja merahasiakannya. Cerdas sekali Orly itu karena bisa membaca situasi.

Bagaimana bisa Elijah tahu jika Aalisha adalah De Lune. Itulah yang Aalisha tanyakan, lalu tahu apa jawaban dari Elijah? Orly itu berujar, "karena ketika melihat Anda, aku menemukan kemiripan Anda dengan kakak Anda, Yang Mulia Aldrich De Lune."

"Benarkah?" Jawab Aalisha pada hari itu. "Dari segi apa kemiripan antara diriku dengan Aldrich? Wajah, manik mata, hidung, suara, atau sifat."

"Sayangnya semua yang Anda sebutkan salah, terlebih sifat, bertentangan sekali. Anda sangat kasar sedangkan tuan Aldrich begitu lemah lembut."

"Jahat sekali kau," sahut Aalisha.

"Sungguh Yang Mulia, sifat kalian bagaikan tanah dan langit. Meskipun begitu, ketika pertama kali bertemu dengan Anda. Saya merasakan neith yang begitu menenangkan terpancar dari Anda, hampir mirip tuan Aldrich, apakah karena kalian berdua adalah saudara? Lalu ketika Anda tersenyum meski senyum kecil saja, sesaat bisa kulihat senyum tuan Aldrich. Mungkin itulah yang membuatku paham jika Anda adalah adiknya."

Aalisha terdiam. Dia juga baru tahu kalau Aldrich sering berkunjung ke kuil ini karena inilah dia begitu akrab dengan Elijah. "Alasannya, bukan karena kakak bercerita padamu tentangku?"

"Tidak Yang Mulia, tuan Aldrich tak pernah bercerita tentang Anda."

"Begitu, baguslah dia tak bercerita ke banyak orang."

Senyuman Elijah terukir. "Meskipun begitu, ketika berdoa, tuan Aldrich sangat khusyuk. Pernah sekali kubertanya, siapakah nama yang paling sering disebut oleh tuan Aldrich dalam doanya sehingga dia begitu rajin mengunjungi kuil. Tuan Aldrich lalu berujar; seseorang yang sangat berharga dan kucintai, aku selalu berdoa pada Dewa agar dia dilindungi, bisa mencapai mimpinya, dan selalu bahagia. Kurasa seseorang yang dimaksudkan itu adalah Anda, Yang Mulia Aalisha."

Book II: The Arcanum of AalishaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang