Chapter 14

1.3K 220 43
                                    

|| Jangan lupa, follow, like, dan komen. Sebelum Aalisha kirim hantu Kuyang ke rumah kalian^^

Kasihan sekali kau tidak tahu bagaimana rasanya kasih sayang seorang ibu adalah kalimat yang sudah lama tidak Aalisha dengar setelah bertahun-tahun lamanya sejak kalimat itu dilontarkan oleh seseorang padanya ketika umurnya masih belia. Jika dulu, dia akan terdiam, bibirnya tetap gemetar meski ia gigit hingga berdarah, tubuhnya gemetar pula karena kesedihan dan ia akan menangis. Lalu burung-burung akan beterbangan menjauh darinya, para binatang seolah merasakan kesedihan dan amarah bercampur menjadi satu. Lalu detik selanjutnya, ia tak begitu ingat apakah dia akan mengamuk tak terkendali kemudian meratakan pepohonan dan membuat tanah menjadi cekung atau berlari pergi dan membawa luka itu terus bersamanya. Aalisha tak mau memori itu tertanam dalam dirinya jadi ia berusaha untuk melupakannya.

Kini kalimat itu terucap kembali serta begitu lantang, tetapi dia takkan marah atau menangis seperti dulu, tidak pula mengamuk meski degup jantungnya berdetak lebih cepat, aliran darahnya berdesir, ia mengatup rahangnya, tetapi tidak ia tunjukkan ekspresi apa pun. Hanya menatap Killian dengan datar, barangkali pikirannya tak ada di sana. Mengembara jauh dan mencari jawaban apakah detik ini dia harus menangis atau tertawa karena perkataan Killian tidaklah salah.

Aalisha tidak tahu bagaimana rasanya kasih sayang seorang ibu. Bahkan dia tak pernah diizinkan oleh ayahnya---maksudnya Yang Mulia Kepala Keluarga De Lune untuk mengunjungi makam ibunya apalagi mendengar suara serta merasakan sentuhan sang ibu.

Kini Aalisha bingung dan gundah, dia harus bereaksi seperti apa. Haruskah dia maju dan menghajar wajah Killian sekuat mungkin atau memenggal kepala lelaki itu dengan pedangnya? Namun, jika dia lakukan hal itu, bukankah dia termakan perkataan Killian.

Dewa, Aalisha tahu dia keturunan utama Majestic Families, tapi mengapa takdir paling kejam padanya.

Detik itu, Aalisha hanya diam. Membuat Killian tertawa kencang sampai mulutnya menganga lebar. Dia tahu jika gadis seperti Aalisha pasti punya kekurangan dan kini Killian berhasil menusuk gadis itu hingga menembusnya! Pasti sangat menyakitkan mengetahui bahwa dirinya tidak memiliki seorang ibu!

"Putri Majestic Families yang hidupnya tak pernah disayang, ayahmu terlalu sibuk dengan kekuasaannya, lalu ibumu mati sebelum kau bisa merengek. Kasihan ... bagaimana rasanya tidak mendapat kasih sayang---"

Terdengar ledakan dahsyat bersamaan pohon di belakang Killian tumbang. Detik itu, Aalisha terdiam ketika melihat wajah Killian yang seperti dihantam batu sangat besar dan berat hingga lelaki itu terempas jauh serta tubuhnya menghantam tanah sangat kuat. Darah menetes, hidungnya bengkok, wajahnya lebam biru, serta satu giginya patah, dan mata bengkak ketika puluhan tinju dilayangkan ke wajahnya. Tidak dibiarkan Killian ambruk, dari arah lain, satu tendangan keras mengenai ulu hatinya, Killian memuntahkan saliva dan darah bersamaan, lalu sebuah sihir membuatnya terlempar dan tubuhnya menghantam pohon kemudian ambruk dia dengan saliva yang masih senantiasa menetes.

"Bicara sekali lagi kau, aku benar-benar akan menghancurkanmu, dasar laki-laki bajingan! Mati saja kau dan membusuk di neraka!!!" Suara menggelegar itu berasal dari gadis yang tak peduli seragamnya jadi berantakan bahkan tadi dia melepaskan jubahnya dan ia buang ke sembarang arah.

"Kau sudah melewati batas Killian," ujar laki-laki di samping si gadis, rambut cokelat kemerahannya acak-acakan.

Killian menatap pada kedua manusia itu. "Berusaha melindungi bayi yang tak pernah disusui ibunya."

"Aku muak denganmu." Si gadis memunculkan invinirium kemudian mengeluarkan pedangnya yang kini bersinar. "Aku tak peduli kau adalah putra Marquess atau relasi keluarga Clemence karena kini aku akan jadi orang jahat dan menghabisimu di sini, sekarang juga---"

Book II: The Arcanum of AalishaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang