"Kamu penuhi kebutuhan saya di ranjang, saya penuhi kebutuhan foya-foya kamu."
"Dasar cowok sintingggg!"
•••
Dilarang pulang malam malah pulang pagi?!
Akibat kebebalannya sendiri, Steffie Gunawan dipaksa menerima keadaan ketika kedua orang tuanya m...
Jangan lupa mampir ke project lainnya 'Let's say (i love you) dan How To Be You?'
Ini part panjang banget, So Happy Reading😘
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Abee menatap Steffie dengan raut bingung. Sudah 30 menit Steffie diam, padahal tadi dia yang menyeret Abee untuk membolos di gazebo danau kampus. Katanya sih ada yang mau dia sampaikan kepada Abee, tapi hingga kini bahkan tidak ada satu patah kata keluar.
"Ini lama-lama gue ketiduran sih stef. Lu kenapa sih? emang mau bilang apa? Lama banget mikirnya."
Steffie menggigit bibir bawah, sedikit bimbang untuk menyuarakan apa yang ingin dia sampaikan.
"Be, em.. gue gak tau harus bilang gimana ke lo. Tapi Sean tau lo tidur sama temennya. Dia bilang mau ketemu lo, kira-kira lo mau gak ngobrol sama Sean?"
Ha? Kok bisa sampai Sean tau?
Ck! Pasti Steffie keceplosan. Mulut ya emang kalau gak di cium gak bungkam tu anak. Batin Abee menghela napas.
"Keceplosan kan lo? Ck! Kenapa dia mau ketemu gue? Gak terima tu cewek tidur sama gue?"
Emang dasar konpor mleduk! Abee yang sudah memperkirakan situasinya malah memberi bumbu untuk memancing Steffie.
Dan sialnya Steffie gadis yang mudah terbakar emosi, jadi dengan menggebu-gebu Steffie ceritakan semua yang terjadi pada Abee.
"Menurut lo gue wajar gak marah ke dia? Lo paham kan maksud gue be? Gini lohhh kenapa dia gak konsisten sama omonganya, kalau dia emang mau balik ke gue, harusnya dia gak ada waktu mikirin cewek lain dong."
Abee menyeringai tipis, kena lo Sean!
"Iya, lo gak salah ngerasa kayak gitu. Dia juga bego kenapa nitipin temennya ke gue yang jelas-jelas ciumin leher calon tunangannya. Tapi siapa sangka kalau cewek yang dia bawa ganas kayak gitu. Udahlah gue yang di serang, sepanjang kegiatan itu yang dia panggil cowok lain. Kurang apes apa gue stef."
Bibir Steffie melengkung ke bawah, dia merasa kasihan dan sedikit bersalah dengan apa yang menimpa Abee.
"Tapi.. lo yakin gak trauma? It's okay be kalau lo ngerasa trauma, jangan mau karena lo yang jadi korban disini."
"Harga diri gue stef, apa penting gue trauma apa enggak? Bukannya orang gak banyak yang percaya kalau gue cowok gede gaban ini korban pelecehan?"
Iya sihh.. emang, sulit di percaya lelaki bertubuh tinggi kekar seperti Abee bisa mengalami hal seperti ini. Tapi Steffie bisa tebak, kekalahan Abee bukan terletak tenaga, tapi libido yang terus di rangsang oleh Luna.