Chapter 18

1.3K 232 306
                                    

|| Beri 50 vote dan 250 komentar. Jika berhasil mencapai target akan langsung update lagi.

|| Chapter ini sedikit sensitif karena membahas cat-calling dan pemerkosaan terhadap perempuan. Mohon Arcaners untuk bijak membaca^^ Ada spesial Afterword di chapter ini.

Bisa Aalisha tebak jika kini seluruh sekolah membicarakan dirinya dan ketiga Majestic Families. Siapa juga yang takkan bergosip tentang mereka terlebih di hari dan waktu yang sama, keempatnya pingsan ketika kelas ramalan dan tak sadarkan diri selama berjam-jam. Para murid saat kejadian itu sangat heboh terutama yang berada di tempat kejadian; memanggil para orly, tenaga medis, keempat Majestic Families dilarikan ke rumah sakit. Bahkan murid-murid lain yang tidak ada di tempat kejadian, rela berdesak-desakan di sekitar ruangan perawatan hanya untuk melihat apakah benar keempat Majestic Families ambruk bersamaan. Media jurnalistik sekolah juga langsung turun lapangan untuk mewawancarai para murid yang ada di tempat kejadian serta bertanya pada dokter dan perawat mengenai alasan mengapa keempat Majestic Families tersebut ambruk tiba-tiba seolah-olah terkena serangan jantung dadakan. Semua kehebohan para murid sirna ketika master Arthur dan profesor Rosemary datang ke ruangan perawatan dan berteriak; semua murid bubar karena takut.

Kini mengabaikan tatapan dan bisikan para murid, Aalisha melangkah ke asramanya sebelum jam pelajaran pertama dimulai pada pukul delapan, ia juga harus sarapan pagi, ia enggan absen untuk kelas kali ini, terlebih yang mengajar adalah Arthur. Melewati para murid, wajahnya tetap tenang, ia gunakan topeng ketidakpedulian yang menyangkal keributan di Akademi ini.

Saat Aalisha memasuki asramanya, hal pertama yang menyambutnya adalah pemandangan Anila Andromeda dan Mylo Cressida serta Frisca dan Gilbert. Namun, yang paling kentara adalah ekspresi Anila dan Mylo, dipenuhi kekhawatiran yang tulus. Suara mereka mencapai telinga Aalisha, sebuah simfoni halus yang sesaat menarik tali hatinya yang dingin.

"Akhirnya kausadar juga, aku sangat khawatir dan takut jika hal buruk menimpamu." Suara Anila terdengar seperti riak lembut yang berusaha menerobos benteng pertahanan Aalisha.

Lengan Anila melingkari tubuh halus dan kecil Aalisha, menariknya ke dalam pelukan yang membawa rasa khawatir dan kasih sayang tulus. Bisa Aalisha rasakan napas Anila yang berat seolah-olah degup jantungnya berdetak kencang karena rasa takut jika Aalisha tak kembali lagi.

"Syukurlah kau tidak terluka parah." Mylo berujar, tersenyum lembut, selembut sutra. Dia berdiri tepat di samping Aalisha dan Anila kemudian tanpa izin juga mendekap kedua gadis itu.

Suasana menjadj tegang, para murid memperhatikan interaksi mereka terutama bangsawa Majestic Families yang dikenal sebagai manusia berhati dingin. Para murid itu sengaja menghentikan aktivitas mereka seolah menahan napas untuk menunggu respons Aalisha. Tanggapan dari Aalisha memang seperti yang telah ditebak oleh mereka---dingin, tidak peduli, wajahnya tenang, dan tidak menunjukkan tanda-tanda emosi yang berputar-putar di dalam dirinya. Sesungguhnya dia menolak pelukan yang mereka tawarkan, hendak mundur secara halus, postur tubuhnya menjaga dari kerentanan dan kasih sayang. Namun di balik tabir tabahnya, sesaat dia merasakan sesuatu yang hangat menjalar ke dalam relung hatinya. Namun, lekas ia sangkal.

Maka ketika Anila dan Mylo melepaskan pelukan mereka, sikap Aalisha dengan cepat kembali ke sikap acuh tak acuh seperti biasanya, wajahnya adalah topeng yang dingin, tak tersentuh. Ia bahkan tak peduli ketika air mata hampir berlinang di manik mata tulus dan penuh kasih Anila Andromeda. Aalisha juga sama dinginnya ketika Frisca memberikan pelukan singkat yang disusul usapan halus di atas kepalanya oleh Gilbert.

"Aku baik-baik saja, kalian semua terlalu berlebihan." Kalimat yang sudah ditebak mereka semua, tetapi tak satupun mengunci kalimat menyakitkan itu ke lubuk hati mereka karena kepedulian mereka pada sosok gadis yang disembunyikan dari dunia itu sangatlah tulus.

Book II: The Arcanum of AalishaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang